Pages

27 January, 2011

back to Lawu Mt: thousands moments on thousands meters above sea level



Mendaki gunung lewati lembah,
sungai mengalir indah ke samudra,
bersama teman bertualang...


(ost. Ninja Hatori)


     Jadiiii... sudah terrencanakan dengan -cukup- rapi pendakian ke Lawu di minggu #2 liburan saya. Saya bersama teman-teman spesial saya, Erry, Ceper, dan Wipti sudah terlalu sering nyangkem (baca: ngebacot) atau kebanyakan fafifu (baca: omong doang) setiap kali berrencana pengen naik gunung bareng, karena sebelumnya kita juga sudah -cukup- sukses menyelenggarakan kemah pantai sama teman-teman SMA lainnya. Setelah mendapatkan timing yang cucok -karena sempat tertunda pada tahun baru kemarin- akhirnya kemarin senin (24 januari 2011) kami berangkat mendaki ke Gunung Lawu! Gunung Lawu merupakan gunung yang telah lama mati dengan ketinggian -+ 3265 mdpl dan terletak di perbatasan Jateng dan Jatim, selebihnya monggo googling saja.. :P

      Cukup was-was tadinya mau pamit sama ortu kalo saya dan teman-teman bakal naik gunung pagi itu, mengingat cuaca cukup buruk, hujan lebat dan angin ganas. Meski dengan komentar was-was si Ibu, akhirnya saya diijinkan, dan saat ditanya berapa orang cewek yang akan ikut, saya menjawab 2 orang saja, tanpa saya beritahu siapa satu orang gadis selain saya, si Ibu langsung menjawab,"Hanya kamu dan Wipti saja?" Kurasa ibu saya punya bakat jadi fortune teller *abaikan* Dan kupikir beliau tak perlu mengkhawatirkan keselamatan kami diantara pria-pria semacam Erry dan Ceper hehehee ;))

- Caocus cyiinn...!! 09.30-an WIB
     Rencana sih, janjian jam 7 PAGI! Karena si Ceper bilang mau ngambil kaleng gas di kampusnya dulu di pagi harinya, jadi saya pikir pasti bakal ngaret lagian saya juga nungguin motor yang masih dibawa kakak saya, jadi jam segitu saya lagi riwueh nge-packing. Jam setengah 8 baru mau mandi. Jam 9 kurang seperempat lah, kakak saya sebenarnya sudah datang, saya masih riweuh mengeringkan rambut habis keramas, #nyantai, lagian teman-teman belum ada yang sms dan telefon sekedar memberi kabar. Tapi..saya baru ingat kalo hape saya matiin karena lagi saya charge @_@ benar saja setelah saya nyalakan, Erry menelepon menanyakan keberadaan saya, begitu tahu kalau saya masih dirumah dia misuh-misuh, karena semua sudah menunggu, tinggal saya saja yang belum hadir, ~hell yeah! Tepat Jam 9-an saya sudah ready di Nolly (toserba mini sebelah SMA 8). Ada Wipti Erry, Ceper, dan 3 orang asing lainnya, Samid (teman Ceper yang juga mau ikutan diksar Mapagama), Apri -kalo gak salah namanya- teman kuliah Ceper dan -sebut saja- Apra, teman bawaannya si Apri. Usut punya usut, si Samid ini udah janjian sama Ceper jam setengah 7, sedangkan Apri dan Apra sudah di Nolly pukul setengah 8..waakkakaka maafkan keterlambatan saya sodara =D 

- on the way to have fun!
    Saya kebagian boncengan sama si Ceper sempat kena apes, motor yang kami kendarai, yaitu Honda Supra milik ayah saya untuk kesekian kalinya bannya bocor di daerah Klaten. Oke, saya cukup lalai, hanya membawa uang 37 ribu kelebihan 2 gopek, ban tersebut perlu diganti jika masih melalui perjalanan panjang yaitu sebesar 31ribu, setelah nego dengan bapak via telepon, akhirnya saya bayar ongkos tersebut dan saya harus rela bertahan dengan uang sisa sebesar 6ribu rupiah ...-_____-... Belum cukup sampai disitu, bensin masih perlu diisi -mengingat kelalaian saya berikutnya, yang hanya mengisi bensin satu liter dari rumah- terpaksa saya harus mengutang pada Ceper terlebih dahulu ..-__-.. you're so kind, my sweety-bunny :">
     Moment-moment yang tidak mengenakkan adalah ketika motor saya -lagi-lagi- harus kena maki Erry dan teman-teman sesaat setelah memasuki gerbang wisata Tawang Mangu (FYI: cuma bayar 1000 aja loh). Motor saya tidak sekuat motor yang lainnya, yang tadinya kami jadi pembuka jalan alias leader dari perjalanan berangkat, kali ini kami harus rela berada dibarisan belakang konvoy karena motornya nggak kuat di jalan yang nanjaknya pake' banget itu.
Alhamdulillah, perjalanan lancar sampai basecamp Cemoro Kandhang, Tawang Mangu.

- eng-ing-eng! 12.30
     Kurang lebih perjalanan ditempuh dalam waktu 3 jam..tapi euphoria yang kami bawa dari Jogja hilang seketika begitu mendapati hal semacam ini...



     Oh no, juragan! Kita cuma bisa ngakak menghibur diri, Erry sudah terlihat setengah pesimis dengan mengungkapkan serentetan agenda begitu ia pulang ke Jogja hari itu juga. Apri dan Apra terlihat sibuk masuk ke basecamp dan menginterviuw si penjaga basecamp. Sedangkan yang lainnya masih bingung mau ngapain, alhasil roti tawar bawaan saya dan mayonaise milik Wipti menjadi pelampiasannya. Setelah menunggu tanpa hasil, si mas penjaga bilang kalau di basecamp satunya, yaitu bascamp Cemoro Sewu yang tidak jauh dari situ tapi sudah masuk Kabupaten Magetan, Jatim, jalur pendakiannya masih dibuka karena pengurusan menejemenya berbeda dengan basecamp Cemoro Kandhang. Euphoria kami kembali terisi penuh! Setelah membuang bergiliran menyatroni wc dan dilanjutkan menunaikan ibadah siang berjamaah kamipun langsung meluncur ke basecamp tetangga! Hellyeah!

-Basecamp Cemoro Sewu 14.00-an WIB
     Hoorayy..! Kami resmi sudah siang itu menginjakkan kaki di Jawa Timur, hehehe...basecamp Cemoro Sewu ini masuk Kab. Magetan, tapi puncak Gn Lawu-nya masuk daerah Jateng. Euphoria kami sempat terombang-ambing, begitu mendapati kalo basecamp terkunci dan kosong tanpa penjagaan. Lalu Ceper -selaku 'ayah asuh' kami- menanyakan ke warung di daerah situ tentang kondisi pendakian dan juga kepada bapak-bapak yang baru saja turun. Pada intinya sih tidak ada hal yang sangat membahayakan, asal kita niat saja sudah cukup membekali perjalanan kami. Namun Erry dan Wipti  lagi-lagi terlihat pesimis dan lebih memilih mengurungkan pendakian jika kondisi memang tidak memungkinkan. Namun melihat ada beberapa pendaki yang baru saja turun, kami cukup yakin untuk memulai pendakian meski hujan sudah mulai membasahi bumi siang itu. Well, si Apri dan Apra ternyata memutuskan untuk makansiang lebih dahulu, beli lotek di warung depan basecamp. Kita pun menunggu mereka, datanglah penjual penthol anget (bakso tusuk abal-abal) untuk kedua kalinya tadinya dia nyamperin kita di basecamp sebelumnya, saya sempat berkomentar, "Mukanya mirip Tukul," Tapi si penjual bilang kalo banyak orang bilang dia mirip Gayus (apa kata lo aja deh). Next, kami langsung cao menuju pendopo dibelakang gapura menunggu dua orang yang bersantap siang lotek itu. Begitu mereka datang, kami sempat syokk begitu tahu mereka membawa dua bungkusan lotek, ternyata mereka berniat memakannya sepanjang perjalanan, benar saja mereka makan sambil jalan menapaki jejak Erry dan Samid yang kala itu menjadi leader, sedangkan Ceper? Cukup "hero" dengan menjadi babysitter saya dan Wipti  di baris belakang (--,) Kondisi cuaca saat itu sudah hujan dan kita memutuskan untuk bermantel ria sejak awal perjalanan.  Kembali setelah sekian lama tidak naik-naik bukit, fisik ini gampang capek ditambah mental yang mudah mlempem, tapi perjalanan cukup sakses mengingat pos-pos bayangan diawal perjalanan cukup dekat. Yang bikin frustasi adalah jarak antara pos pertama dengan pos kedua, jauuuuuuhhhh beneerrrr (--,) Putus asa, hampir...Capek, sudah pasti, Geregetan, apalagi....sampe' akhirnya banyak kami temui pohon tumbang, angin kencang yang nggak santai berhembus menusuk daging yang tipis ini *abaikan* dan tubuh ini sudah basah semua deh, dan disini mulai nggak asik. eh iya untung si Ceper membawa serta si Samid, brondong yang jadi bual-bualan kami sepanjang perjalanan...:"> hehehhee

-on the way to shelter (senja menggila) 
       Well, menjelang senja, kami mulai berjalan bersama mengingat hari gelap. Karena saat itu sudah maghrib, maka kami memutuskan untuk berhenti di tengah jalan bebatuan, yang udaranya makin nggak nyantai, brrrrr.... Kami pun memutuskan untuk memasak milo hangat disitu, berkerumun dalam lindungan mantel dan senter, Erry dan si Apri? mereka tak bisa santai, sepertinya kedinginan memuyarkan segalanya.. Milo hangat tanpa gula sungguh nikmatnya kala itu disantap dengan biskuit Mari bawaan Erry ^^ Horeeee..! Perjalananpun dilanjutkan! Cukup lama menemukan shelter yang akan kami singgahi untuk bermalam, sempat menemukan satu tempat yang landai dan cocok untuk mendirikan camp namun tidak cukup aman kaerna berada dibawah pohon. Akhirnya tak jauh dari situ kami menemukan shelter, tapi sudah tergenang air tempatnya, tapi diseberangnya ada tempat yang cukup luas dan landai berdindingkan tebing yang cucok untuk didirkan tenda :DD 
Samid in action :">
Ceper, Wipti Erry

-malam terdahsyat yang pernah ada (20.00 WIB)
      ini mungkin malam paling dingin sepanjang usia saya hidup di bumi, *memang lebay tapi fakta* Tak sabar ingin segera menghangatkan tubuh ini didalam tenda. Seusai ganti baju dan menyiapkan segala peralatan tempur memasak, akhirnya kami bisa bernafas lega dan duduk tenang meski tubuh kami berjoget kesana-kemari..dingin beyudhhh dahhh fokoknya! Well, usai santap malam, kami membuka sesi curhat yang cukup nggak jelas dan wagu...dari kisah si Erry yang baru aja dapat pacar baru (selamat ya bro,), Ceper yang entah statusnya menyukai wanita/pria, tidak pernah ada yang tahu, Wipti yang selalu nggerus anytime, sampai Samid yang -katanya- sempat curhat sama si Erry kalo habis putus 4 bulan yang lalu (wkwkwkw selamat juga ya :"> hahaaha) Saya? juga dipertanyakan sejak kapan saya mulai tertarik pada pria lagi (--,) sekitar pukul 9-an kami berpisah, Wipti dan Ceper memilih satu tenda dengan Apri dan Apra, sedangkan saya satu tenda dengan si Samid dan Erry. Kondisi diluar? jangan ditanya! Suara angin udah kaya' ombak pantai selatan! Horororrr! suara seng dari shelter juga ikut bergidik, nggak santai bangetlah pokoknya. Kami selalu ketakutan jika suara angin datang dengankencangnya, takut-takut kalau tendanya terbalik (--,) Tapi alhamdulillah, tenda kokoh berdiri hingga fajar tiba :))

-next trip 9.00 am
             Setelah bangun pagi, memasak, mengoceh, saling memaki, dan berfoto-foto, kami pun langsung packing dan melanjutkan perjalanan. Cuaca cukup cerah, angin ibut sudah tidak berhembus lagi, dan juga tidak terlalu panas hawanya. Jalan menuju pos selanjutnya semakin nggak nyantai, berribu-ribu tangga batu harus kami lewati, perlu menakhlukan mental kami yang makin kendor... it feels like a hell dehhh, rasanya pengin mundur teratur dan udahan aja...tepat pukul 12.30 kami sampai di area yang cukup landai, dimana Samid dan Erry sudah menunggu kami -+ satu jam dan juga telah menyediakan kopi jahe angat dan camilan bawaan Erry..mayanlah =)) Cuaca pun kembali nggak nyantai #njegidhik lagi alias dingin banget pake' nggak karuan (-,-) Kami pun kembali berjalan, kali ini kami berhenti di sendang (kolam air), mengisi botol dan kembali berjalan menuju...PUNCAK!!! 

Samid & Erry, *njegidik (kedinginan) ya mas xD
Apra *serius lupa namanya (--,)
teuteup pose, hyuukk... ^^
-Puncak bukan segalanya 13.30-an WIB
     Kami nyasar! believe it or not..jalannya bercabang, kawasannya cukup landai, sehingga kami sempat wasting time lama disana, nggak tahu jalan menuju puncak yang mana, kabut tebal mulai turun tapi kadang unpredictable, tiba-tiba terang lagi. Akhirnya seorang bapak-bapak melintas dan memberitahu kemana kita harus pergi jika akan mencapai puncak,"Lima belas menit lagi dari sini, itu tinggal deket aja...masa' nggak muncak udah sampai sini," Sungguhpun kami bingung, antara takut cuaca keburu gelap jika kami terlambat menuruni gunung, dan teman lainnya kekeuh pengen muncak. Alhasil si Apra dan Apri pergi memuncak dan kami pun kembali memasak di gua kecil dekat sendang tadi.
      Saya baru tersadar setelah membaca quote dari Sir Edmund Hillary yang bilang,"It is not the mountain we conquer, but ourselves" Kutipan yang baru saya baca setelah pendakian ini dan bukunya sudah lama saya pinjam dari Mas Genjik. Bener juga ya..setinggi apapun gunung itu...yang akan kita takhlukan adalah diri kita, bagaimana bisa terus survive dan tidak gampang putus asa. Urusan -sampe puncak nggak jalannya-? itu nomor sekian, yang terpenting adalah bagaimana kita melatih mental kita dan yang terpenting pengalaman apa saja yang bisa kita dapat *wuuuusssssss.....
Ceper, chef handal sekalligus bapak asuh kami =)
sandwich tempe, want some? :P
this is it!tempe, telur mixed w/ mie and sausages, and soup :9 
-Whatever we've been reached, we've got those precious moments, 15.00 pm 
       Setelah si Apra dan Apri girang sampai di puncak, mereka pun kembali ke sendang dan ikut bersantap siang. Tepat pukul 3 sore kami turun. Siaaaaalnya sungguh sekali, sepatu tracking hasil pinjaman milik teman kakak saya, tidak enak dipakai saat menuruni medan, sepatunya kedodoran pake' banget...jatohnya jadi nggak enak, dan saya mulai b-e-t-e sepanjang perjalanan hingga menuju basecamp. Sepanjang perjalanan kami menemui banyak pohon yang tadinya berdiri tegak saat kami berangkat, sudah tumbang terkena angin kencang (--,) -Basecamp, here we go! 19.00 wib Selesai leha-leha dibasecamp, pukul 20.00 kami putuskan untuk capcus pulang ke Jogja, yyeeeaahhh! oh iya, kita menamakan tim kami Imbas-Imbis People yang artinya... sukar kami terjemahkan kedalam bahasa kalian hehehe :D

      Lagi-lagi ini mungkin memang lebay tapi fakta! pagi harinya setelah pulang, badan mulai nggak asik, ini memang wajar terjadi sih -katanya-, sekujur tubuh ngelu semua, jalan juga udah kaya' donald bebek, buat melangkah, jongkok, apalagi lari sakitnya minta dibelai (--,) errrgghhh..Well, mungkin ceritanya sederhana, tapi masih banyak kisah yang belum kami ulas, simpel sih, tapi berkena buat kita..pokoknya that was one of the most memorable trip! hell yeahhh! Yaah, paling tidak kalo ditanya ,"Liburan kemana?" Jawaban udah nggak basi lagi hehehe...ciaooo...


sampai jumpa di trip selanjutnya =)) 

6 comments:

  1. anjissss suka beuttt sama tulisanmu. sek tak ngakak bagian si "Apra" hahahha~! dik samit :3

    ReplyDelete
  2. thanks dear :* love u all mmmuaaaahhh =))))

    ReplyDelete
  3. eeeeaaaa ini toh yang anamnya samid :))

    ReplyDelete
  4. huwakakakak..tur jebul ono le mirip Morgan SM*SH*T yaah wkwkwk xD

    ReplyDelete
  5. demi apa kamu lupa nama temen seperjuangan mu gitu -____-"
    cieeee keren trek!!

    ReplyDelete