Pages

11 May, 2012

Saat Kebebasan Digugat Tanpa Pernah ada Dialog

alohaaaa...
                it’s been long time aku nggak nulis di jamban usang ini. Sebetulnya aku selalu menyempatkan diri buat bukak blog, cuma sekedar check updates blog yang aku follow, I think I just don’t have any idea to be written here, or I just prefer to tweet it..
              Naahh kali ini aku mau cerita soal pengalaman pertama waktu kemaren kena serbuan ormas (yang ngakunya) Islam yang sempat terjadi di diskusi Irshad Manji di Jogja.
Jadiii semua berawal dari intermeso2 yang aku denger dari temen..kalauuu: Irshad Manji mau dateng ke Jogja. Okay. I have to check it later, I said. Dia ini jadi tokoh yang cukup controversial setelah dengan lantang menyatakan bahwa dirinya adalah seorang muslimah dan lesbian, disamping pemikirannya yang juga liberal. Saat itu salah seorang teman memberitahu tentang info diskusi Irshad di CRCS UGM sehari sebelum acara. Akuuh segera sms contact person yang menggelar acara tersebut, kemudian mendapat balasan bahwa kuota sudah penuh. Okay, unlucky me. Kemudian besokannya, semept denger ada aksi pembubara di tkp. Sebelumnya aku sempat dapat tawaran ikut diskusi Irshad di lain tempat dan jam yang dirahasiakan, aku kemudian langsung ikutan.
aksi damai tolak kekerasan di Yogyakarta


                 #Naaah, soreannya, aku nonton bola Perseman vs Persiba, di Stadion Sultan Agung. Sekitar jam setengah5 aku dapet sms dari teman,  bahwa diskusi Irshad akan digelar di LKiS pukul 7 malam nanti. Kemudian setelah selesai nonton bola dan mengantar Wipti pulang ke kampus untuk mengambil motor, akuuhh langsung capcus ketempat Mas Yhanu yang rumahnya hanya berjarak satu jepretan karet dari LKiS. Pukul 7 kami berjalan kaki menuju tkp, dengan anggapan lebih mudah jika nanti terpaksa harus ada evakuasi jika ada serangan dari oknum. sempat diberitahu juga kalo soreannya beberapa orang dari Ormas Islam itu mendatangi tkp untuk memperingatkan agar acara tersebut dibubarkan. Karena acara terus digelar, hal inilah yang memicu adanya serangan dari massa MMI (Majelis Mujahidin Indonesia). Kemudian kami bertemu dengan teman kami disana dan mempersilahkan masuk. Dari luar tkp terlihat sepi dan kendaraan diletakkan di lain tempat.             
                Diskusi diadakan di pendopo bagian belakang rumah. Saat kami tiba, diskusi sudah dibuka. Para peseerta, narasumber, dan host duduk bersama di pendopo. Disana Irshad bercerita sedikit mengenai pengalaman-pengalamannya dalam memperjuangkan pilihan hidupnya. Beberapa menit kemudian penyelenggara memberikan air mineral dan makanan ringan. Ada pisang rebus, gorengan, dan kacang yang dibagikan dengan piring kaca. Tidak begitu lama dia bercerita kemudian mbak-mbak host membuka termin Tanya jawab. Sejak awal diskusi memang kondisi sudah cukup tegang, beberapa kali peserta Nampak menoleh kebelakang kearah pintu masuk. Pada termin kedua Tanya jawab tersebut, suasana mulai gaduh saat rombongan MMI datang sambil berteriak-teriak dan memecahkan kaca rumah. Saya dan teman2 kemudian panik dan saat itu tidak ada jalur evakuasi yang disarankan, beberapa orang tetap menyuruh tenang di tempat. Kemudian aku bergeas mengambil sepatu dan tempat minum. Akuuh lihat Irshad masih tetap pada posisinya. Hingga saatnya mereka mulai mengosak-asik tempat diskusi, piring ditendang, dan beberapa teman kami kena serang juga, even they  are women!!! How dare! Mereka menyisir semua sudut tempat memastikan kami bubar dan keluar. Sesampainya di ruang tamu depan sepatu akuuhh pakek, eh ketuker sebelah sepatunya. akhirnya pas udah didepan aku pakek lagi, dan massa masih berteriak2, ada yang menyerukan sebuah ayat Qur’an, memanggil2 beberapa nama penggelar acara tersebut, salahsatu nama pernah saya dengar yaitu orang yang memberikan contact person di acara CRCS UGM itu. Mereka juga mengatakan pemikiran kami salah, kafir lah. Aku lihat mereka sempat mencopot papan nama LKiS dan berseru “bubarkan LKiS”.
                     Selain masih panik, geram dan tak habis pikir dengan perilaku anarkis mereka, saya lihati mereka satu persatu. Polisi?? Don’t ask! “Polisi India” kemudian baru datang dan yang aku lihat mereka jumlahnya nggak lebih 10 orang nggak tau juga kalau lebih, *koreksi kalo akuh salah* Mereka datang dengan mobil polisi dan mengangkut teman2 kami yang terluka. Kondisi masih menegang dan beberapa peserta diskusi mulai berhamburan pulang, beberapa ada yang baru datang, dan tetap stay di tempat. Akhirnya kami memutuskan pulang karena ada teman yang harus diantar.

                  Sungguh sangat disayangkan tindak kekerasan di atas sampai terjadi di Yogyakarta, (yang katanya berhati nyaman dan istimewa). Memang, konflik horisontal terutama terkait isu-isu yang sensitif rentan terjadi di negara dengan bermacam keragaman etnis, agama, identitas, dan sebagainya. Paling tidak peristiwa tersebut dapat menjadi refleksi bagi kita smua bahwa kebebasan berpendapat dan bertukar pikiran ini masih menjadi PR bagi kita semua. Semoga damai di hati damai di bumi selalu bersama kita!


Have a nice world, all the people against violence!


"It is easy to hate and it is difficult to love. This is how the whole scheme of things works. All good things are difficult to achieve; and bad things are very easy to get." -Confucius


2 comments:

  1. hahaha nanggo sepatu ketuker barang kih -___-"

    btw, lebih menarik kalo di bikin paragraf2, lebih enak untuk dibaca :))

    ReplyDelete
    Replies
    1. ahahahhaa panik banget kui...wis koyo digruduk sikopet bak ning film2 thriller -__-

      thankyou anyway for the suggestion :)

      Delete