tag:blogger.com,1999:blog-74304964982122277132024-03-05T23:52:14.654+07:00Bed Story of Minesleep, dream, wake up, and go!TANTRI SWASTIKAhttp://www.blogger.com/profile/02965836100429829496noreply@blogger.comBlogger256125tag:blogger.com,1999:blog-7430496498212227713.post-87308505914072656652021-07-29T23:02:00.004+07:002021-07-29T23:02:29.027+07:00A Post in My 30th Birth Day🍰<p> 29 Juli 30 years ago...</p><p><br /></p><p>Age is just a number they say. Ya iya sih. Bagiku juga gitu. Sekarang kupikir-pikir, umur nggak berarti apa-apa kalau ngga ada yang berubah signifikan di hidup kita. Neither a year ago nor today, aku masih menghadapi kecemasan yang sama, bedanya mungkin jadi nambah aja karena sekarang udah ada si kecil hahahaha ya for most people, imho, being older means more burden to bear. Tapi nggak selalu juga begitu juga. Ada orang yang usianya makin tua, jadi makin chill, santuy atau nggak serius-serius amat hidupnya.</p><p>Anyway, bicara soal menjadi dewasa. Tepat di hari ini juga entah kenapa aku dicurhatin seorang teman dekat (bagiku) yang cerita soal bagaimana ia merasa belum matang secara emosi dan itu dianggap belum dewasa. Aku ngga bisa jawab banyak, karena apa yang ia alami hampir serupa denganku. Dan menurutku ngga papa juga sih, saat kita belum dewasa dan sudah bagus malah kita nyadar dan berniat mau memperbaiki / upgrade diri kita.</p><p>Jadi what's the point I would deliver is, being adult is not that easy and it's okay to admit it. Just feel it. Live your life!</p><p><br /></p><p>Happy Thursday!🍻</p>TANTRI SWASTIKAhttp://www.blogger.com/profile/02965836100429829496noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7430496498212227713.post-48827541258884500922021-06-24T23:33:00.001+07:002021-06-24T23:33:52.202+07:00Update Cerita Kehidupan: Hamil dan Melahirkan<p> Hello blog!</p><p>Tiga tahun berselang dari aku terakhir nulis di blog ini, ternyata aku sudah menjadi perempuan dengan seorang anak hahahaha What a magical life it is! </p><p>I never imagined that! Banyak hal yang ingin kutulis, berbagai perasaan overwhelmed menjadi ibu, drama kehamilan dan melahirkan and so on and so on.</p><p>Rutinitasku berubah dalam sekejap. Ada prioritas baru yang harus dijaga. Ada seorang anak yang harus kurawat dan kubesarkan dengan kasih sayang dan kesabaran hahahaha skip.</p><p>Sebenernya pengen nulisin pengalaman kemarin melalui kehamilan dengan gentle birth, yang menurutku sih gentle yaaa</p><p>tapi musti mulai dari mana ya?</p><p>Well, let's start from the scratch !</p><p><b>Kehamilan</b></p><p>Aku tahu hamil saat sudah lewat usia kandungan 7 minggu, ternyata belajar kespro ngga serta merta bikin aku bener-bener well prepared sama masa kehamilan. Diawali dari keganjilan di tubuhku yang aku coba menerka-nerka, payudara terasa nyeri tiap dibuat tidur, nggak nyaman, sering mual dan tentunya terlambat haid.</p><p>Aku sempat telat cek lab, karena menunggu reagen atau apalah dari lab milik pemerintah yang tak kunjung ada kabar. Alhasil aku tes TORCH untuk memeriksa potensi risiko di kehamilanku. Ternyata aku shock dong, begitu tau kalau ada hasil yang positif, yaitu rubella. Sempat galau, nangis dan dibawa pikiran. Akhirnya nyari alternative opinions, and long story short, berakhir juga kegalauanku. </p><p><b>Takut Perineum Robek</b></p><p>Aku mulai cari tahu, gimana mempersiapkan kehamilan, karena aku punya ketakutan besar tentang melahirkan akibat cerita pengalaman buruk si anu si itu. Akhirnya aku beli buku tentang gentle birth nya Bidan Yessi, mulai ikut yoga sendiri atau sesekali latihan bareng meski saat itu awal pandemi Covid-19, beli rekaman afirmasi positif, ndengerin audio afirmasi tiap malam menjelang tidur, bahkan aku masih nge gym hahahaha inget banget aku paksain buat ikutan peleton, sebenarnya karena alesan sayang member nya bakal nggak kepakai makanya terus ikutan kelas-kelas atau latihan sendiri, meski udah gak ikutan Body Combat.</p><p>Sempet pengen ikut pijet perineum hahaha tapi belum jadi. Karena aku pengen punya perineum utuh saat lahiran, biar nggak drama sakitnya. Meski at the end, it was not that bad, at all!</p><p><b>Akhirnya, yang ditunggu pun tiba.</b></p><p>Menjelang kelahiran, aku mencari doula, orang yang bakal bantuin aku lahiran, mendampingin lebih tepatnya. Karena aku tidak didampingi suamiku (kami LDM) dan aku butuh orang yang betul-betul bisa membantuku melalui ini dengan profesional (apansih). Singkat cerita, aku ketemu doula ku harusnya ada 1-2 kali pertemuan sebelum Due date, tapi karena lahiranku tiba duluan sebelum kami bertemu jadilah kami baru bertemu di kamar inap. Tapi kita udah ketemu sih, di kelas online buat bahas persiapan kelahiran yang mana aku juga udah ikutan kelas private. Aku inget banget nanyain soal KPD atau ketuban pecah dini, gimana cara ngadepinnya dan seperti apa tandanya. Beneran dong, aku ngalamin KPD besokannya. </p><p><b>Nggak tahu rasanya kontraksi</b></p><p>Kata orang ini sakit banget. Tapi aku nggak tahu kayak apa tandanya, maksudnya kalau nggak ngerasain langsung mana tau kan? Meski secara teori kubaca berkali-kali, kalau tanda-tandanya demikian demikian. Menurutku sakitnya kayak mules orang lagi menstruasi, belakangan kontraksi yang lebih nggak nyaman itu kalau kita lagi mules kayak kebelet boker. Nggak enak banget kan?<br />Tapi kalau di gentle birth, itu adalah gelombang cinta. Pertanda buah hati mau lahir. Malam hari aku udah ngilu kesakitan tapi masih bisa ditahan, buat rebahan dan glundang glundung, jam 2 pagi aku kebangun karena gempa. Jam 5 pagi kebangun tiba-tiba karena ngerasa ada yang nggak beres dan beneran langsung air mengucur dari vagina begitu aku berdiri. Kutahan ga bisa dong, air terus ngalir. Wah beneran nih, udah rembes ketubannya. Tapi kok nggak berenti? Yah, jangan-jangan ketubannya pecah duluan, padahal belum bukaan. Singkat cerita, aku ke rumah sakit nunggu habis subuh dan ketemu orang tuaku di RS. Oiya aku udah menginap di rumah mertua sejak masa kehamilan akhir, karena rumah mertua dekat dengan RS aku kontrol. Kalau KPD udah nggak bisa tuh goyan-goyang, jalan-jalan atau gerakin panggul. Karena harus bed rest agar cairan ketuban nggak habis sebelum adik lahir. Akhirnya aku bed rest sambil menikmati gelombang pacuan. Aku di pacu dari jam 10 pagi, kemudian jam 4 sore, lalu jam 10 malam. Dari awalnya bukaan satu sempit jadi cuma bukaan 1 longgar di jam 10 malam. Panik dong? Panik lah! </p><p><b>Gimana sih lahiran nggak didampingin ibu sendiri dan malah orang yang baru pertama ketemu, alias doula?</b></p><p>Aku ditemani adik ayah, yang udah pengalaman melahirkan lima kali. Karena emang masih muda dan available maka bulik bisa nemenin aku di RS. Oiya karena faktor usia dan kenyamanan kamar inap, ibuku tidak kuminta dampingi dan memang tidak akan banyak membantu hahahaha... Doula baru dateng jam 10 sata aku dipacu dengan obat ketiga. Sebelum datang aku telponan sama suami, kita nyanyi-nyanyi lagu favoritku, lagu-lagunya Bob Marley sambil menunggu doula dan buat mengalihkan rasa nggak nyaman. Akhirnya begitu doula dateng, aku mulai dipijat, biar rada enakan. Meskipun pada akhirnya aku memilih melaluinya 'sendiri' saja. Doula aku suruh diam, hahahaha dan duduk saja. Aku coba merem sambil atur nafas dan visualisasi. </p><p>Lama kelamaan aku mengganti posisi rukuk seperti shalat sampai akhirnya terasa pengen pup dan saat di VT (vaginal touch) udah bukaan 9. Dibawalah aku di kamar bersalin. Doula membantuku sekali melewati proses ini, mengingatkan apa yang bisa dilakukan agar mempermudah semua proses. Bahkan sempat video call suami untuk menyaksikan aku bersalin. Akhirnya jam 2 pagi anakku lahir yaaaay!</p><p>Berat 3,050 kg, lahir di hari pertamaku cuti. Semua sesuai afirmasi hahahaha.</p><p>Habis lahiran kami nunggu beberapa saat dengan ngobrol sama bulik dan doula. </p><p>Di situ doula menegaskan kalau apa yang kulalui tidak seburukku yang kukira, tadinya aku sempat kapok sama rasa kontraksi yang kualami. Tapi dia sendiri yang menyaksikan bagaimana aku handle itu semua, dan dia bilang tidak ada yang traumatik, seharusnya, bagiku. #imho</p><p>Oiya saat dijahit perineumku, doula sangat membantuku dengan menenangkan dan mengalihkan fokusku agar tetap tenang. </p><p>Kurasa makin kesini, gentle birth membuktikan kalau lahiran itu nggak bikin kapok sih hehehehe</p>TANTRI SWASTIKAhttp://www.blogger.com/profile/02965836100429829496noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7430496498212227713.post-74782503636998509082018-06-17T23:00:00.002+07:002018-06-17T23:00:37.620+07:00NEWSHello..<br />
<br />
Udah lama banget yak aku gak nulis di blog ini. Banyak hal sudah terjadi di dalam hidupku sejak aku post tulisan terakhir di blog (tahun lalu). Telah banyak peristiwa, kabar baik dan hal-hal penting lain yang terjadi di dalam hidupku.<br />
<br />
<br />
<ol>
<li>Aku sudah mengundurkan diri dari pekerjaan <i>full time </i>pertamaku sejak Bulan Februari 2017.</li>
<li>Aku kembali diterima bekerja purna waktu di Bulan Oktober 2017.</li>
<li>Di Bulan Mei 2018 aku (akhirnya) menikah, satu hal yang masih bisa belum kupercaya sampai saat ini wkwkwk</li>
<li>Ayahku pensiun baru saja di Minggu ketiga Bulan Mei 2018. Ini artinya kedua orangtuaku sudah pensiun semua dan sehari-hari akan banyak menghabiskan waktu di rumah.</li>
<li>Satu persatu teman dekatku menikah dan mulai meninggalkan Jogjakarta.</li>
<li>Right after aku resigned, aku akhirnya pergi juga ke Lombok (finally!), sebuah tempat yang kuidamkan untuk berlibur meski saat itu tujuanku adalah untuk mengunjungi sanak famili.</li>
</ol>
<br />
<br />
<br />
Well, people come and go after all, life changes. C'est La Vie~<br />
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhxl4-aIP_xzTmrcdy5nvJQ7-c5uu1lZ8XvwR6wbjrI4vAhR2ASLk5YBaruz0Z0DjaMqz8NYuyzChsrDTCoYbxMVhcVrKTDghKczCoEJwItD1qzGyaQJ2v8BceBZR76DFVVR05vVxBNmgg/s1600/WhatsApp+Image+2018-06-17+at+22.52.46.jpeg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="960" data-original-width="1280" height="240" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhxl4-aIP_xzTmrcdy5nvJQ7-c5uu1lZ8XvwR6wbjrI4vAhR2ASLk5YBaruz0Z0DjaMqz8NYuyzChsrDTCoYbxMVhcVrKTDghKczCoEJwItD1qzGyaQJ2v8BceBZR76DFVVR05vVxBNmgg/s320/WhatsApp+Image+2018-06-17+at+22.52.46.jpeg" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Fotoku tadi sore (17/6) di Dermaga Kereng Bangkirai, Palangkaraya, Kalimantan Tengah</td></tr>
</tbody></table>
<br />
<br />
<br />
<br />TANTRI SWASTIKAhttp://www.blogger.com/profile/02965836100429829496noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7430496498212227713.post-33862713706172945492017-09-07T22:32:00.000+07:002017-09-09T14:25:33.789+07:00Mentabukan Menstruasi<h3>
India girl kills herself over 'menstruation shaming'</h3>
<i>31 August 2017, India</i><br />
<i><br /></i>
<i>A 12-year-old schoolgirl from southern India has killed herself after a teacher allegedly humiliated her over a blood stain from menstruation.</i><br />
<i>In a suicide note, she accused the teacher of "torturing" her.</i><br />
<i>Although the girl did not mention period shaming in her letter, the mother says her daughter was asked to leave the class because of the stain.</i><br />
<i>Menstruation is taboo in parts of rural India. Women are traditionally believed to be impure during their periods.</i><br />
<i>Police say they have registered a case of suicide and are investigating. The incident took place early on Sunday in Tirunelveli district in the state of Tamil Nadu.</i><br />
<i>"I do not know why my teacher is making complaints against me. I still can't understand why they are harassing and torturing me like this," the student said in her suicide note.</i><br />
<i>It began: "Amma [mother], please forgive me."</i><br />
<i>Her mother accused the teacher of having beaten her daughter in the past for not doing her homework.</i><br />
<i>''My daughter got her periods while she was in school last Saturday," her mother told BBC Tamil. "When she informed the teacher, she was given a duster cloth to use as a pad.</i><br />
<i>"The teacher made my daughter stand outside the class. How can a 12-year-old withstand such humiliation?" she asked.</i><br />
<i>The girl killed herself a day later.</i><br />
<i>The school told the BBC it was co-operating with police.</i><br />
<i><br /></i>
<i>Sumber: http://www.bbc.com/news/world-asia-india-41107982</i><br />
<br />
<br />
Hallo semua!<br />
Berita memilukan datang dari seorang gadis berusia 12 tahun dari India Selatan yang mengakhiri hidupnya setelah dipermalukan oleh seorang guru saat ia menstruasi. Gadis itu adalah adik, teman, anak dan saudari kita. Gadis itu adalah kita.<br />
Siapa yang mendengar berita tersebut sudah pasti akan marah, kesal, jengkel dan tidak habis pikir, seperti aku. Aku tahu betul rasanya mendapat perlakuan serupa di usia-usia tersebut.<br />
<br />
.<br />
.<br />
.<br />
<br />
Aku termasuk diantara mereka yang mengalami menstruasi di usia lebih awal, yakni sepuluh tahun. Aku adalah salah seorang diantara anak perempuan yang tidak mendapatkan informasi soal pubertas; apa yang harus dilakukan dan bagaimana menghadapi masa-masa pubertas. Segala informasi seakan datang terlambat padaku.<br />
Hal ini membuatku ‘salah’ memperlakukan tubuhku sehingga aku tidak pernah nyaman saat menstruasi tiba, misalnya. Hal ini jauh berbeda ketika aku sudah dewasa.<br />
Aku risih menggunakan pembalut, bahkan aku pernah salah memakainya. Ketidaknyamananku menggunakan pembalut menyebabkan cara berjalanku yang aneh, dan aku lebih sering duduk, membatasi gerak tubuh untuk beraktivitas sebab takut darah menstruasi menembus hingga ke celana atau rokku.<br />
Di kalangan sebayaku, menstruasi dianggap tabu, sesuatu yang kotor, memalukan bahkan mungkin menjijikkan. Aku ingat betul saat aku dan teman-teman harus berbisik-bisik atau menggunakan kata lain untuk menyebut “menstruasi”. Kami seperti malu mengakui kalau diri kami sedang menstruasi. Mungkin kami malu karena dianggap dewasa terlalu dini (?), selain karena memang menstruasi adalah hal yang tabu untuk dibicarakan.<br />
Sekolahku ketika itu adalah sekolah dasar berbasis agama Islam, di mana ibadah berjamaah dan membaca Alquran menjadi kegiatan yang rutin dilakukan. Ada kalanya bagi siswi perempuan tidak mengikuti kegiatan tersebut karena sedang menstruasi atau haid.<br />
Saat tidak ikut sholat berjamaah atau mengaji bersama, kadang aku harus pura-pura ikut membaca Alquran agar tidak disangka sedang haid. Entah kenapa aku malu jika teman-teman, khususnya laki-laki, tahu bahwa aku sedang haid.<br />
Belum lagi kalau sampai darah haid menembus pakaian. Malunya akan minta ampun!<br />
<br />
Kupikir-pikir setelah sekian tahun ini, puncak dari segala situasi yang tidak nyaman itu terjadi saat aku kelas satu SMP. Tahun kedua atau ketiga aku mengalami menstruasi.<br />
Di sekolah kami, sebagian siswi yang sedang haid kadangkala tidak mengikuti jam pelajaran olahraga. Seperti aku yang pernah tidak mengikuti kelas olahraga karena saat haid badanku terasa tidak fit dan aku masih belum terbiasa bergerak secara leluasa ketika menggunakan pembalut. Maka saat itu aku ijin untuk tidak mengikuti kelas kepada guru olahragaku, yang juga seorang perempuan.<br />
Aku tidak menyangka respon yang kudapat atas permohonan ijin yang kusampaikan. Bukannya pemahaman atau simpati yang kudapat, justeru sentimen dan tuduhan yang tidak menyenangkan. Aku dianggap berbohong dan dituduh menghindari mata pelajaran olahraga dengan alasan haid. Baginya, haid tidak dapat dijadikan alasan untuk tidak mengikuti olahraga atau dalam hal ini ‘menghindari’ kelasnya.<br />
<br />
Reaksiku saat itu jengkel, sampai-sampai aku menangis (yang ini aku menyesal banget!) karena respon tidak ramah dari guruku tersebut. Aku heran kenapa ia sampai tega menuduhku berbohong? Salahkah jika aku tidak ikut olahraga ‘hanya’ karena nyeri haid?<br />
.<br />
.<br />
Sebagaimana umumnya, ketidakhadiran murid dalam kelas atau mata pelajaran, turut mempengaruhi penilaian guru. Hal ini menjadi dilematis bagi siswi perempuan ketika menghadapi guru yang tidak sensitif seperti guru olahragaku. Siswi berhak untuk mendapatkan ijin tidak mengikuti kelas karena kondisi biologisnya, yang mana hal ini tidak bisa dihindari. Akan tetapi bagi guru yang tidak mentolerir kondisi tersebut dapat seenaknya menurunkan nilai siswi.<br />
<br />
Kini ketika lebih dari satu dekade berlalu, mengingat pengalaman itu semakin membuatku marah dan menyesal karena tidak pernah bisa membalas sikap apatis guruku.<br />
Haid bukanlah hal yang tabu, menjijikkan dan memalukan.<br />
Haid adalah kondisi biologis yang alamiah terjadi.<br />
Tidak sepatutnya kita mentabukan dan menyembunyikannya seolah aib atau kotoran.<br />
Lagi-lagi, ini semua terjadi karena tabunya seksualitas dan kesehatan reproduksi, yang selalu disimpan rapat-rapat seperti bangkai yang jangan sampai terendus baunya!<br />
<br />TANTRI SWASTIKAhttp://www.blogger.com/profile/02965836100429829496noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-7430496498212227713.post-2975011594949673692017-01-02T06:32:00.001+07:002017-01-02T06:37:59.253+07:00When I was in Gent<span style="font-size: x-large;">H</span>appy new years for all of you,<br />
<br />
I am welcoming this 2017, by writing old stories from 2011. Yes, this is quite a proof that I am so lazy until I decide to write my so-long-ago trip after six years.<br />
<br />
The story began when I visited Netherland in 2011, for joining the annual Dutch summer course organized by <i>Taal Unie</i>. Right after the course ended, I went for a short trip, to Belgium.<br />
<br />
I still remember how I took the wrong line from Amsterdam to Gent, just because I didn't understand (or not sure) about info that I got from a official in Amsterdam Central Station.<br />
<br />
Soon I arrived in Gent station, a friend of mine would pick me up. That was the plan.<br />
But then, it was just the matter of my bad ability to read a map, given by a woman officer in the station.<br />
I was lost when I was looking for the way out. And unfortunately one of the wheels of my suitcase was broken. It's understandable, due to the heat caused by its long run on the street. That was quite problem for me, since I could reach my friend and the it drizzled. I felt so miserable at that time. Waiting on the corner of the street, alone, with my broken suitcase, and had no idea where to go, in the middle of the rain. (In fact, a part of the story above has been posted in 2014, LOL. I just dont remember. Please see <a href="http://timewastermachine.blogspot.com/2014/01/road-to-belgium.html" target="_blank">here</a>)<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhkPTAWiJM78OIF4e2WDDtFiY8zCmgZRhyfPnf0AkMfQPrHWBKRnMu0osqA7F4cmnv6rI3kt0s_MIPnG5tFk9J_AvqFe5OmZRA69YsSH7cwFWZdVvl0NqzUMCOO8LAjoK-DVkDNtallPAE/s1600/223794_2232032371516_4531295_n.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="480" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhkPTAWiJM78OIF4e2WDDtFiY8zCmgZRhyfPnf0AkMfQPrHWBKRnMu0osqA7F4cmnv6rI3kt0s_MIPnG5tFk9J_AvqFe5OmZRA69YsSH7cwFWZdVvl0NqzUMCOO8LAjoK-DVkDNtallPAE/s640/223794_2232032371516_4531295_n.jpg" width="640" /></a></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<br />
After few minutes, I met my friend and we reunited, after a year I guessed. He was staying in Gent for the same course, as well.<br />
<br />
<b>Get Lost</b><br />
<br />
I spent like 4 days here and people were wondering what I did since Gent is not quite popular among other big cities in Belgium. The day after my arrival, I went to the <i>centrum</i>, or the middle of the town, by cycling. That was <i>ramadhan </i>when I visited Gent. I spent the whole day by cycling around the city, and not to forget here again I lost and had no guts to ask the natives the way back home. Until I stopped in a shop and planned to ask where the hell I was. Since I found it was not friendly attitude, when you enter a shop only for asking and not to buy, then I decided to walk around the aisles looking for something to buy. Then I frowned for a moment, found out that the prices of some goods is far from cheap. I walked again, back and forth, until the shop keeper suspected me (I could see the way she looked at me). Finally I decided to buy water and still, I got no clear answer from her when I asked the way heading to my place. pffft.<br />
<br />
I think, getting lost was my big problem in this trip. On the third day, again, I was lost when I was walking around the town. It was really exhausting, really. I bet this won't happened if you could read the map much better than I did :p and of course have guts to ask natives.<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjAxzq4nWl7MnsPjubEQwHyQOu16oD4uQA_mCE38LgRzRApoS1wy1xHb2Nu2xkA3V_R4f8xSBtTsmk9a4xLiTW0N_BRPZlZ6uvC8KOl3Ps6VLfsunG1A4goT007CODawN6o8cUBp12Ept4/s1600/299574_2232026331365_3279340_n.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="480" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjAxzq4nWl7MnsPjubEQwHyQOu16oD4uQA_mCE38LgRzRApoS1wy1xHb2Nu2xkA3V_R4f8xSBtTsmk9a4xLiTW0N_BRPZlZ6uvC8KOl3Ps6VLfsunG1A4goT007CODawN6o8cUBp12Ept4/s640/299574_2232026331365_3279340_n.jpg" width="640" /></a></div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<b>Individual Life of Westerners</b><br />
<br />
The social life of westerners are quite different from the easterners, when it comes about the "friendliness" or awareness. We, the Indonesians mostly "care" about what you do, what happen to you and how people greet someone or even strangers as if they know each other. On the other hand, western people are most likely individual persons who rarely pay attention to everyone's business.<br />
I did realize this thing, when I walked and carried my broken suitcase with so inconvenience and no one I passed asking or giving a hand to me. It's so contrast here, people most probably would pose question to you "What happen?" or "Let me help you" or even though the most hated one you would hear <i>"Mau kemana, neng?"</i> or "Where are you going, lady?". The last one is more to gender-based verbal harassment.<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgGQtXkOhSwXNV695Ejx2b__C-WPLUkkbj925WCRHQhFc-aZ0U35MmTD9T801SEgzG24oO4do3vFW5T6K4ezzkcXn08awX-aMIF8ylmQLDH9xT0B_6RlP46hMnAc5ec_-69pwWp_A8sqiM/s1600/223794_2232032371516_4531295_n.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="480" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgGQtXkOhSwXNV695Ejx2b__C-WPLUkkbj925WCRHQhFc-aZ0U35MmTD9T801SEgzG24oO4do3vFW5T6K4ezzkcXn08awX-aMIF8ylmQLDH9xT0B_6RlP46hMnAc5ec_-69pwWp_A8sqiM/s640/223794_2232032371516_4531295_n.jpg" width="640" /></a></div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
I think I don't remember much, the time when I was in Gent. It's quite a lively city especially in the <i>centrum</i>, I must say and it has so many beautiful-old buildings. To be honest I didn't plan or make any list like 'where to go' or 'what to see' during my stay there. Even on my third day, I just stayed half day in the boarding house, did nothing instead of read a travel-guide book hahaha that was because of the rain so you barely could go outside and enjoy the city. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><br /></b></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi4e8_l4AlIg2QL5ICHywa0TPnr4XmB5w8mC-780PYcl1H1E_k-A1vhvxpNMvm-ZyuPpmkTOFWbD-LIk-4sgBEfo_-8VD1wk8fwZeChLXm0YzRO7WIHkiix4wY9LQqQnQP9jRjPynWEW0U/s1600/300541_2232031531495_6661505_n.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="383" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi4e8_l4AlIg2QL5ICHywa0TPnr4XmB5w8mC-780PYcl1H1E_k-A1vhvxpNMvm-ZyuPpmkTOFWbD-LIk-4sgBEfo_-8VD1wk8fwZeChLXm0YzRO7WIHkiix4wY9LQqQnQP9jRjPynWEW0U/s400/300541_2232031531495_6661505_n.jpg" width="400" /></a></div>
<br />
xoxoTANTRI SWASTIKAhttp://www.blogger.com/profile/02965836100429829496noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-7430496498212227713.post-52801282129096444472016-06-19T23:41:00.004+07:002016-06-21T07:46:48.265+07:00Riuhnya PSS Sleman Menyambutmu<div align="center" style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: center;">
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-family: "helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif; font-size: xx-small;"><br /></span>
</span><br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-family: "helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif; font-size: xx-small;"><span style="font-family: inherit; font-size: xx-small;"> </span></span><span style="font-size: 13.5pt;">Dari jauh terdengar keriuhan yang berasal
dari Stadion Maguwoharjo. Aneh, karena pertandingan baru akan dimulai lebih
dari satu jam lagi. Sebagai satu-satunya</span><span class="apple-converted-space" style="font-size: 13.5pt;"> </span><i style="font-size: 13.5pt;">bule</i><span style="font-size: 13.5pt;"> yang
berada di area stadion, aku berjalan menuju tribun utama dengan penuh rasa
penasaran. Ketika aku benar-benar memasuki stadion, aku terkejut: kedua sisi
tribun yang lebih kecil sudah penuh. Terutama tribun selatan atau </span><i style="font-size: 13.5pt;">Curva Sud</i><span style="font-size: 13.5pt;">. Para supporter disana betul-betul
bergelantungan di pagar, sementara lapangan masih kosong. Aku duduk di bangku
beton dan mengamatinya selama 5 menit.</span></span><br />
<div style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt;">
<br /></div>
<div style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt;">
<span style="font-size: 13.5pt;"><span style="font-family: inherit;">PSS Sleman merupakan sebuah klub asal
Indonesia, tepatnya dari Yogyakarta. Klub ini merupakan juara bertahan dan sangat
populer di kalangan anak muda. Selain itu Sleman juga terkenal akan
suporternya; <i>Brigata Curva Sud</i>.
Terinspirasi oleh <i>Curva Sud AC Milan</i>,
mereka mencoba mendukung klub mereka.<o:p></o:p></span></span></div>
<div style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt;">
<br /></div>
<span style="font-size: 13.5pt;"><span style="font-family: inherit;">Pertandingan yang aku tonton adalah pertandingan
antara PSS Sleman melawan Persenga Nganjuk (3-1). Pertandingan ini merupakan pembuka
dari kompetisi Liga Premier Indonesia 2014. Pesepakbola Kristian Adelmund,
mantan pemain muda Feyenoorder dan sekarang bermain untuk PSS Sleman, berkata
padaku sebelum pertandingan. Ia mengatakan bahwa kondisi di tribun bisa sangat
gila. Bagi Adelmund, setiap pertandingan terasa menyenangkan saat ia memasuki
lapangan, ujarnya.</span></span></div>
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-family: "helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif; font-size: xx-small;"><span style="font-family: "helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif; font-size: xx-small;"><span style="font-family: "helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif; font-size: xx-small;"><span style="font-size: 13.5pt;">
</span><span style="font-size: 13.5pt;"></span></span></span></span>
</span><br />
<div style="text-align: justify;">
</div>
<span style="font-family: "helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif; font-size: xx-small;"><span style="font-family: "helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif; font-size: xx-small;"><span style="font-family: inherit; font-size: xx-small;"><span style="font-size: 13.5pt;">
</span><span style="font-size: 13.5pt;"><table cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://galangkurniaardi.files.wordpress.com/2012/01/aaaaaaaa.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="226" src="https://galangkurniaardi.files.wordpress.com/2012/01/aaaaaaaa.jpg" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Sumber: dari <a href="https://galangkurniaardi.files.wordpress.com/2012/01/aaaaaaaa.jpg" target="_blank">sini</a></td></tr>
</tbody></table>
</span><span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;"></span></span></span></span><br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif; font-size: xx-small;"><span style="font-family: "helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif; font-size: xx-small;"><span style="font-family: "helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif; font-size: xx-small;"><span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;"><b><span style="font-family: inherit; font-size: 13.5pt;">Semangat</span></b></span></span></span></span></div>
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-family: "helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif; font-size: xx-small;"><span style="font-family: "helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif; font-size: xx-small;"><span style="font-family: "helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif; font-size: xx-small;"><span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;">
</span><span style="font-size: 13.5pt;"></span></span></span></span>
</span><br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif; font-size: xx-small;"><span style="font-family: "helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif; font-size: xx-small;"><span style="font-family: "helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif; font-size: xx-small;"><span style="font-family: inherit; font-size: 13.5pt;">Dapat kamu perhatikan langsung ketika sampai di pintu masuk, bahwa orang-orang Indonesia sangat bersemangat. Meskipun sepakbola disini tidak berada pada level yang tinggi, namun orang-orang mendukung
110 persen klub mereka. Selama pemanasan, hujan rintik-rintik mulai turun.
Seorang pria berlari dengan menggendong anak laki-laki berusia sekitar 1 atau 6
tahun di pundaknya. Keduanya turut bernyanyi dengan lantang: “<i>Sleman till I die</i>! <i>Sleman till I die</i>!” dengan pancaran dimata mereka seolah ini
pertandingan kejuaraan. Mereka berada di tribun utama.</span></span></span></span></div>
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-family: "helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif; font-size: xx-small;"><span style="font-family: "helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif; font-size: xx-small;"><span style="font-family: inherit; font-size: xx-small;"><span style="font-size: 13.5pt;">
</span><span style="font-size: 13.5pt;"></span></span></span></span>
</span><br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif; font-size: xx-small;"><span style="font-family: "helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif; font-size: xx-small;"><span style="font-family: "helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif; font-size: xx-small;"><span style="font-family: inherit; font-size: 13.5pt;">Saat tim lawan memasuki lapangan,
suara terdengar sedikit menghentak.<b> </b>Dari yang tadinya penuh dengan <i>euphoria</i>, kemudian menjadi penuh
kebencian. Pertandingan segera dimulai dengan bunyi siulan kencang dan potongan-potongan
kertas, lumpia, botol minum, serta gulungan tisu toilet yang menghujani lapangan.
Lawan pun 'disambut'.</span></span></span></span></div>
<span style="font-family: "helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif; font-size: xx-small;"><span style="font-family: "helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif; font-size: xx-small;"><span style="font-family: inherit; font-size: xx-small;"><span style="font-family: inherit; font-size: 13.5pt;">
</span></span></span></span>
<br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif; font-size: xx-small;"><span style="font-family: "helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif; font-size: xx-small;"><span style="font-family: inherit; font-size: xx-small;"><span style="font-family: inherit; font-size: 13.5pt;"><br /></span></span></span></span></div>
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-family: "helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif; font-size: xx-small;"><span style="font-family: "helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif; font-size: xx-small;"><span style="font-family: inherit; font-size: xx-small;"><span style="font-size: 13.5pt;">
</span><span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;"></span></span></span></span></span>
<br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-family: "helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif; font-size: xx-small;"><span style="font-family: "helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif; font-size: xx-small;"><span style="font-family: inherit; font-size: xx-small;"><span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;"><b><span style="font-size: 13.5pt;">Koreografi</span></b></span></span></span></span></span></div>
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-family: "helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif; font-size: xx-small;"><span style="font-family: "helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif; font-size: xx-small;"><span style="font-family: inherit; font-size: xx-small;"><span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;">
</span><span style="font-size: 13.5pt;"></span></span></span></span></span>
<br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-family: "helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif; font-size: xx-small;"><span style="font-family: "helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif; font-size: xx-small;"><span style="font-family: inherit; font-size: xx-small;"><span style="font-size: 13.5pt;">Aku tahu kalau <i>Curva Sud </i>telah menyiapkan sesuatu, bahkan sebelum aku memasuki stadion. Di pintu masuk para gadis berdiri, mereka mengumpulkan uang untuk menyemarakkan
pertandingan. "Ini untuk tujuan baik", pikirku. Dan aku memberikan
20,000 rupiah, atau senilai 1,30 Euro. Gadis tersebut heran melihatnya, bagi
orang Indonesia jumlah tersebut merupakan jumlah yang besar.</span></span></span></span></span></div>
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-family: "helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif; font-size: xx-small;"><span style="font-family: "helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif; font-size: xx-small;"><span style="font-family: inherit; font-size: xx-small;"><span style="font-size: 13.5pt;">
</span><span style="font-size: 13.5pt;"></span></span></span></span></span>
<br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-family: "helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif; font-size: xx-small;"><span style="font-family: "helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif; font-size: xx-small;"><span style="font-family: inherit; font-size: xx-small;"><span style="font-size: 13.5pt;">Sesaat sebelum pertandingan dimulai,
sejumlah anggota <i>Curva Sud</i>
mengelilingi stadion. Disana dibagikan kertas ukuran A3 dengan bermacam-macam
warna, semua orang mengerti maksudnya. Tapi khusus di tribun <i>Brigata</i> <i>Curva Sud</i>, koreo sudah dimulai sebelum pertandingan berlangsung.
Dengan menggunakan kertas-kertas berukuran A3, orang-orang memperlihatkan
gambar sebuah piala besar. Mereka dengan jelas menunjukkan bahwa PSS Sleman adalah
juara liga tahun lalu dan akan memenangkannya kembali pada tahun ini.</span></span></span></span></span></div>
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-family: "helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif; font-size: xx-small;"><span style="font-family: "helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif; font-size: xx-small;"><span style="font-family: inherit; font-size: xx-small;"><span style="font-size: 13.5pt;">
</span><span style="font-size: 13.5pt;"></span></span></span></span></span>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-family: "helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif; font-size: xx-small;"><span style="font-family: "helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif; font-size: xx-small;"><span style="font-family: inherit; font-size: xx-small;"><span style="font-size: 13.5pt;">Saat para pemain bermunculan di lapangan,
seluruh stadion turut menyambutnya. Kertas-kertas berhamburan keatas dan
kebawah, dilambaikan dan dilemparkan. Bagi <i>supporter</i>
sepakbola Eropa, hal tersebut merupakan sesuatu yang menakjubkan.</span></span></span></span></span></div>
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-family: "helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif; font-size: xx-small;"><span style="font-family: "helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif; font-size: xx-small;"><span style="font-family: inherit; font-size: xx-small;"><span style="font-size: 13.5pt;">
</span><span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;"><div style="text-align: justify;">
<b><span style="font-size: 13.5pt;"><br /></span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><span style="font-size: 13.5pt;">Menit '85</span></b></div>
</span><span style="font-size: 13.5pt;"><div style="text-align: justify;">
Sebelumnya aku telah diberitahu oleh Kristian
Adelmund, dia berkata padaku bahwa aturan mengenai kembang api selama
pertandingan diperketat. Sebelum dan selama pertandingan dilarang menyalakan <i>flare</i>/<i> </i>kembang api. Sebaliknya, setelah pertandingan kembang api boleh
dinyalakan. "Seluruh stadion menyala", kata Adelmund.<span class="apple-converted-space"> Inilah saat yang kunantikan.</span></div>
</span><span style="font-size: 13.5pt;"><div style="text-align: justify;">
Menit ke-85. Disana-sini muncul nyala api.
"Mendebarkan", pikirku. Sejauh 15 meter, seorang anak laki-laki
berusia 10 tahun mulai melambaikan tangan dengan sebuah bom asap. Hal ini
tampaknya menjadi tanda bagi seluruh stadion untuk menyalakan obor, kembang
api, dan bom asap. "<i>No Pyro, No
Party</i>", kata seorang penonton Indonesia dalam bahasa Inggrisnya yang
bagus, sambil menengok kearahku dari belakang. Jelas sudahseperti apa yang telah
dikatakan Adelmund dan aku akan menikmatinya. Sangat jarang kamu melihat
fenomena ini secara langsung. Pun di seberang tribun <i>Curva Sud</i>, dimana kelompok pendukung lainnya berada, yakni Slemania,
telah menyalakan obor dan bom asap. Stadion menjadi lautan asap dan api. Menyenangkan dan membuatku merinding.</div>
</span><span style="font-size: 13.5pt;"><div style="text-align: justify;">
</div>
</span></span></span></span><span style="font-family: "helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif; font-size: xx-small;"><span style="font-family: "helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif; font-size: xx-small;"><span style="font-family: inherit; font-size: xx-small;"><span style="font-size: 13.5pt;"><table cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgr_9FIzE1fP0sXJ0FoLuLQf_xxgehIPPNRmQGwsZqc7qIZZ7-NDXxVUDGq7P1KlUtG1s-Ys0dMUjaYcEwOYrr7jVJ83mWX33LEph3S7dfwFiy7AAy9KxiTOT4weTFzDOKLTPE1RqkchnQ/s1600/64701_412582592091388_465196238_n.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="286" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgr_9FIzE1fP0sXJ0FoLuLQf_xxgehIPPNRmQGwsZqc7qIZZ7-NDXxVUDGq7P1KlUtG1s-Ys0dMUjaYcEwOYrr7jVJ83mWX33LEph3S7dfwFiy7AAy9KxiTOT4weTFzDOKLTPE1RqkchnQ/s400/64701_412582592091388_465196238_n.jpg" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Sumber ada di <a href="http://ultras-indo.blogspot.co.id/2012/09/brigata-curva-sud-1976-ultras-pss-sleman.html" target="_blank">sini</a></td></tr>
</tbody></table>
</span></span></span></span></span><br />
<span style="font-family: "helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif; font-size: xx-small;"><span style="font-family: "helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif; font-size: xx-small;"><span style="font-family: inherit; font-size: xx-small;"><b></b></span></span></span><br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif; font-size: xx-small;"><span style="font-family: "helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif; font-size: xx-small;"><span style="font-family: inherit; font-size: xx-small;"><b><br /></b></span></span></span></div>
<span style="font-family: "helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif; font-size: xx-small;"><span style="font-family: "helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif; font-size: xx-small;"><span style="font-family: inherit; font-size: xx-small;"><b style="font-family: inherit; font-size: x-small;">
</b><b style="font-family: inherit; font-size: x-small;"></b></span></span></span>
<br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif; font-size: xx-small;"><span style="font-family: "helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif; font-size: xx-small;"><span style="font-family: inherit; font-size: xx-small;"><b style="font-family: inherit; font-size: x-small;"><br /></b></span></span></span></div>
<span style="font-family: "helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif; font-size: xx-small;"><span style="font-family: "helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif; font-size: xx-small;"><span style="font-family: inherit; font-size: xx-small;"><b style="font-family: inherit; font-size: x-small;">
</b><b style="font-family: inherit; font-size: x-small;"></b></span></span></span>
<br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif; font-size: xx-small;"><span style="font-family: "helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif; font-size: xx-small;"><span style="font-family: inherit; font-size: xx-small;"><b style="font-family: inherit; font-size: x-small;"><b><span style="font-size: 13.5pt;">Penuh Keriuhan, Kurang Pengalaman</span></b></b></span></span></span></div>
<span style="font-family: "helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif; font-size: xx-small;"><span style="font-family: "helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif; font-size: xx-small;"><span style="font-family: inherit; font-size: xx-small;"><b style="font-family: inherit; font-size: x-small;">
</b><span style="font-family: inherit; font-size: 13.5pt;"></span></span></span></span>
<br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif; font-size: xx-small;"><span style="font-family: "helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif; font-size: xx-small;"><span style="font-family: inherit; font-size: xx-small;"><span style="font-family: inherit; font-size: 13.5pt;">Yang menarik perhatian saat di stadion adalah sedikitnya
respon yang diberikan pada permainan.<span style="color: red;"> </span>Memang
saat itu penuh dengan keriuhan, 90 menit para pendukung Sleman bernyanyi dan
berteriak. Namun jika ada sebuah pelanggaran serius, dan
pelanggaran-pelanggaran itu terjadi, maka suara para pendukung PSS nyaris tidak
terdengar.<span style="color: red;"> </span>Mereka tetap ‘teguh’ terus bernyanyi
dan melambai-lambaikan bendera. Pun selama gol-gol dicetak, dimana terdapat satu
gol indah (yakni sebuah tendangan dari jarak 25 meter kearah sudut atas gawang),
tidak banyak reaksi seperti yang kubayangkan. Tentu saja semua orang
berlompatan, namun setelah itu mereka hanya terus bernyanyi di sisa menit
berikutnya, kali ini lebih lantang.</span></span></span></span></div>
<span style="font-family: "helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif; font-size: xx-small;"><span style="font-family: "helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif; font-size: xx-small;"><span style="font-family: inherit; font-size: xx-small;"><span style="font-family: inherit; font-size: 13.5pt;">
</span><span style="font-family: inherit; font-size: 13.5pt;"></span></span></span></span>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif; font-size: xx-small;"><span style="font-family: "helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif; font-size: xx-small;"><span style="font-family: inherit; font-size: xx-small;"><span style="font-family: inherit; font-size: 13.5pt;">Ungkapan “hanya bernyanyi ketika tim-mu unggul” tidak
berlaku bagi mereka.</span></span></span></span></div>
<span style="font-family: "helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif; font-size: xx-small;"><span style="font-family: "helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif; font-size: xx-small;"><span style="font-family: inherit; font-size: xx-small;"><span style="font-family: inherit; font-size: 13.5pt;">
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
</span><span style="font-family: inherit; font-size: xx-small;"><div style="text-align: justify;">
<b><span style="font-size: 14pt;">Kualitas</span></b></div>
</span><span style="font-family: inherit; font-size: 13.5pt;"><div style="text-align: justify;">
Dari permainannya, tampak bahwa para
pemain Indonesia tidak punya banyak pengalaman. Level Liga Premier Indonesia tidak
lebih dari liga di Belanda. Meskipun begitu pertandingan tersebut cukup menarik
untuk disaksikan. Banyak yang terjadi dalam pertandingan ini: empat gol
tercetak, satu diantaranya merupakan gol yang indah, pelanggaran-pelanggaran
berat serta serangan kecil tiki-taka dari tim Sleman.</div>
</span><span style="font-family: inherit; font-size: 13.5pt;"><div style="text-align: justify;">
Para pendukung di atas tribun adalah yang
terbaik. Hal ini tidak pernah aku alami sebelumnya. Berdiri di belakang timmu
selama Sembilan puluh menit, merupakan sesuatu yang luar biasa. Menjadi hal
baru bagiku ketika kumpulan orang-orang dengan penuh semangat bisa ikut bersorak
untuk tim mereka. Sebagian besar penonton duduk dengan merinding di Stadion
Maguwoharjo. Banyak klub Eropa bisa belajar sesuatu dari sini.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
</span><i style="font-family: inherit; font-size: x-small;"><div style="text-align: justify;">
<i><span style="font-size: 13.5pt;">Artikel
tamu ini ditulis oleh Sven Wanders, yang telah tinggal di Indonesia (dan
menikmatinya) selama 3 minggu dalam rangka studi di bidang jurnalistik.</span></i></div>
<div style="text-align: justify;">
<i><span style="font-size: 13.5pt;"><br /></span></i></div>
</i><i style="font-family: inherit; font-size: x-small;"><div style="text-align: justify;">
<i><span style="font-size: 13.5pt;">----</span></i></div>
</i><span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif; font-size: 13.5pt;"><div style="text-align: justify;">
<div style="font-family: inherit; font-size: 13.5pt;">
Artikel ini merupakan hasil terjemahan dari laman:</div>
<div style="font-family: inherit; font-size: 13.5pt;">
<i><a href="http://www.indehekken.net/welkom-de-heksenketel-van-pss-sleman/">http://www.indehekken.net/welkom-de-heksenketel-van-pss-sleman/</a></i></div>
<div style="text-align: left;">
<span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;"><span style="font-family: inherit;">Apabila ada kesalahan atau ketidaksesuaian
maupun kekurangan dalam penerjemahan, harap sampaikan kepada penulis melalui
kolom komentar dibawah ini atau email ke: swastika.tantri@gmail.com</span><span style="font-family: inherit;">.</span></span></div>
</div>
</span></span><span style="font-size: 13.5pt;"><div style="text-align: justify;">
<div style="font-size: 13.5pt;">
<br /></div>
</div>
</span></span></span></div>
TANTRI SWASTIKAhttp://www.blogger.com/profile/02965836100429829496noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7430496498212227713.post-54048183683765603982016-05-31T23:06:00.005+07:002016-06-20T05:20:02.113+07:00Melihat Angkor Wat dari Kacamata Turis<div style="text-align: justify;">
Sebenarnya tulisan ini adalah lanjutan dari cerita ketika aku <a href="http://timewastermachine.blogspot.co.id/2015/08/melewati-perbatasan-thailand-kamboja.html" target="_blank">melalui perbatasan Thailand-Kamboja.</a> Kisah diawali dengan serangkaian peristiwa tidak mengenakkan selama melewati perbatasan sampai kemudian aku kehilangan kontak dengan teman seperjalananku!</div>
<br />
<div style="text-align: justify;">
Sebetulnya kami berjanjian untuk bertemu di hostel A satu hari setelah ketibaanku di Siem Reap. Entah bagaimana, semenjak diturunkan di titik antah berantah oleh supir elf dan aku akhirnya mengekor dua orang <i>bule </i>ke hostel tujuan mereka. Namun kemudian aku menghubungi teman perjalananku itu, sebut saja Ling ling, bahwa aku berpindah hostel dan kuberikan alamatnya. Beberapa kali aku kontak Ling ling namun pending hingga 1 x 24 jam tidak ada balasan. Aku panik. Karena kalau sampai dia <i>unreachable </i>atau tidak dapat dihubungi, artinya dia tidak mendapatkan koneksi internet atau itu berarti ia tidak mendapatkan hostel. Saking paniknya aku menghubungi orang-orang terdekat Ling ling di Indonesia. </div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Di sore harinya, beberapa jam setelah ketibaanku di Siem Reap, aku bersepedaan menuju Angkor Wat untuk membeli <i>one-day trip</i> tiket untuk lusa. Baru di keesokan harinya, saat berisitirahat di hotel, setelah seharian keliling kota, Ling ling berhasil mengkontakku dan bilang kalau dia sudah berada di hostel A, meeting point kami. Akhirnya... manusia itu ketemu juga! Dan dia dalam keadaan <i>kewer </i>alias masuk angin bahkan sempat mimisan saat bermalam di stasiun Hua Lampong! Ya, dia memang tidak menginap di hostel dan memutuskan untuk tidur di stasiun...karena ia takut tidak bisa mengejar kereta ke Siem Reap yang berangkat pukul 6 pagi! heishhh...</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>Berkeliling Puluhan (?) Kilometer di Angkor Wat</b><br />
<b><br /></b>
Salah satu hal yang dilakukan untuk menekan biaya perjalanan adalah menggunakan transportasi semurah-murahnya. Dan salah satunya adalah sepeda. Ini lah moda transportasi yang kami gunakan untuk mengelilingi Angkor Wat,yang tentunya tidak mungkin mengunjungi seluruh situsnya satu per satu, dengan 200 kilometer persegi! Tetapi rute yang kami lewati saat itu sepertinya tidak seluas itu, yang jelas sih emang bikin gempor dan capek banget apalagi saat itu bertepatan dengan hari-hari aku menstruasi! Kalau dipikir-pikir mending bayar mahalan dikit buat naik tuk-tuk keliling Angkor Wat, biar nggak begitu capek. Tapi kalau nggak gitu mah ga ada ceritanya hehehehe Mengingat panas terik matahari dan debu-debu bertebangan sepanjang perjalanan, ada baiknya memakai topi anti badai dan masker manjaahhh anti batuk pilek.<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi8QvOZp9irIjnQnZxiGYYfHHMMr9mxHj9RWp3Dq8OT_P0uNT3XhpgYmuiJ9flc8K_UUoVoiFCdUl1u-Xsm1pgUnbQT3X8FoZ3wKIAjyL4CbT6ym8KuJJ7I0iCqTDsuJPk4cA1Nz_OAojg/s1600/DSC05791.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="225" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi8QvOZp9irIjnQnZxiGYYfHHMMr9mxHj9RWp3Dq8OT_P0uNT3XhpgYmuiJ9flc8K_UUoVoiFCdUl1u-Xsm1pgUnbQT3X8FoZ3wKIAjyL4CbT6ym8KuJJ7I0iCqTDsuJPk4cA1Nz_OAojg/s400/DSC05791.JPG" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Jangan lupa: topi, celana longgar, kaos kaki anti kaki kusam biar gak kaya' ketela pohon, kaos oblong dan kipas!!</td></tr>
</tbody></table>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjqpye9B4G4bNBXi1hpvperYFkv-IjozX3sEX0URghZ619sjol_CuMNnlIMpLohS_B-klnp628ICz7g-c6yv5eZmfrJ1H_2HtzcJ8Au5nfFL-GKxAdO174OmknsbFw4Gjxrmbl48Fjlne0/s1600/DSC05736.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><img border="0" height="400" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjqpye9B4G4bNBXi1hpvperYFkv-IjozX3sEX0URghZ619sjol_CuMNnlIMpLohS_B-klnp628ICz7g-c6yv5eZmfrJ1H_2HtzcJ8Au5nfFL-GKxAdO174OmknsbFw4Gjxrmbl48Fjlne0/s400/DSC05736.JPG" width="225" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">bawalah selendang/scarf. selain bisa menghalau udara dingin, bisa juga buat iket kepala kalau cuaca gerah banget, plus bisa buat penutup mulut kalo lagi dijalanan biar ga kena debu atau biar ga keliatan kalo lagi mangap pas tidur di kendaraan umum hahaha </td></tr>
</tbody></table>
<div style="text-align: center;">
<br />
<a name='more'></a></div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEii26Ve9AZb4L1DdOVq7i_PWmb-_OqYAzcyas6hZ3FbRfmyGz5oHh09oHE2w6ik8sJfrqqz2_m9QwVyVOxtn0RvhMaVhPJl4ASRoszCpZROObDzyDhZMJVi-FcnKsFux08hUM9bZg449gI/s1600/DSC05797.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="225" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEii26Ve9AZb4L1DdOVq7i_PWmb-_OqYAzcyas6hZ3FbRfmyGz5oHh09oHE2w6ik8sJfrqqz2_m9QwVyVOxtn0RvhMaVhPJl4ASRoszCpZROObDzyDhZMJVi-FcnKsFux08hUM9bZg449gI/s400/DSC05797.JPG" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">sewa sepeda: solusi tepat biar sehat biar ngirit selama perjalanan hahaha</td></tr>
</tbody></table>
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEixzh5ZtuSC3ss1WLikZeA7e6S5RGnpuW2vsN96zKQ7xgiMiM_R8Ju8kWsK5d-PnaZ6HMyZfqtgpS95pkuuOOQnoQf_ucaVFtUMuQ3zKB93qJcHmRG4OkA-_8dDGXO2juM9KskNHQccL1c/s1600/DSC05802.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="225" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEixzh5ZtuSC3ss1WLikZeA7e6S5RGnpuW2vsN96zKQ7xgiMiM_R8Ju8kWsK5d-PnaZ6HMyZfqtgpS95pkuuOOQnoQf_ucaVFtUMuQ3zKB93qJcHmRG4OkA-_8dDGXO2juM9KskNHQccL1c/s400/DSC05802.JPG" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">mau nyaman berkendara? sewalah tuk-tuk</td></tr>
</tbody></table>
<b> Jangan [terlalu] waspada</b><br />
<br />
Jalan-jalan di negeri sendiripun kadang jauh lebih berbahaya daripada di negeri orang. Bila dibandingkan di Eropa misalnya, yang notabenenya di terminal atau stasiun ga ada calo yang rese atau maksa kita naikin kendaraannya. Dimanapun sebenarnya kita sudah seharusnya waspada, karena orang tidak baik ada dimana-mana, penipuan, kejahatan bisa terjadi kapan saja dan dimana saja.<br />
Mengingat bahwa aku sangat hati-hati dalam hal pengeluaran, maka untuk menghindari berbagai "jebakan betmen" atau penipuan berkedok bantu kita, misalnya dengan tiba-tiba dan sukarela motoin kita. Biasanya kita yang minta orang lain motretin kita ya, kalau kita ga ada tripod. Nah ini ada orang yang dengan sukarela mau motoin kita tanpa diminta.<br />
Saat itu akusedang berjalan sendiri di sebuah tempel, saat memasuki sebuah ruang candi saya di setop oleh seseorang dan bilang kalau: "Coba deh foto disini. Nah tanganmu begini begini (sambil mengarahkan gaya gimana aku harus berpose)" Jelas dong aku langsung curiga. Ini pasti ujung-ujungnya mau mintain duit karena mau motoin aku tanpa diminta. *Nggak baik juga kalau selalu berprasangka jelek sama orang (baik) yang belum dikenal hahahha* Ternyata setelah dijepret, dia <i>insecure </i>nunjukin kalau di salah satu spot disini kamu bisa lihat bulatan cahaya yang kalau kamu berpose foto akan terlihat seolah-olah kita memegang bola cahaya itu. Yah mirip-miriplah kalau kita foto matahari terbit atau tenggelam gitu. Buruknya adalah, saking aku terlalu waspada sama orang ini, jadilah ekspresiku di foto <i>awkward </i>dan nanggung banget.<br />
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgph4HPxqHIcbAp6BVLEk3WMbieqQ-wYtnYintY6HR1ypvV7bH8acx8UTW1SUGd54VJyDribaWRz6W-DG0HQqDmty4rCC2n7fJQG0SqUxweSsPxMMr7VmuMZtYzxC-AlbQChF22HwUF1i0/s1600/DSC05842.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="225" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgph4HPxqHIcbAp6BVLEk3WMbieqQ-wYtnYintY6HR1ypvV7bH8acx8UTW1SUGd54VJyDribaWRz6W-DG0HQqDmty4rCC2n7fJQG0SqUxweSsPxMMr7VmuMZtYzxC-AlbQChF22HwUF1i0/s400/DSC05842.JPG" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Senyum nanggung dan khawatir kalau-kalau bapak baju biru minta ikutan foto<br />
"Pak ngeliatin apa, pak??"</td></tr>
</tbody></table>
<div style="text-align: justify;">
<b>Child workers surround The Angkor Wat</b></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><br /></b></div>
<div style="text-align: justify;">
Mungkin ini terjadi di negara-negara Asia Tenggara lainnya, dimana banyak anak ikut mencari uang di kawasaan pariwisata. Aku lihat tidak sedikit banyak anak-anak yang menawarkan kartu pos, jualan buah, dan lainnya di area yang menjadi tujuan wisata dunia ini. Saat itu aku dan Ling-ling berpikir <i><span style="font-size: large;">kenapa warisan budaya seperti Angkor Wat yang sudah mendunia ini, masih menyisakan kenyataan yang tidak mengenakkan yakni anak-anak yang ikut berjualan di sekitar area wisata?</span></i></div>
<div style="text-align: justify;">
Bukan untuk mempertanyakan kesejahteraan warga disana, namun demikian pekerja anak-anak adalah fenomena yang -seakan- tidak bisa dihindari oleh negara-negara yang (memang) kesejahteraannya belum merata. Motif dibalik anak-anak yang ikut bekerja dengan orangtuanya ini tentu perlu dikonfirmasi, mengingat ini -hanyalah- catatan dari kacamata seorang turis.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>The Mystical Temples</b></div>
<div style="text-align: justify;">
Mulai meninggalkan Angkor Wat dan Bayon, kini saya memasuki sebuah gerbang candi yang menurut sayabegitu terasa aura mistisnya *jeng jeng jeng* Ya, beberapa situs di kompleks Angkor Wat memang ada spot-spot khusus yang tidak banyak orang lewat/singgahi sehingga kesan mistis atau apa ya namanya..aura "ke-lampau-an"-nya bisa terasa. dan menurutku setelah pulang dan kembali memandangi foto-foto di spot tertentu, aura mistis itu masih bisa dirasakan.<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg25FHfWqK4yWtBW9va-0PEEfQzjm9Q1zoH-hkFd49D6TntbBhyphenhyphenfl7PKtOnchgWJ0P65hMabmpsyb7JSc-Mqy1UJUo5ecMuzfdBkAcQbE5_T6hDPbnRZIa89Q_1oRh8xlssme1zL5Argks/s1600/DSC05665.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="225" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg25FHfWqK4yWtBW9va-0PEEfQzjm9Q1zoH-hkFd49D6TntbBhyphenhyphenfl7PKtOnchgWJ0P65hMabmpsyb7JSc-Mqy1UJUo5ecMuzfdBkAcQbE5_T6hDPbnRZIa89Q_1oRh8xlssme1zL5Argks/s400/DSC05665.JPG" width="400" /></a></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgp44lHSCOwnkCyLEWeaG-aWqwB2H8JRIWyNRNGXRSjZccmZ3JJHYBB-AE2hazBzCsxXvj4_t3jM5CnuqlDkovV6305SrgsA9YLaZVRI3Mx-2j1pf66Qg17FY5J_0TtHhdzVvf0ghwa9e4/s1600/DSC05803.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="225" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgp44lHSCOwnkCyLEWeaG-aWqwB2H8JRIWyNRNGXRSjZccmZ3JJHYBB-AE2hazBzCsxXvj4_t3jM5CnuqlDkovV6305SrgsA9YLaZVRI3Mx-2j1pf66Qg17FY5J_0TtHhdzVvf0ghwa9e4/s400/DSC05803.JPG" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">kalau nggak salah ini gerbang setelah keluar dari Bayon. Aku paling suka dengan foto ini. kemegahan masa lampaunya masih terasa dan juga aura mistisnya, karena sepi lebih tepatnya hehehe jadi bikin merindingg</td></tr>
</tbody></table>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Komplek Angkor wat itu luaaaaasss banget, sehari saja jelas nggak cukup buat menjelajahi masing-masing situsnya. Puas nggak puas, emang harus puas kalau hanya bisa keliling satu hari saja mau gimana lagi. Tapiiii keliling bersepeda memang nggak ada yang bisa menggantikan pengalamannya! Gempor dan <i>sempal sembret </i>badan awak! Alias <i>ambyaarr </i>tapi seneng!!!</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Menjelang senja, kami berjalan pulang menuju hostel. Sekitar maghrib kami sudah sampai di perkotaan. Perjalanan tidak sampai di hostel begitu saja, kami masih harus berjibaku keesokan harinya...untuk lanjut ke Phnom Penh!</div>
</div>
</div>
TANTRI SWASTIKAhttp://www.blogger.com/profile/02965836100429829496noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7430496498212227713.post-75978190999710233392016-05-21T16:02:00.003+07:002016-06-19T03:39:42.215+07:00A very late postMahalo...Aloha!<br />
Aku sudah sampai lupa kapan terakhir nulis di blog yang sudah lapuk ini. Setelah kucek di daftar post, ternyata aku belum pernah sama sekali menulis lagi di Tahun 2016 ini! Ini penting banget! Fyi, hampir separuh tahun ini berjalan dan aku kembali malas lagi untuk menulis.<br />
Hmm.. well, semua berjalan seperti biasanya. Yang berbeda adalah di tahun 2015 lalu, aku pertama kali menerima pekerjaan <i>full time</i>. 9 to 4.<br />
Tidak sulit untuk menyesuaikan dengan rutinitas yang baru tersebut. Kini aku sudah sembilan bulan bekerja, sebagai sekretaris di sebuah museum, pekerjaan yang tidak pernah kubayangkan sebelumnya. Dalam beberapa hal apa yang kukerjakan tidak jauh berbeda saat bekerja paruh waktu di LSM sebelumnya.<br />
Kegiatan lainnya, beberapa waktu lalu aku baru saja menyelesaikan kursus Bahasa Belanda dan kembali mengikuti pembinaan dan kelas penerjemahan teks-teks sejarah berbahasa Belanda. Masih sama menyenangkannya seperti sejak awal aku mempelajarinya.<br />
Apalagi ya? Kegiatan sosial lainnya tidak banyak yang kuikuti kecuali, diskusi bersama teman-teman se almamater dan teman dari organisasi lain.<br />
Ada proyek jualan yang sempat tertunda sekian lama dan bikin <i>bad mood </i> tapi harus tetap berjalan.<br />
<br />
<br />
<i>What's next? </i><br />
Rencana perjalanan ke pulau seberang masih terpikirkan dalam benak. Semoga bisa benar-benar terlaksana yaaa.. yay! Sudah lama nih nggak piknik! huhuhuhu sudah lupa asinnya air laut, dinginnya pegunungan, dan rese'nya calo bus!<br />
Masih buanyak yang harus disusun ulang untuk harapan-harapan dan rencana yang belum terlaksana!<br />
<i>Ganbatte!!</i><br />
<i><br /></i>
<i><br /></i>
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgjPJsWl52nMnvf08I3AMrWPuKT1CL-GxTlFKZ04y3DCmfwGz9FGVupUgKF5YHu9qEFvSeiLOguoLdDDzfW1ytuH6CO03muT-JT6KLJ360MHrpqw5_GtM1CPVMi4pHE0l6mxUmSQDpJEFE/s1600/DSC01585.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="225" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgjPJsWl52nMnvf08I3AMrWPuKT1CL-GxTlFKZ04y3DCmfwGz9FGVupUgKF5YHu9qEFvSeiLOguoLdDDzfW1ytuH6CO03muT-JT6KLJ360MHrpqw5_GtM1CPVMi4pHE0l6mxUmSQDpJEFE/s400/DSC01585.JPG" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">yay akhirnya aku piknik lagi. Lokasi: Goa Sunyaragi, Cirebon.<br />
Cukup menyesal karena ga jadi extend dan menolak tawaran buat lanjut jalan lagi :(</td></tr>
</tbody></table>
TANTRI SWASTIKAhttp://www.blogger.com/profile/02965836100429829496noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7430496498212227713.post-40731906083399428052015-10-25T16:06:00.000+07:002016-06-20T05:05:31.871+07:00Negara Belum Pergi dari Rahimku<div align="center" class="MsoNoSpacing" style="text-align: center;">
<b><span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;">Intervensi
Negara Terhadap Rahim Perempuan<o:p></o:p></span></b></div>
<div align="center" class="MsoNoSpacing" style="line-height: 150%; text-align: center;">
<br /></div>
<div align="center" class="MsoNoSpacing" style="line-height: 150%; text-align: center;">
<br /></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 150%; margin-left: 21.3pt; text-align: justify; text-indent: -21.3pt;">
<span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;"> Tepatnya empat bulan lalu,
tidak sengaja saya melihat cuplikan program televisi Mata Najwa yang saat itu
tengah mengangkat topik bupati-bupati berprestasi di sejumlah daerah. Para
bupat ini dianggap sosok yang berbeda dari pemimpin daerah kebanyakan karena
memiliki gaya kepemimpinan yang dekat dengan rakyat. Satu sosok yang cukup
menarik perhatian saya saat itu adalah Bupati Gorontalo, David Bobihoe Akib.
Hal yang menarik adalah ketika Najwa Shihab menyoal program ibu hamil yang
dijalankan oleh pemerintah daerah Gorontalo yang tidak hanya melibatkan tenaga
medis atau dinas terkait saja namun juga aparat keamanan seperti TNI dan
polisi. Menurut keterangan sang bupati, tingginya angka kematian ibu (AKI) di
Gorontalo membuat pemerintah membentuk petugas khusus dalam menjalankan program
perawatan ibu hamil, yakni G-gas atau Gugus Petugas. Satuan petugas ini terdiri
atas tokoh agama, tokoh masyarakat, Polsek, Polres, Ramil, dan Babinsa yang
siap ‘menggiring’ para perempuan yang enggan mengakses layanan kesehatan
modern. Ya, masyarakat Gorontalo enggan mengakses layanan kesehatan modern
karena mereka masih memiliki kepercayaan yang kuat terhadap bidan kampung
daripada tenaga medis profesional. Bupati juga menambahkan, kalau dengan
menempatkan tenaga-tenaga medis professional di desa-desa ini akan menjadi hal
yang percuma karena kepercayaan masyarakat saja masih rendah terhadap mereka.
Lalu apakah tugas aparat keamanan atau tenaga para militer ini? Aparat keamanan
ini bertugas untuk memaksa ibu-ibu hamil agar mau mengakses layanan rumah
bersalin atau Puskesmas.</span></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 150%; margin-left: 21.3pt; text-align: justify; text-indent: -21.3pt;">
<span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;"> Dalam
kerangka SDG’s, <i>sustainable development
goals</i> yang merupakan bentuk penyempurnaan dari <i>Millennium Development Goals</i>, di tahun 2015 ini Indonesia menargetkan
turunnya rasio kematian ibu hingga 102 per 100.000 per kelahiran hidup.
Sebelumnya, sampai tahun 2007<i> </i>rasio
kematian ibu di Indonesia mencapai 228 per 100.000 kelahiran hidup. Untuk
mencapai tujuan tersebut maka, pemerintah Indonesia memastikan bahwa semua
kelahiran akan ditangani oleh tenaga bidan profesional. Jika berkaca pada data
profil dinas kesehatan propinsi Gorontalo, Kabupaten Gorontalo dapat dikatakan
memiliki angka kematian ibu tertinggi dibandingkan dengan kabupaten/kota di
Propinsi Gorontalo lainnya. Penyebab dari kematian ini umumnya dikarenakan
perdarahan, hipertensi, infeksi, dan abortus. Maka untuk menekan AKI ini
pemerintah memilih cara yang opresif terhadap perempuan daripada menggunakan
pendekatan yang berprespektif kesetaaraan gender. Melalui kebijakan semacam ini
pemerintah daerah kabupaten Gorontalo telah melanggar hak perempuan yang
menjadi bagian dari hak asasi manusia. Hal ini seperti yang telah tercantum
dalam Instruksi Presiden No.9 Tahun 2000 Tentang Pengarusutamaan Gender dalam
Pembangunan Nasional. Dalam instruksinya, presiden menghimbau lembaga-lembaga
Negara termasuk pemerintah daerah agar pengarusutamaan gender digunakan sebagai
pendekatan untuk menyusun, melaksanakan, dan mengevaluasi kebijakan serta
program pembangunan nasional sesuai dengan bidang tugas dan kewenangan masing-masing. </span><br />
<a name='more'></a><span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;"> </span></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 150%; margin-left: 21.3pt; text-align: justify; text-indent: -21.3pt;">
<span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;"> Jika
kita tarik ke belakang, pelibatan aparat keamanan dalam program pelayanan
kesehatan ibu juga pernah terjadi pada masa Presiden Soeharto. Saat itu pemerintah
melibatkan Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI) dalam program Keluarga
Berencana (KB) untuk meningkatkan jumlah akseptor. Para perempuan yang enggan
menggunakan alat kontrasepsi kemudian akan dipaksa agar mau menjadi akseptor
melalui pengerahan ABRI. Beberapa tahun kemudian kebijakan serupa juga terjadi
pada masa pemerintahan SBY. Kebijakan ini kemudian menuai kritik terutama dari
kalangan aktivis dan pemerhati hak perempuan, yang dituangkan dalam naskah
pernyataan bersama untuk memperinghati Hari Perempuan Internasional tahun 2009.
</span></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 150%; margin-left: 21.3pt; text-align: justify; text-indent: -21.3pt;">
<span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;"> Masuknya
militer sampai ke ranah privasi warga Negara, dalam hal ini adalah tubuh
perempuan, merupakan bentuk kekerasan terhada perempuan. Hal ini sesuai dengan
yang tertulis dalam Deklarasi PBB Tahun 1993 pasal 1, yang berbunyi:</span></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 150%; margin-left: 21.3pt; tab-stops: 70.9pt; text-indent: -21.3pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 63.8pt; margin-right: 35.65pt; margin-top: 0cm; text-indent: 1.4pt;">
<span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;">“<i>kekerasan terhadap perempuan
adalah setiap tindakan berdasarkan jenis kelamin yang berakibat pada
kesengsaraan atau penderitaan-penderitaan perempuan secara fisik, seksual atau
psikologis, termasuk ancaman tindakan tertentu, pemaksaan atau perampasan
kemerdekaan secara sewenang-wenang baik yang terjadi di depan umum atau dalam
lingkungan kehidupan pribadi.”<o:p></o:p></i></span></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 150%; margin-left: 21.3pt; tab-stops: 70.9pt; text-indent: -21.3pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 150%; margin-left: 21.3pt; text-align: justify; text-indent: -21.3pt;">
<span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;"> Tindakan
pemaksaan terhadap perempuan oleh angkatan bersenjata agar mau menjadi akseptor
atau berobat kepada tenaga medis, termasuk bentuk pelanggaran hak asasi manusia
karena telah mengabaikan hak atas otoritas tubuh perempuan. Sudah seharusnya
perempuan mendapatkan hak atas perlindungan di segala bidang termasuk
kesehatan, seperti yang tertuangdalam pasal 3 di dalam deklarasi tersebut.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;"> </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;"> Sudah
seharusnya pemerintah tidak lagi mengintervensi tubuh perempuan apalagi melalui
tindakan kekerasan baik fisik maupun psikis. Pendekatan yang lebih humanis
dengan menjunjung tinggi HAM, khususnya hak kesehatan reproduksi dan seksual,
sudah sepatutnya dilakukan untuk memberikan pelayanan kesehatan terhadap
perempuan. Melalui edukasi dan pendampingan kepada masyarakat misalnya, langkah-langkah
tersebut bisa ditempuh untuk menekan tingginya angka kematian ibu dan bayi.
Rahim perempuan merupakan sumber kehidupan, sudah sepatutnya diberikan jaminan
penuh atas kesehatannya dan hak-hak atas otoritas tubuh perempuan itu sendiri.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;">Tantri Swastika</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;">*Tulisan ini dibuat untuk mengikuti salah satu kompetisi menulis dengan tema Perempuan, Kesehatan Reproduksi, dan Seksualitas</span></div>
TANTRI SWASTIKAhttp://www.blogger.com/profile/02965836100429829496noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7430496498212227713.post-57877251207635256892015-10-25T11:57:00.000+07:002015-10-25T11:57:21.647+07:00How's Life?Dag, de mooie wereld...van mij!<br />
<br />
<div style="text-align: justify;">
It's been such a long time, since the last time I wrote on this 'dirty pages'. Moreover I have promised to myself that I should be 'productive' in writing, both in English or Bahasa, even in Dutch! I thought by having some future-plans to be realized, then put it into the ''to-do-list'', would keep my life on the track. But in the end, idleness always wins my heart. Until I realize that I am not 'young' anymore, future haunts me, and I should take my self back on the track: pursue what I need and what I want. Sometimes I feel sick of those things as if I can't enjoy my life for a moment, well in fact there has been plenty of leisure time I have spent. </div>
<br />
<i>Well, what's up then? It's supposed to be something new or special, which you're gonna tell at the moment, isn't it?</i><br />
<i><br /></i>
<i> </i>Yea, for the first time since I was born, I just got my first full time job! I have been working for these two months in a museum, as a secretary, for sure. Something that I have never imagined before.<br />
<div style="text-align: justify;">
As a newbie in this kind of full time job, (because in the recent past I used to work as freelancer) there are many new things I found, I experience. It's normal when sometimes we find things going good or bad. That is a life. I just simply warn my self when I start to complain about things in life. </div>
<br />
<div style="text-align: justify;">
Well, I work from Monday till Saturday, from 9.00 to 16.00, only on Monday and Saturday I work from 9.00 to 12.00. In fact I can still do my usual activity like attend the Dutch Class -which will be ended next week, even though I often miss my class due to my work- or even still get side job from a friend. The thing about full time work is how to avoid boredom during the office days. Some people enjoy their work, some say they still learn to enjoy, get excited, even learn to adapt the different environment like I do. Anyway learning is about the time, until we find (or even create) another comfort zone as a place to live. </div>
<br />
<i>Love life?</i><br />
<i><br /></i>
At least I have lessened the 'drama' that I used to make, however sometimes I still say silly/ unworthy things which my love doesn't like to hear that.<br />
But anyway, it's been a week since he went back to this city. It seems unusual that he got 2 weeks of leave, usually he only gets 5 days until a week of free time. Wish everything goes better for us..<br />
<br />
<br />TANTRI SWASTIKAhttp://www.blogger.com/profile/02965836100429829496noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7430496498212227713.post-42957094511017317842015-08-06T15:15:00.001+07:002016-06-20T05:06:16.053+07:00Melewati Perbatasan Thailand-Kamboja<div class="MsoNoSpacing" style="margin-left: 0cm; text-align: justify; text-indent: 0cm;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Menjelang jam
tidurku, tepatnya pada malam terakhir di Bangkok, aku sudah berpesan kepada
pemilik hostel bahwa aku akan check out pukul 4 pagi. Begitu pagi? Ya kereta
menuju Aranyaprathet berangkat sekitar jam 6 pagi jadi aku tidak mau kena macet
dijalan maka aku berangkat sangat pagi dari hostel.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="margin-left: 0cm; text-align: justify; text-indent: 0cm;">
<br /></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="margin-left: 0cm; text-align: justify; text-indent: 0cm;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Hari yang
kutunggu tiba. Persiapan berangkat menuju Aranyaprathet (distrik diThailand yang berbatasan dengan Kamboja) cukup membuatku gugup
dan sangat khawatir. Kenapa:<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;">1.<span style="font-family: "times new roman"; font-size: 7pt; font-stretch: normal;">
</span></span><!--[endif]--><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Kali
ini aku akan melewati perbatasan Thailand-Kamboja secara mandiri alias
sendirian. Seorang <i>travel buddy </i>saya
sedang berada di Phuket dan baru akan menyusul ke Siem Reap keesokan harinya.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;">2.<span style="font-family: "times new roman"; font-size: 7pt; font-stretch: normal;">
</span></span><!--[endif]--><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Perbatasan
antar dua Negara ini terkenal banyak <i>scammers
</i>atau semacam calo yang bisa “menyesatkan”mu sewaktu-waktu atau menguras
uangmu jika kamu tidak dibekali informasi yang cukup.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="margin-left: 0cm; text-align: justify; text-indent: 1.4pt;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Perjalanan
memakan waktu 12 jam. Di dalam kereta para penumpang akan diperiksa
identitasnya. Kamu akan lihat beberapa orang akan dibawa petugas entah kemana. Usut
punya usut banyak warga Kamboja yang bekerja di Thailand dan diantara mereka
ini mungkin memasuki Negara secara illegal sehingga pemeriksaan ketat di dalam
kereta perlu dilakukan. Termasuk bagi kita yang memiliki wajah tipikal alias
11-12 ini, tak luput dari kecurigaan petugas. Paspor diperiksa dan mereka
bilang “Ah ya, Indonesia.” Lalu selesai saja.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="margin-left: 0cm; text-align: center; text-indent: 1.4pt;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<br />
<div class="MsoNoSpacing" style="margin-left: 0cm; text-align: justify; text-indent: 1.4pt;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Tentunya
informasi teknis bagaimana agar aku sampai di perbatasan dengan aman dan sesuai
prosedur sudah aku cari jauh-jauh hari. Tapi seperti biasanya, begitu sampai di
stasiun tujuan aku celingukan mencari transportasi mana yang seharusnya aku
tumpangi untuk menuju perbatasan (masih 6 kilometer lagi).</span><br />
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;"><br /></span>
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Pertama, ada tuk tuk dan kemudian sebuah angkutan semacam truk
tertutup atap (yang seharusnya ini aku tumpangi mengingat ongkosnya lebih murah
dibandingkan dengan tuk-tuk). Seperti di Indonesia, para pengemudi angkutan
cukup agresif mencari penumpang, tinggal bagaimana kamu percaya diri dan tidak
terlihat bingung disana. Awalnya aku melihat truk tadi di kejauhan namun masih
sepi penumpang. Aku sempat ragu-ragu menaikinya dan aku tidak melihat turis
atau <i>bule </i>yang menghampiri kendaraan
tersebut. Tidak jauh dari posisi aku berada ada dua orang <i>bule </i>perempuan yang sepertinya hendak naik tuk-tuk. Aku pun mendekatinya
dan bermaksud mengajak patungan naik tuk-tuk. Berhasil. <o:p></o:p></span><br />
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;"><br /></span></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="margin-left: 0cm; text-align: justify; text-indent: 1.4pt;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Aku sudah tahu
kalau supir tuk-tuk ini akan menurunkan kami ke sebuah agen pengurus visa. Saat
sampai di lokasi, aku bilang kepada dua <i>bule
</i>ini kalau kalian tidak seharusnya disini dan sebaiknya mereka langsung ke “kantor
imigrasi” saja (tempat dimana kita akan diperiksa kelengkapan dokumen kita
untuk memasuki Kamboja). Bagi kita orang Indonesia tidak perlu visa untuk masuk
ke Kamboja. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="margin-left: 0cm; text-align: justify; text-indent: 1.4pt;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Setelah
berargumen dengan si supir aku berjalan keluar dari kantor agen tersebut dan
kelihatannya si bule itu juga. Aku sudah mempunyai denah lokasi perbatasan,
dimana kantor imigrasi, pintu masuk, pintu keluar, dan aku menunjukkan kepada
si bule itu entah dia memperhatikan betul atau tidak. aku sempat salah masuk
pintu, namun kemudian diberitahu oleh petugas kemana seharusnya aku masuk. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="margin-left: 0cm; text-align: justify; text-indent: 1.4pt;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Untuk informasi,
suasana di perbatasan ini cukup ramai (sekali lagi akan banyak calo yang agresif)
dan aku tidak melihat papan petunjuk yang jelas kemana aku harus pergi (mungkin
karena aku sudah penuh dengan kecemasan dan tidak tenang).<o:p></o:p></span><br />
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;"><br /></span></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="margin-left: 0cm; text-align: justify; text-indent: 1.4pt;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Proses masuk ke
imigrasi lancar dan aku melihat 2 <i>bule </i>tadi
juga sudah sampai disitu, syukur mereka tidak ‘tersangkut’ di calo/agen.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="margin-left: 0cm; text-align: justify; text-indent: 1.4pt;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Setelah dari
keimigrasian kita harus menuju terminal untuk menuju kota Siem Reap dan disana
ada bus gratis yang disediakan untuk mengantarkan. Karena masih penuh dengan
kecemasan, aku sangat berhati-hati kendaraan mana yang harus kutumpangi. Lagi-lagi
ada seseorang yang menghampiriku dan menyuruhku menaiki sebuah bus yang dia bilang
itu akan mengantarku ke terminal. Aku awalnya ragu dan enggan mengikutinya,
(karena aku terlalu waspada kepada setiap orang). Saat memasuki bus, baru aku
dan 2-3 orang turis yang duduk tapi akhirnya bus penuh juga dan berangkat
menuju terminal.<o:p></o:p></span></div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjTSUBWdW34fKp04XZo3ApW9C2QVRCRLpUI-HkgtNEf5jyMGUVMQPHZnrXz5sb2uDg3BVapAOesxl6plaPzu1ly0M2amEJoAp6mQ3JBZCRCywqjNm97jZTvEkLQQMKmqF3KHtMTRL2X4sw/s1600/DSC05573.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="360" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjTSUBWdW34fKp04XZo3ApW9C2QVRCRLpUI-HkgtNEf5jyMGUVMQPHZnrXz5sb2uDg3BVapAOesxl6plaPzu1ly0M2amEJoAp6mQ3JBZCRCywqjNm97jZTvEkLQQMKmqF3KHtMTRL2X4sw/s640/DSC05573.JPG" width="640" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Suasana perbatasan antara Thailand dan Kamboja. Foto dokumentasi pribadi.<br />
<a name='more'></a></td></tr>
</tbody></table>
<div class="MsoNoSpacing" style="margin-left: 0cm; text-align: justify; text-indent: 1.4pt;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Di terminal ini
aku sempat menukarkan uang, dan sebetulnya aku masih bingung kendaraan mana
yang kutumpangi: ada taksi, ada shuttle bus atau semacam elf begitu. Suasana
disini sama seperti pada umumnya terminal di Indonesia, calo yang agresif namun
suasana saat itu cukup lengang sehingga mudah bagi pengemudi bus untuk menyisir
para calon penumpang untuk menaiki angkutan mereka. Akhirnya aku menaiki sebuah
shuttle bus yang juga sudah dipenuhi oleh turis lainnya.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="margin-left: 0cm; text-align: justify; text-indent: 1.4pt;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Perjalanan dari
sini (Poipet) menuju ke Kota Siem Reap ditempuh selama -+ 4 jam. Selama perjalanan kamu
akan melihat hamparan tanah merah dengan pemukiman penduduk yang jarang-jarang.
Seperti <i>out of nowhere</i> entah kamu
berada dimana saat itu, aku lupa-lupa ingat juga sih jalanannya sudah di aspal
atau belum tapi memang banyak jalanan yang masih berupa tanah di Siem Reap.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="margin-left: 0cm; text-align: justify; text-indent: 1.4pt;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Kejutan selalu
muncul di perjalanan ini. Taraaa…! Benar saja bus ini menurunkan penumpang di ‘pangkalan
tuk-tuk’ yang mau nggak mau kita harus menaikinya. Lagi-lagi aku mencari
tumpangan bersama 2 orang turis lainnya.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="margin-left: 0cm; text-align: justify; text-indent: 1.4pt;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Dan masalah
lainnya adalah: apakah aku harus menginap di hostel “A” -yang telah aku
sepakati dengan <i>travel buddy </i>ku? Ataukah
aku ikut saja kemana 2 turis ini menginap. Aku masih ragu-ragu saat kami
berkompromi dengan pengemudi tuk-tuk. Parahnya lagi, aku dan <i>travel buddy </i>ku ini hanya berkomunikasi
via wassap <i>which is </i>wassapku hanya
menyala saat ada wifii. Xixixixixi. Jadi kalaupun aku pindah hostel aku baru
memberitahu <i>travel buddy </i>ku saat
sudah <i>check in </i>di hotel. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="margin-left: 0cm; text-align: justify; text-indent: 1.4pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="margin-left: 0cm; text-align: justify; text-indent: 1.4pt;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Aku : Dimana kalian mau menginap?<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="margin-left: 0cm; text-align: justify; text-indent: 1.4pt;">
<i><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Bule </span></i><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;"> : Disini (melihatkan kartu nama sebuah
hostel). Disini katanya murah, temanku yang memberitahukan.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="margin-left: 0cm; text-align: justify; text-indent: 1.4pt;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Aku : Oke aku ikut dengan kalian.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="margin-left: 0cm; text-align: justify; text-indent: 1.4pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="margin-left: 0cm; text-align: justify; text-indent: 1.4pt;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Alasan lain yang
membuatku tidak jadi ke hostel “A” adalah karena aku tidak yakin jika aku
kesana sendirian akan sampai (lebih tepatnya karena takut jika ongkos
tuk-tuknya akan lebih mahal). Setelah hari ini aku pikir-pikir, sebetulnya saat
itu bisa saja aku tetap satu tumpangan dengan 2 bule ini hanya saja nanti kita diturunkan di hostel masing-masing.
Sayang aku baru menyadarinya sekarang.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="margin-left: 0cm; text-align: justify; text-indent: 1.4pt;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Harga yang
disepakati 3 dolar untuk sampai ke hostel itu sehingga masing-masing dari kami
membayar 1 dollar saja.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="margin-left: 0cm; text-align: justify; text-indent: 1.4pt;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Jalanan menuju
hostel kami masih berupa tanah sehingga cukup berdebu saat ada kendaraan
melintas. Hostelnya cukup luas dan kamarnya memang murah!! Ada kamar yang
semalamnya ‘cuma’ 1 dollar saja! Tapi tempat tidurnya yagitudeh. Dan aku
mengambil kamar yang semalamnya 1,5 dollar. Tertulis fasilitasnya: Cambodian
bed atau Khmer Bed aku lupa, yang jelas artinya tempat tidur ala ala orang
Kamboja, dan ternyata itu adalah kasur dengan kelambu<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="margin-left: 0cm; text-align: justify; text-indent: 1.4pt;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;"> -,- aku menempati lantai dua, semacam loteng
dan tanpa sekat diletakkan sejumlah kasur berjejeran dengan masing-masing
dipasang kelambu. Terdapat satu buah fan menempel di dinding di atas tiap-tiap
dua kasur. Masalah berikutnya muncul… Aku kehilangan kontak dengan <i>travel buddy </i>ku! <o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
</div>
TANTRI SWASTIKAhttp://www.blogger.com/profile/02965836100429829496noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7430496498212227713.post-4962007984911173392015-07-22T11:30:00.000+07:002015-10-25T08:39:49.056+07:00Cita-cita<div style="text-align: justify;">
[Kamus Besar Bahasa Indonesia] </div>
<div style="text-align: justify;">
ci.ta-ci.ta <i>n </i><b>1 </b>keinginan (kehendak) yg selalu ada di dl pikiran; <b>2 </b>tujuan yg sempurna (yg akan dicapai atau dilaksanakan). </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;">A</span>ku ingat sekali ketika itu aku berjalan dibawah teriknya panas matahari sepulang sekolah. Saat itu aku masih duduk di bangku SMP. Jarak sekolah dengan rumah memang tidak jauh, lebih kurang empatratus-an meter. Sambil berjalan, aku berangan-angan, menggambarkan kelak aku besar ingin jadi apa. Saat itu aku bercita-cita menjadi seorang diplomat. Kerjanya enak, di luar negeri. Kayaknya sih enak tinggal di luar negeri. Hehehe</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;">B</span>eranjak SMA, aku masih bercita-cita menjadi seorang diplomat. Disinilah aku bertemu dengan dua orang teman yang juga punya cita-cita sama. Kami pun berrencana mengambil jurusan Hubungan Internasional saat kuliah nanti. Dan itupun benar mereka lakukan. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;">S</span>elepas SMA, benar saja dua orang temanku sukses melanjutkan studinya di jurusan Hubungan Internasional, bahkan saat ini ada yang melanjutkan studinya di jenjang S2.</div>
<div style="text-align: justify;">
Melenceng dari tujuan awal, aku tidak melanjutkan studi di bidang yang aku inginkan. Gagal pada program studi pilihan pertama, aku justru diterima pada pilihan ketiga, yaitu Ilmu Sejarah. Ya, sesaat sebelum ujian akhir nasional, aku sedang senang-senangnya belajar sejarah. Saat mampu menghafal tahun dan mengingat peristiwa, membuat aku menjadi siswa paling kece saat itu. Hahahaha! Aku ingat sekali betapa orang disekitarku, bahkan guru dan orangtuaku mensangsikan atas pilihan studiku. "Kelak kamu akan jadi apa?" Tanya mereka setiap kali mengetahui pilihan studiku.</div>
<div style="text-align: justify;">
Saat itu aku sebenarnya juga sudah diterima di program studi Manajemen, di sebuah sekolah tinggi swasta. Namun -tidak munafik- mengingat aku diterima di kampus negeri favorit di Jogja membuatku untuk memilih Ilmu Sejarah sebagai destinasi selanjutnya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;">T</span>ak disangka-sangka, karena Sejarah-lah aku dipertemukan dengan Bahasa Belanda. Ya, di program studi Sejarah ini kami diwajibkan untuk mengambil mata kuliah Bahasa Belanda selama 4 semester berturut-turut. Ini pun aku ketahui setelah aku membaca Buku Panduan Akademik sebelum kegiatan perkuliahan dimulai. Saat itu juga aku mengambil kursus Bahasa Belanda. Tak disangka juga aku menyukainya dan masih belajar hingga sekarang, meski sempat autodidak karena kelas Bahasa Belanda tidak selalu rutin dibuka.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
<a href="http://www.womentomorrow.fr/photo/art/default/6496355-9798339.jpg?v=1396653428" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="http://www.womentomorrow.fr/photo/art/default/6496355-9798339.jpg?v=1396653428" height="364" width="640" /></a></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;">S</span>emasa kuliah, aku memiliki cita-cita untuk menjadi pekerja lepas atau <i><a href="https://jennyjusuf.wordpress.com/2012/08/25/jadi-freelancer-boleh-aja-sih-tapi-yakin/" target="_blank">freelancer </a></i>atau kalau kata <a href="http://jennyjusuf.com/10-modal-jadi-freelancer/" target="_blank">Jenny Jusuf</a>, bebastusuk (free: bebas, lance: tusuk). Lebih jauh mengenai dunia bebastusuk, bisa lihat di blog <a href="http://linimasa.com/2015/03/15/freelancer-beneran-free/" target="_blank">ini</a>. Gara-garanya, saat itu aku sedang asyik mengikuti sepak terjang (tsaaahh) para <i>travel writer</i> yang memang pekerja lepas ini, kerjaannya -keliatannya- asyik. Keliatannya ya... hehehe. Jalan-jalan doang, promo produk, nulis di blog, dapet duit deh!</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;">L</span>alu kini apa cita-citaku setelah -hampir- delapan bulan menyandang gelar sarjana sastra? (Di kampusku, Ilmu Sejarah berada dibawah naungan Fakultas Ilmu Budaya yang gelar sarjananya adalah S.S, alias Sarjana <strike>Sambal </strike>Sastra).</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;">S</span>ebetulnya sempat keturutan juga sih ngerasain <i>freelancer </i>selepas lulus kuliah. Meski bisa dibilang cukup serabutan, karena ngerjain kerjaan apa aja selama aku bisa, tetapi seengaknya aku mengamini bahwa jadi <i>freelancer </i>itu enak-enak susah. Enaknya bisa kerja dimana aja (nggak perlu ngantor), nggak terikat jam kerja, tapi deg-degan juga kalau pas kantong kering dan bayaran seret hehehe.. Dari jadi <i>transcriber, </i>relawan di LSM, notulensi, jadi Liaison Officer, sampai ngajarin Bahasa Belanda. </div>
<div style="text-align: justify;">
Lebih dari itu, hasrat buat kerja kantoran dan terikat kontrak, pengen juga ngerasain tapi mungkin belum rejekinya aja hehehe</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;">S</span>ukses buat semuanya... <i>see you on top, readers!</i></div>
<div style="text-align: justify;">
<i>xoxo</i> </div>
TANTRI SWASTIKAhttp://www.blogger.com/profile/02965836100429829496noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7430496498212227713.post-10814976829826013822015-05-15T04:22:00.000+07:002016-06-20T05:06:35.542+07:00Dua Nusa Bersaudara: Lembongan dan Ceningan<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
Pasti Anda semua setuju kalau setiap tempat yang kita kunjungi, baik untuk tujuan bisnis maupunberlibur, pasti meninggalkan kenangan entah itu kenangan indah ataupun tidak. Kenangan tercipta karena ada cerita muncul didalamnya. Tidak selalu cerita pemandangan indah yang mampu menghipnotis kita selama beberapa saat mammpu menciptakan memori tersendiri di benak kita.</div>
<div style="text-align: justify;">
Lalu kenangan indah apa yang membekas dari dua nusa bersaudara, Lembongan dan Ceningan? Tentulah tiga hari saja tidak cukup untuk menggambarkan seluruh detail gambaran yang dimiliki kedua pulau yang bersebelahan dengan Nusa Penida ini. Tapi aku akan coba menggambarkan apa saja yang kulihat, kurasakan, dan kubawa dari kedua pulai cantik ini. Bukan sebuah cerita panjang yang menggerakkan hati tapi setidaknya cukup untuk menjadi refleksi. *tsaaahh*</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b> Kampung Turis</b></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><br /></b></div>
<div style="text-align: justify;">
Kayaknya nggak perlu dijelasin lagi kenapa aku tulis satu poin pertama di atas. Bali. Pulau Dewata yang -barangkali- jadi rumah kedua bagi para turis mancanegara dan menjadi tujuan utama bagi mereka pencinta <i>vitamin sea. </i>Sama seperti Bali pada umumnya, di Lembongan ini aku temukan banyak turis manca berwisata disini, bahkan ada yang tinggal disini ya. Hampir tiap sudut jalan bisa kau temui turis ini berjalan kaki, naik sepeda motor, atau naik angkutan. </div>
<div style="text-align: justify;">
Ada dua spot populer tujuan turis di Lembongan, yakni Desa Jungut Batu dan Desa Lembongan. Nah buat turis-turis backpacker ini, Jungut Batu lebih 'ramah' alias jadi tujuan utama ketimbang di Mushroom Bay yang banyak didirikan resort/hotel yang sangat merogoh kocek dalam-dalam.</div>
<div style="text-align: justify;">
Saking banyaknya turis manca disini, salah satu warung di Jungut Batu menjual beragam produk impor seperti mayones, nuttela, paprika, bir (tentu saja! yay!), dan lain-lain untuk memenuhi kebutuhan turis manca. Meski harga barang disini jelas lebih mahal dari pulau Bali karena butuh ongkos transport tambahan untuk sampai ke Lembongan. (Fyi: untuk sampai ke Lembongan butuh waktu 30 menit dari Pantai Sanur)</div>
<div style="text-align: justify;">
Ada satu angkutan box tersendiri yang rutin berkeliling ke warung-warung di Jungut Batu untuk menyetok barang-barang kebutuhan disini.</div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjw98YWqso3kYNajm2IVvYCn3iWxLmTrrTCjWJEybHXldrK1APShlCg1Q4GkwdQEZwnqYKcBhe7M9vv5uUGV2PJlQzOGh67aJGp4-J7vjI_7k8YFofy-tDAsX71-w0_1_1L9q2oZvK4eZY/s1600/jungut+batu+santorini.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjw98YWqso3kYNajm2IVvYCn3iWxLmTrrTCjWJEybHXldrK1APShlCg1Q4GkwdQEZwnqYKcBhe7M9vv5uUGV2PJlQzOGh67aJGp4-J7vjI_7k8YFofy-tDAsX71-w0_1_1L9q2oZvK4eZY/s1600/jungut+batu+santorini.jpg" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="font-size: small;">Desa Jungut Batu atau dikenal dengan Santorini-nya Bali. Tampak penginapan dan restauran menghiasi sudut-sudut pulau ini.</span></td></tr>
</tbody></table>
<div style="text-align: center;">
<br />
<a name='more'></a></div>
<div style="text-align: justify;">
<b> Helm dan plat nomor adalah barang asing disini</b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
"Nggak usah pake' helm nggak papa. Nggak ada polisi disini."</div>
<div style="text-align: justify;">
Jawab seorang <i>gek </i>(kakak perempuan)saat aku minta helm karena ingin berkeliling dengan motor di Lembongan.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
"Diketawain orang kamu kalau pakai helm disini." </div>
<div style="text-align: justify;">
Kata seorang <i>gek </i> penjual nasi kuning kepada kami saat kami bercerita bahwa tidak diberikan helm ketika sewa motor. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Tadinya kami berpapasan dengan dua <i>bule </i>yang naik motor pakek helm, makanya kami balik homestay untuk minta pinjam helm dan takut juga karena jalan disana berliku-liku, takut kena apa-apa. Benar saja, banyak orang nggak pakek helm disini. Motor tanpa plat nomor pun banyak bertebaran disini. Karena pulaunya kecil dan dipisahkan oleh perairan maka aman-aman saja untuk menaruh motor sembarangan dipinggir jalan. Toh siapa yang mau mencuri motor kan? Karena pelakunya pasti mudah ditemukan dan susah untuk dibawa keluar pulau.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b> Semua orang "bisa" punya tanah disini</b></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><br /></b></div>
<div style="text-align: justify;">
Kesimpulan ini saya ambil setelah terlibat dalam percakapan singkat dengan seorang <i>gek </i>penjual nasi kuning yang kita sambangi setelah bermain di Dream Beach. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Aku: "Itu kalau lokasi Cliff Jump kok sekarang sepi, nggak ada-apa ya?"</div>
<div style="text-align: justify;">
<i>gek</i>: "Oh itu iya lagi sengketa, bermasalah tempatnya."</div>
<div style="text-align: justify;">
aku: "Sengketa gimana? Nggak ada IMB atau gimana?"</div>
<div style="text-align: justify;">
<i>gek: </i>"Disini ga usah pakek ijin-ijinan. Kamu beli tanah disini bisa juga,</div>
<div style="text-align: justify;">
ga ada yang punya tanah disini."</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Mungkin maksud si <i>gek </i>gak semudah itu juga ya beli tanah disana. Pada intinya si gek mau bilang kalau siapapun bisa (dengan mudah) beli tanah disitu dan mendirikan rumah.</div>
<div style="text-align: justify;">
Seperti yang kita tahu kalau banyak resort, hotel, restauran disana banyak dimiliki oleh investor asing hanya saja kepemilikan disana diatas namakan oleh warlok alias warga lokal. Mungkin udah jadi rahasia umum ya. Seperti juga waktu malam ketiga kami menginap di sebuah hostel yang lagi hits di Nusa Ceningan. Saat kami ngobrol dengan salah seorang pegawainya, dia bercerita bahwa penginapan tersebut dimiliki oleh seorang warga negara Perancis namun kepemilikannya diatasnamakan oleh salah seorang warga sekitar. Dia juga bercerita kalau ada salah seorang kerabatnya yang sampai mengakui 4 villa di Bali. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
"Sebulan nggak ngapa-ngapain terima duit banyak."</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Jelasnya menerangkan kalau penduduk yang "dipinjam" namanya itu jelas mendapatkan pemasukan dari penghasilan villa/resort tanpa berbuat apa-apa.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg63JwFq7afD-K-fQxhwzxjjDHK_4SX62qVrWJCA5SfFYGoAxeH6I-G8maIwQ-MS9EMyq6I-TUqdtsgf1J4jglYJ5hPaTLIpc1VFEUa5GxQSQC9K2liZDTD7yE-K2-ZduH4YusHpRNpaaA/s1600/cliff+jump.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="358" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg63JwFq7afD-K-fQxhwzxjjDHK_4SX62qVrWJCA5SfFYGoAxeH6I-G8maIwQ-MS9EMyq6I-TUqdtsgf1J4jglYJ5hPaTLIpc1VFEUa5GxQSQC9K2liZDTD7yE-K2-ZduH4YusHpRNpaaA/s640/cliff+jump.jpg" width="640" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="font-size: small;">Langit mendung di atas Cliff Jump (Ceningan) yang sudah lengang tak dikelola</span></td></tr>
</tbody></table>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>Here for the first time ever, I saw Manta ray!!!</b></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><br /></b></div>
<div style="text-align: justify;">
Salah satu tujuan utamanya adalah menikmati keindahan bawah lautnya dan sebagai bonusnya aku ngeliat manta ray!!! Ternyata manta itu gede dan buat aku mereka agak spooky yadengan mulutnya yang menganga dibawah dan ''saya'' yang lebar. Kita bisa berenang didekat mereka tanpa takut diserang meski mereka akan terlihat mendekatimu sesekali dan itu yang bikin aku sedikit ngeri. Mereka makan plankton maka jangan kaget kalau kamu akan sering merasa tersengat saat berenang di spot Manta ini. Untungnya cuaca saat itu cerah jadi kita bisa dengan jelas melihat manta. Pokoknya seru!!! Sayangnya kita belum ada underwater camera jadi belum bisa dokumentasi deh.</div>
<div style="text-align: justify;">
<b><br /></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>Land of seaweed</b></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><br /></b></div>
<div style="text-align: justify;">
Menjadi petani rumput laut mungkin menjadi profesi yang juga tidak sedikit digeluti oleh para penduduk di pulau ini, selain sektor pariwisata yang mendominasi. Hampir di setiap kami melintasi pesisir Nusa Ceningan ini kami menjumpai penduduk yang sedang bertani maupun mengumpulkan rumput laut. Sayangnya kami belum menemukan hasil produk kemasan dari rumput laut ini, semoga saja ini karena kami yang kurang eksplor saja. Uniknya kalau perairan antara Lembongan dan Ceningan ini surut atau di musim panas, penduduk bisa melewati kedua pulau ini tanpa melewati jembatan alias jalan kaki! </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEisF9f27GJ6KWgWFI4X_p1B2duyMpRMFy7pIeetdmEVgeykag6g7lGAfqVeqPMDer8x9HeSdSbP6jus8bRfsFXA819xk0kpT9ffsKTbr6JE_QDGRrB6C_gnA112Orxss2_uG_wuBQ2rDNY/s1600/petani+rumput+laut.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEisF9f27GJ6KWgWFI4X_p1B2duyMpRMFy7pIeetdmEVgeykag6g7lGAfqVeqPMDer8x9HeSdSbP6jus8bRfsFXA819xk0kpT9ffsKTbr6JE_QDGRrB6C_gnA112Orxss2_uG_wuBQ2rDNY/s640/petani+rumput+laut.jpg" width="640" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="font-size: small;">Petani rumput laut menggarap lahannya. Jika air surut, lahan pertanian rumput laut akan terlihat jelas dan orang bisa menyebrang langsung ke Lembongan/Ceningan tanpa melalui jembatan</span></td></tr>
</tbody></table>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
TANTRI SWASTIKAhttp://www.blogger.com/profile/02965836100429829496noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7430496498212227713.post-90079680916556192082015-05-14T12:24:00.002+07:002015-05-14T12:47:55.661+07:00Menuju Bali untuk Kedua Kali<div style="text-align: justify;">
Perjalanan pertama yang aku lakukan di tahun 2015 yakni plesiran ke Pulau Bali, tepatnya di Nusa Lembongan. Perjalanan kali ini dilakukan dengan sistem Duet Maut, alias hanya berdua saja, aku dan seorang teman sebut saja Linggar. Namanya perjalanan jauh banyak aja kejadian diluar prediksi, apalagi yang nggak enak-enak. Kesialan yang pertama terjadi yaitu ketika kita berdua ketinggalan kereta tujuan Jogja-Banyuwangi. Ini kali kedua aku pergi ke Bali setelah study tour jaman SMP, satu dekade yang lalu. ((( D E K A D E )))</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
Petugas 1: "Temen mbak sampe mana?"<br />
Saya: "Masih di jalan pak."<br />
Petugas 1: "Coba telpon."<br />
Saya: "Nggak ada pulsa pak."<br />
Petugas 1: "Waaah. Soalnya kita udah telat 2 menit ini."<br />
Petugas 2: "Udah mbaknya mau naik apa tinggal?"<br />
Saya: "Udah pak, duluan aja. Saya juga nggak enak ninggalin temen saya karena dia yang beliin saya tiket ini." (Dalam hati aku juga bergulat dengan pikiranku. Kasihan juga kalau penumpang kereta lainnya terlambat jalan hanya karena nunggu 2 onggok manusia ini)<br />
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kira-kira begitulah percakapan saya dengan sejumlah petugas kereta api. Dan dengan berat hati kulihat kereta api berjalan perlahan menuju Banyuwangi. Beberapa menit kemudian datanglah temanku ini dan mau tidak mau kita harus mencari alternatif kendaraan lain, yang berarti akan jauh lebih lama sampai ke tempat tujuan dari prediksi semula.</div>
<br />
<br />
<div style="text-align: justify;">
Malam hari, habis maghrib lah ya, kami sampai di terminal Purbaya, Surabaya. Disana kami <i>stuck </i>cukup lama karena diuber-uber sama calo dan sempet disorientasi kemana harus mencari angkutan yang tepat agar tidak terjebak calo. Kita sempat bertemu dan bertanya-jawab dengan bapak-bapak yang dengan baik hati menasehati kita agar tetap hati-hati sama calo disana. Sebenarnya aku dan Linggar pernah di terminal ini beberapa tahun yang lalu namun kita cukup kebingungan saat tidak tahu arah, mana utara mana selatan. Akhirnya dengan berani kami menerobos hiruk pikuk calo yang menghampiri kita dan bis tujuan Jember jadi pilihan angkutan kita.<br />
<br /></div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgxj_I5wRat3mI8pmXI-9ipWMMGqCwVmdPh52ekBMyePstWkiIgP2N2RuDHpywDgQQP2xPvq_fzt5JU_YhuzwduAojckeh0F-EVGXCv6cr8T2zB4DTweJZMUDyNyY3byUvnyvpduxD66jI/s1600/DSC00978.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="360" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgxj_I5wRat3mI8pmXI-9ipWMMGqCwVmdPh52ekBMyePstWkiIgP2N2RuDHpywDgQQP2xPvq_fzt5JU_YhuzwduAojckeh0F-EVGXCv6cr8T2zB4DTweJZMUDyNyY3byUvnyvpduxD66jI/s640/DSC00978.JPG" width="640" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="font-size: small;">Desa Jungut Batu (Nusa Lembongan) diselimuti kabut tipis dilihat dari Panorama Point</span></td></tr>
</tbody></table>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Hal cukup menakutkan bagiku saat diturunkan di terminal Jember. Saat itu pukul 2 pagi di Terminal Jember masih sangat lengang dan kami mau tidak mau ngikut bus tujuan denpasar yang ditawari oleh seorang laki-laki. Di dalam bis itu hanya ada 2 penumpang dan kami berdua. Sempat didatangi oleh pengamen dan diajak ngobrol aneh-aneh aku putuskan pergi ke mushola. Tak berapa lama kemudian menjelang jam 3 atau 4 pagi bis berangkat dan akhirnya berhenti (lagi) di sebuah terminal. Siang jam 7 pagi bis baru benar-benar berangkat menuju Denpasar. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Jadilah kami diturunkan di terminal Mengwi, dari sana kami ngeteng naik angkutan umum 2 kali lagi dengan tujuan Ubung, kemudian tujuan Sanur, Salah turun halte, waktu naik Sarbagita (bis punya pemerintah), membuat kami menyerah pada keadaan. Nyetop taksi dan mencari hostel di Jalan Danau Tamblingan (Sanur). Sekitar jam 5 sore kami resmi merebahkan badan di hostel dengan total perjalanan darat 32 jam! Jika dihitung dari Jogja, kami berangkat Selasa pagi jam 9 dan tiba di Sanur Rabu jam 5 sore. Duh nggak lagi-lagi deh ketinggalan kereta! </div>
TANTRI SWASTIKAhttp://www.blogger.com/profile/02965836100429829496noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7430496498212227713.post-6723514708583582292015-05-13T22:22:00.000+07:002015-05-13T22:22:35.862+07:00KembaliOlla!<br />
<div style="text-align: justify;">
Akhirnya bisa lagi nyempetin nengok blogku yang makin usang karena udah jarang ada postingan. <i>What I have been doing so far?</i></div>
<div style="text-align: justify;">
Akhir Maret lalu aku baru aja jatuh dari tangga gegara ngambil kucing dari atas genteng tetaangga depan rumah. Tangganya tangga berbahan alumunium yang bisa dilipat itu, nekat aku naik sendirian tanpa dijaga oleh bapakku dari bawah. Setelah menunggui kucingku agar mudah kuambil, kemudian aku bawa turun tapi sayangnya tangga terpleset dan aku jatuh. Aku sempat menahan kucingku agar tak lari karena kalau sampai berlari menyebrang jalan, aku takut di tertabrak. Singkat cerita setelah dirontgen, kata dokter tanganku patah tapi kondisinya bagus, mungkin disebut retak ya. Sayang sekali pagi harinya, tetangga menemukan kucingku tertabrak motor, dan meninggal. Disitu aku merasa sangat sedih banget! Aku nangis, ibuku juga dan aku susah memaafkan diriku. huhuhuhhu Tapi namanya musibah yang sudah digariskan aku tidak bisa menghindar, apalagi kucingku.</div>
<div style="text-align: justify;">
Naah.. tanganku jadilah di gips selama sebulan dan sekitar 3 minggu lalu gipsnya baru saja dibuka. Sekarang aku masih menjalani fisioterapi sebanyak 8 kali, semoga cepat sembuh :)</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
TANTRI SWASTIKAhttp://www.blogger.com/profile/02965836100429829496noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7430496498212227713.post-76547340200581291742015-03-16T08:31:00.000+07:002016-06-20T05:07:03.233+07:00Perkawinan sebagai Pola Penyebaran Agama Katholik di Jawa Awal Abad XX<div style="text-align: justify;">
Suara guruh yang bersahut-sahutan pada Rabu sore (11/3) tidak menyurutkan niatku dan seorang teman untuk menghadiri diskusi sejarah di sebuah UNY. Diskusi sejarah tersebut diklaim sebagai diskusi perdana yang kembali diadakan oleh Himpunan Mahasiswa Ilmu Sejarah UNY setelah sekian lama vakum. Yang menjadi magnet bagiku dan teman untuk datang adalah pembicara dalam diskusi yang merupakan senior kami semasa kuliah, Eka Ningtyas namanya. Eka saat ini sedang menempuh pendidikan Pascasarjana Ilmu Sejarah di alamameternya dahulu, UGM.</div>
Sore itu acara terlambat berjalan selama 30 menit. Pada awalnya tidak banyak peserta diskusi yang hadir di Ruang Studio Musik Fakultas Ilmu Sosial dan Ekonomi UNY, namun seiring berjalannya waktu ruang tersebut cukup dibuat penuh oleh massa yang datang.<br />
<div style="text-align: justify;">
Diskusi tersebut dimoderatori oleh alumni Hima Ilmu Sejarah UNY sendiri yaitu Mas Kuncoro yang kebetulan teman sekelas Eka di sekolah pascasarjana. <span style="text-align: justify;">Dalam presentasinya, Eka mengangkat judul "Surat Cinta Dari Mendut: Lahirnya Keluarga Katolik Pertama di Jawa Awal Abad 20" sebagai topik diskusi yang tidak lain merupakan salah satu bab dalam skripsinya terdahulu. Pada awal pembahasannya, Eka menceritakan mengenai awal kehadiran misi Katolik di Muntilan, kota kecil di Jawa Tengah yang mendapat sebutan <i>Bethlehem van Java</i>. Adalah Hovenars dan Van Lith, dua tokoh misi yang menjadi pionir lahirnya umat Katolik di Muntilan melalui ordo Serikat Jesus. Disini Eka menjelaskan beberapa metode yang dilakukan oleh para pewarta Injil dalam menyebarkan agama Katolik di Muntilan. </span>Metode pertama yang dilakukan namun pada akhirnya gagal, yaitu Katekismus. Katekismeus merupakan langkah untuk 'merekrut' orang-orang bumiputra untuk menjadi calon pemeluk Katolik melalui pertemuan-pertemuan rutin yang mengarah pada pewartaan Injil. Namun pada akhirnya cara ini gagal karena mereka yang kemudian memeluk Katolik semata-mata hanya karena menginginkan santunan yang kerap diberikan oleh pihak misionaris.<br />
<br />
<a name='more'></a><br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Metode kedua yang lalu dianggap sebagai karya nyata misi adalah pendidikan. Dengan mendirikan sekolah di Muntilan melalui yayasan Kanisius pada tahun 1908, untuk menjaring bumiputra agar dapat menjadi umat Katolik yang berpendidikan. Sekolah ini kemudian menjadi sarana mobilitas kelas bagi rakyat kecil yang disekolahkan oleh Van Lith sehingga nantinya mereka memiliki kedudukan tinggi sebagai broeder atau kaum intelektualditengah-tengah masyarakat. Sekolah yang didirikan ini hanya fokus pada pendidikan laki-laki namun kebanyakan masih merupakan anak dari pamong desa. Berdirinya sekolah dan asrama perempuan di Mendut dirintis oleh para suster Fransiskanes van Huythuzien yang dimintai tolong oleh Serikat Jesus. Sekolah ini dulunya menempati sebelah barat Candi Mendhut yang saat ini sudah menjadi Vihara. Munculnya rintisan sekolah perempuan ini muncul sebelum adanya surat-surat Kartini (1911). Gagasan sekolah keputrian muncul saat alumni sekolah laki-laki Muntilan merasa kesulitan untuk menemukan gadis Katholik Jawa yang juga berpendidikan. Selain itu juga perkawinan di Jawa yang diatur oleh penghulu yang beragama Islam. Para murid dipersiapkan untuk nantinya dapat menciptakan keluarga Katholik seutuhnya, yang ayah atau ibunya sama-sama Katholik namun juga berpendidikan. Bahkan setiap satu kali dalam seminggu mereka dipertemukan bersamaan misalnya saat menonton film kemudian mereka diperbolehkan untuk saling mengirim surat jika menemukan seseorang yang mereka sukai. Dari sinilah kemudian para siswa saling jatuh cinta dan di kemudian hari membentuk keluarga Katholik di Jawa. Dari sinilah Eka kemudian menyimpulkan bahwa selain melalui pendidikan, perkawinan yang sengaja "didesain" oleh para broeder dan suster di Muntilan dan Mendhut juga merupakan satu cara untuk menyebarkan benih-benih umat Katholik di Jawa. Salah satu keluarga Katholik Mendut-Muntilan yang dilahirkan yaitu Y. B Mangunwijaya yang di kemudian hari merintis perkampungan di bantaran Sungai Code. Tokoh lain yang dibesarkan dari pendidikan Muntilan yakni Pahlawan Nasional Yos Sudarso yang wafat di perairan Aru.<br />
Di akhir pembahasannya Eka juga menguraikan permasalahan yang dihadapi misionaris Katholik saat menyebarkan agama. Misalnya saja saat Muhammadiyah berdiri di tahun 1912 di Yogyakarta, hal tersebut ternyata turut mempengaruhi iklim penyebaran missi di Jawa Tengah. Tantangan zaman membuat misionaris lebih bekerja keras lagi untuk menyebarkan misi contohnya melalui karya sosial dan kesehatan yang didirikan yakni panti asuhan, rumah sakit, dan gereja yang pola ini diadopsi oleh Muhammadiyah. </div>
TANTRI SWASTIKAhttp://www.blogger.com/profile/02965836100429829496noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7430496498212227713.post-13244490522575569032015-01-10T10:36:00.001+07:002015-01-11T06:15:31.698+07:00Tetap Sehat Meski LDR<div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;">
<span style="text-indent: 0cm;">Yap, tahun 2015
ini saya awali dengan membuat sedikit catatan mengenai hal-hal ‘menyehatkan’
yang bisa kita ambil dari hubungan jarak jauh atau LDR. Kenapa tiba-tiba
ngomongin LDR? Karena kalau merefleksikan apa yang telah terjadi di 2014
kemarin, menjalani hubungan jarak jauh merupakan pengalaman yang berbeda dari
tahun-tahun sebelumnya. Seringkali saya menemukan banyak pelajaran di
dalamnya, maka berikut saya beberkan beberapa catatan yang menurutku cukup
memberi refleksi di awal tahun ini.</span></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="margin-left: 0cm; text-align: justify; text-indent: 0cm;">
<br /></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;">
<!--[if !supportLists]--><b>1.<span style="font-size: 7pt; font-weight: normal;">
</span></b><!--[endif]--><b>Menjadi
orang yang lebih menghargai waktu<o:p></o:p></b></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: 0cm;">
Sebuah
pasangan yang menjalani relasi LDR, akan memiliki sedikit waktu untuk saling bertemu.
Mengingat bahwa keduanya memiliki aktivitas/ bekerja di dua daerah yang berbeda
sehingga mereka hanya akan memiliki waktu terbatas untuk cuti atau pulang ke
tempat tinggal mereka. Makanya untuk mengelola <i>quality time</i> ini, pasangan LDR
akan dilatih untuk selalu <i>on time</i> saat menemui pasangan mereka agar selalu
menghargai momen-momen yang tidak mungkin dilewatkan ini. Agar <i>quality time
</i>terjaga biasanya pasangan akan menjauhkan diri dari <i>gadget </i>saat bersama dan
menghindari percekcokan remeh temeh yang sering terjadi di hari-hari biasanya. Bagaimana
mungkin jika salah satu pasangan yang hanya punya ijin cuti pulang 2 minggu
dalam 3 bulan, lalu saat keduanya saling bertemu waktu hanya terbuang untuk cekcok
saja? hehehe </div>
<div class="MsoNoSpacing" style="margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: 0cm;">
</div>
<div class="MsoNoSpacing" style="margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;">
<!--[if !supportLists]--><b><i>2.<span style="font-size: 7pt; font-style: normal; font-weight: normal;"> </span></i></b><!--[endif]--><b><i>Being
Independent is not impossible anymore<o:p></o:p></i></b></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: 0cm;">
Mau jomblo
atau berpasangan, mau LDR atau enggak, being independent is a must, isn’t it?
Nah tapi kita tidak bisa menutup mata ya kalau banyak loh pasangan yang saling
tergantung satu sama lain. <i>Nggak mau
makan kalau nggak ditemenin, nggak mau pergi belanja kalau nggak dijemput,
nggak mau pacaran kalau nggak malam minggu </i>*eh*<i> <o:p></o:p></i></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: 0cm;">
Konteks
independen ini sangatlah umum, semua person pun bisa menjadi independen tanpa
LDR misalnya. Namun pasangan yang LDR saat menemui kesulitan dalam mengerjakan
sesuatu, maka akan terbiasa bekerja tanpa bantuan pasangannya, bagaimana pasangannya
mau membantu wong terpisah jarak dan waktu? Hehehe mungkin ada juga orang yang terbiasa meminta
bantuan oranglain daripada pasangannya saat ada kesulitan namun kalau pelaku
LDR mau tidak mau dituntut agar tidak bergantung pada partnernya sekalipun ada
kesulitan yang terjadi.</div>
<div class="MsoNoSpacing" style="margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: 0cm;">
<br /></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;">
<!--[if !supportLists]--><b>3.<span style="font-size: 7pt; font-weight: normal;">
</span></b><!--[endif]--><b>Jadi
pribadi yang mudah mengelola emosi dan kesabaran<o:p></o:p></b></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: 18pt;">
Bagaimana
tidak, Jarak dan waktu adalah medan tempur untuk mengelola emosi dan kesabaran setiap manusia, termasuk para
pelaku LDR. hehehehe. <span style="text-indent: 0cm;">Sepertinya
semua setuju ya kalau kesabaran dan emosi pelaku LDR ini harus tahan uji. Tidak
bertemu pasangannya selama berbulan-bulan, hanya bisa bersua lewat layar kaca
atau frekuensi telepon, maka saat terjadi persoalan penyelesaiannya tidak
semudah jika dilakukan dengan tatap muka. Kesabaran dan emosi yang bisa
dikelola dengan baik akan membentuk pribadimu juga dalam bekerja. </span></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="text-align: center;">
<o:p> <table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://frauwanderlust.files.wordpress.com/2013/03/tumblr_m33t6be6yk1qipt9v.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="229" src="https://frauwanderlust.files.wordpress.com/2013/03/tumblr_m33t6be6yk1qipt9v.jpg" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">ilustrasi via <a href="http://frauwanderlust.wordpress.com/" target="_blank">ini</a></td></tr>
</tbody></table>
</o:p></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;">
<!--[if !supportLists]--><b>4.<span style="font-size: 7pt; font-weight: normal;">
</span></b><!--[endif]--><b>Membentukmu
untuk memiliki mental pejuang<o:p></o:p></b></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="margin-left: 1.4pt; text-align: justify; text-indent: 0cm;">
Yang ini
mungkin terlalu lebay, tapi orang yang nggak LDR pun juga rasa-rasanya harus
punya mental pejuang, memperjuangkan pasangannya yang sedikit-sedikit bilang
putus kalau lagi bosan dan bertengkar hehehehe Bedanya pelaku LDR ini harus
punya mental pejuang dalam menaklukan jarak, waktu, dan emosi yang meluap-luap.
Karena kendala-kendala ini yang nggak dimiliki oleh mereka yang tidak LDR. Perjuangan
ekstra keras harus dilakukan jika kamu tidak mau jarak menjadi penghalang
putusnya hubungan kalian hehehehe. Mereka yang tidak LDR bisa menyelesaikan
persoalan dengan bertemu setiap saat, berbeda dengan pelaku LDR yang harus
sabar dengan sinyal internet yang naik turun, pulsa henpon yang kembang kempis,
hanya untuk menyelesaikan persoalan kecil misalnya.</div>
<div class="MsoNoSpacing" style="margin-left: 1.4pt; text-align: justify; text-indent: 0cm;">
<br /></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="margin-left: 1.4pt; text-align: justify; text-indent: 0cm;">
Berkata jujur
tentu pasti harus dimiliki setiap orang, tapi bagi pelaku LDR yang betul-betul
mempertahankan relasinya, akan cenderung berkomitmen untuk saling jujur dan
menjaga kepercayaan tersebut *tsaaaah* Karena hanya dengan modal tersebut
hubungan bisa dibina dengan baik. Mungkin sementara itu yang menjadi catatan
untuk berefleksi di tahun yang baru ini. Bagi kalian yang mau menambahkan atau
sekedar mengkritik bisa tulis melalui kotak komentar di bawah, terimakasih!</div>
<div class="MsoNoSpacing" style="margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: 0cm;">
<br /></div>
<br />
<div class="MsoNoSpacing" style="margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: 0cm;">
<br /></div>
TANTRI SWASTIKAhttp://www.blogger.com/profile/02965836100429829496noreply@blogger.com4tag:blogger.com,1999:blog-7430496498212227713.post-54502210058158552522014-10-16T09:45:00.003+07:002014-10-17T20:49:13.804+07:00‘Oh yang kuliahnya belajar fosil sama candi-candi ya?’<!--[if gte mso 9]><xml>
<o:OfficeDocumentSettings>
<o:RelyOnVML/>
<o:AllowPNG/>
</o:OfficeDocumentSettings>
</xml><![endif]--><br />
<!--[if gte mso 9]><xml>
<w:WordDocument>
<w:View>Normal</w:View>
<w:Zoom>0</w:Zoom>
<w:TrackMoves/>
<w:TrackFormatting/>
<w:PunctuationKerning/>
<w:ValidateAgainstSchemas/>
<w:SaveIfXMLInvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid>
<w:IgnoreMixedContent>false</w:IgnoreMixedContent>
<w:AlwaysShowPlaceholderText>false</w:AlwaysShowPlaceholderText>
<w:DoNotPromoteQF/>
<w:LidThemeOther>EN-US</w:LidThemeOther>
<w:LidThemeAsian>X-NONE</w:LidThemeAsian>
<w:LidThemeComplexScript>X-NONE</w:LidThemeComplexScript>
<w:Compatibility>
<w:BreakWrappedTables/>
<w:SnapToGridInCell/>
<w:WrapTextWithPunct/>
<w:UseAsianBreakRules/>
<w:DontGrowAutofit/>
<w:SplitPgBreakAndParaMark/>
<w:DontVertAlignCellWithSp/>
<w:DontBreakConstrainedForcedTables/>
<w:DontVertAlignInTxbx/>
<w:Word11KerningPairs/>
<w:CachedColBalance/>
</w:Compatibility>
<m:mathPr>
<m:mathFont m:val="Cambria Math"/>
<m:brkBin m:val="before"/>
<m:brkBinSub m:val="--"/>
<m:smallFrac m:val="off"/>
<m:dispDef/>
<m:lMargin m:val="0"/>
<m:rMargin m:val="0"/>
<m:defJc m:val="centerGroup"/>
<m:wrapIndent m:val="1440"/>
<m:intLim m:val="subSup"/>
<m:naryLim m:val="undOvr"/>
</m:mathPr></w:WordDocument>
</xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml>
<w:LatentStyles DefLockedState="false" DefUnhideWhenUsed="true"
DefSemiHidden="true" DefQFormat="false" DefPriority="99"
LatentStyleCount="267">
<w:LsdException Locked="false" Priority="0" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Normal"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="heading 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 7"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 8"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 9"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 7"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 8"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 9"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="35" QFormat="true" Name="caption"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="10" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Title"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="1" Name="Default Paragraph Font"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="11" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtitle"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="22" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Strong"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="20" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Emphasis"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="59" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Table Grid"/>
<w:LsdException Locked="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Placeholder Text"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="1" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="No Spacing"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Revision"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="34" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="List Paragraph"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="29" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Quote"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="30" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Quote"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="19" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtle Emphasis"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="21" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Emphasis"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="31" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtle Reference"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="32" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Reference"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="33" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Book Title"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="37" Name="Bibliography"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" QFormat="true" Name="TOC Heading"/>
</w:LatentStyles>
</xml><![endif]--><!--[if gte mso 10]>
<style>
/* Style Definitions */
table.MsoNormalTable
{mso-style-name:"Table Normal";
mso-tstyle-rowband-size:0;
mso-tstyle-colband-size:0;
mso-style-noshow:yes;
mso-style-priority:99;
mso-style-qformat:yes;
mso-style-parent:"";
mso-padding-alt:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt;
mso-para-margin-top:0cm;
mso-para-margin-right:0cm;
mso-para-margin-bottom:10.0pt;
mso-para-margin-left:0cm;
line-height:115%;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:11.0pt;
font-family:"Calibri","sans-serif";
mso-ascii-font-family:Calibri;
mso-ascii-theme-font:minor-latin;
mso-hansi-font-family:Calibri;
mso-hansi-theme-font:minor-latin;
mso-bidi-font-family:"Times New Roman";
mso-bidi-theme-font:minor-bidi;}
</style>
<![endif]-->
<br />
<div class="MsoNoSpacing">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12.0pt;">‘Habis
kuliah mau jadi apa?</span></div>
<div class="MsoNoSpacing">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12.0pt;">‘Oh
mau lanjut jadi guru ya?’</span></div>
<div class="MsoNoSpacing">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12.0pt;">‘Eh
gimana sih cerita yang bener soal G30S<s>PKI</s>?’</span></div>
<div class="MsoNoSpacing">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12.0pt;">‘Ambil
konsentrasi/penjurusannya apa?’</span></div>
<div class="MsoNoSpacing">
<br /></div>
<div class="MsoNoSpacing">
<br /></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12.0pt;">Kutipan-kutipan di atas adalah serentetan
pertanyaan yang seringkali saya dengar dan harus dihadapi dengan jawaban yang
sama. Setiap kali saya ditanya ‘kuliah apa? Dimana?’, tak jarang diikuti dengan
bombardir pertanyaan yang (kadangkala) harus saya jawab dengan sederhana atau
bahkan panjang lebar sampai penjelasan saya tidak digubris sama sekali.
Hahahaha Namun saya selalu <i style="mso-bidi-font-style: normal;">enjoy </i>menghadapi
beragam pertanyaan orang-orang dengan perspektif mereka yang juga berbeda-beda.
</span></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12.0pt;">Nah, semenjak saya mengambil kuliah di
jurusan sejarah, saya jadi tahu nih perspektif orang dalam melihat ‘Mahasiswa
Sejarah’ atau ‘Sejarawan’.</span></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;">
<b><span style="font-size: small;"><span style="background-color: yellow;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">1.<span style="-moz-font-feature-settings: normal; -moz-font-language-override: normal; font-family: "Times New Roman"; font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;">
</span></span><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Sejarah
= Arkeologi </span></span></span></b></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12.0pt;">‘Kuliah
jurusan apa, sis?’</span></b></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12.0pt;">‘Aku jurusan sejarah aja, sis..’</span></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12.0pt;">‘Oh
yang kerjaannya neliti fosil sama gali-gali <s>kuburan</s> candi ya?’</span></b></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12.0pt;">‘bukan sis, itu astrologi..’</span></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12.0pt;">‘Plis
deh! Itu Arkeologi <i style="mso-bidi-font-style: normal;">keleusss…</i>’</span></b></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12.0pt;">‘Nah, sendirinya tauk! -_____-’</span></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12.0pt;">Banyak orang yang mengira kalau jurusan
sejarah itu kerjaannya <i style="mso-bidi-font-style: normal;">ngubek-ngubek </i>fosil
manusia purba atau menggali tanah (ekskavasi) untuk menemukan candi. Padahal
tidak sama sekali. Mungkin orang hanya lupa kalau ada cabang ilmu lain yang
bernama <b style="mso-bidi-font-weight: normal;">ARKEOLOGI. </b>Dulu di kampus
saya memang ilmu Arkeologi merupakan cabang dari program studi ilmu sejarah,
yang mempelajari sumber-sumber material seperti bangunan, artefak, atau fosil.
Namun seiring berjalannya waktu Arkeologi memisahkan diri dari Ilmu Sejarah dan
menjadi prodi sendiri. </span></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12.0pt;">Nah,
lalu apa dong yang dipelajari mahasiswa sejarah?</span></b><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12.0pt;"> Buanyak BANGET! Dari
yang wajib dipelajari seperti Sejarah Indonesia, Sejarah Asia, sampai Sejarah
Eropa. Selain itu juga syarat wajib jadi mahasiswa ilmu sejarah itu harus hobi
baca, baca, dan baca! Banyak yang nggak tau juga kalo mahasiswa sejarah juga
harus bisa baca teks berbahasa belanda! *ketawa setan*</span></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12.0pt;">Kegiatan perkuliahan yang lain misalnya,
lawatan sejarah atau kunjungan ke tempat-tempat bersejarah seperti candi,
bangunan cagar budaya, atau berkunjung ke kantor kearsipan. *biasa bro,
kerjaannya ngubek-ngubek masya lalu*</span></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12.0pt;">Dan lagi sejarah yang diajarkan sangatlah
berbeda dengan yang kita pelajari di bangku sekolah! Karena di sini kita akan
banyak baca buku, berdiskusi, dan hal ini akan memperkaya perspektif kita. Berbeda
dengan yang tertulis di buku pelajaran sekolah yang hanya memberikan satu
perspektif saja sehingga kita cenderung ‘menghafal’ daripada ‘memahami’ atau
bahkan sudut pandang kita sengaja ‘dibentuk’ sesuai dengan rezim pemerintah
saat itu *nah loh*</span></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="margin-left: 36.0pt; mso-list: l0 level1 lfo1; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<b><span style="background-color: yellow;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: Arial;"><span style="mso-list: Ignore;">2.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12.0pt;">Menjadi
Guru Sejarah adalah (mungkin) satu-satunya pekerjaan yang sesuai dengan bidang studi sejarah.</span></span></b></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12.0pt;">‘Oh
kuliah di jurusan sejarah..? Besok kalau lulus mau jadi guru ya?’</span></b></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12.0pt;">‘Iya kak. Jadi guru kehidupan buat kamu..’</span></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12.0pt;">Berbeda dengan program studi populer yang
sudah jelas arah pekerjaannya setelah mahasiswa lulus (misalnya anak ekonomi
kerjanya di bidang perbankan, anak teknik sipil kerja di perusahaan kontraktor,
anak komunikasi kerja di advertising, anak tukang bubur pergi naik haji, dan
lain-lain), anak sejarah biasanya ‘diklaim’ akan menjadi guru setelah lulus
nanti. Padahal di kampus saya tidak ada prodi ‘pendidikan sejarah’, yang ada
hanyalah ‘ilmu sejarah’. Artinya seseorang yang akan menjadi guru, biasanya
akan menempuh prodi pendidikan dan harus memiliki akta 4 untuk bisa mengajar,
meskipun bisa juga lulusan ilmu sejarah menjadi guru. Meskipun begitu, banyak
lulusan sejarah yang kemudian bekerja tidak sesuai dengan bidang studinya,
misalnya bekerja di Bank, di perusahaan retail, atau jadi <i style="mso-bidi-font-style: normal;">entrepreneur </i>alias pengusaha. Kalau ini sih kayaknya nggak Cuma di
sejarah aja ya, karena sekarang sudah banyak orang bekerja tidak sesuai dengan
bidang studinya. Lowongan pekerjaan yang terbuka bagi jurusan sejarah antara
lain: ilmuwan/peneliti di lembaga swasta atau pemerintah, dosen, wartawan,
penulis, pegawai negeri (Kemendikbud), Arsip Nasional, dan lain-lain.</span></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="margin-left: 36.0pt; mso-list: l0 level1 lfo1; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<b><span style="background-color: yellow;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: Arial;"><span style="mso-list: Ignore;">3.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12.0pt;">Mahasiswa
Sejarah = Orang yang Serba Tahu Tentang Sejarah Apapun!</span></span></b></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12.0pt;">Jujur, saya bukanlah orang yang tahu sejarah
setiap peristiwa yang ada di muka bumi. Kami bukanlah buku ensiklopedia sejarah
yang tahu tentang segala hal yang terjadi sejak nenek moyang kita masih abg.
Selain masing-masing mahasiswa punya <i style="mso-bidi-font-style: normal;">interest</i>
yang berbeda-beda, selera bacaan masing-masing pun beragam, maka jika ada satu
peristiwa sejarah yang kalian tanyakan belum tentu pula kami mampu menjawab
atau menguasainya *ngeles abi3zst* Akan tetapi pertanyaan yang tidak terjawab
itu akan mejadi tantangan bagi kami untuk mencari tahunya *tsah tsah tsaaahh*</span></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="margin-left: 36.0pt; mso-list: l0 level1 lfo1; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<b><span style="background-color: yellow;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: Arial;"><span style="mso-list: Ignore;">4.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12.0pt;">Konsentrasi
dalam Prodi Sejarah hanya mencakup konsentrasi spasial/teritori saja</span></span></b></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12.0pt;">Tidak jarang saya mendapat pertanyaan: ‘Kamu
ambil konsentrasi apa? Sejarah Amerika? Sejarah Korea?’ saya bingung juga menjawabnya,
karena di prodi kami tidak ada lagi penjurusan atau konsentrasi studi seperti
dalam disiplin ilmu lain (Misalnya di ilmu komunikasi ada konsentrasi media
massa, <i style="mso-bidi-font-style: normal;">public relation</i>, komunikasi
strategis, atau broadcasting). Akan tetapi kita bisa memilih mata kuliah sesuai
minat kita, baik berdasarkan regional atau tematik. Sejarah regional atau
kawasan terdiri dari Sejarah Australia & Pasifik, sejarah asia
timur/barat/tenggara, dan Sejarah Eropa, Untuk tema sejarah sebenarnya luas
sekali, kamu bisa ambil atau nulis tentang sejarah kesehatan, militer, politik,
ekonomi, perempuan, seni dan budaya, dsb. Jadi, sejarah itu nggak melulu
belajar tentang sejarah kawasan atau tata pemerintahan suatu Negara saja. Artinya
kita bisa mengambil mata kuliah dari disiplin ilmu lain yang mendukung minat
kita. Seru kaaaan?? Sebetulnya dalam prodi sejarah, untuk memperdalam
konsentrasi atau penjurusan yang lebih spesifik biasanya akan diarahkan saat
jenjang pendidikan magister atau S2. </span></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="margin-left: 36.0pt; mso-list: l0 level1 lfo1; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<b><span style="background-color: yellow;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: Arial;"><span style="mso-list: Ignore;">5.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12.0pt;">‘Pakai
Metode Kualitatif apa Kuantitatif?’</span></span></b></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12.0pt;">Menjelang semester akhir, maka kemudian kamu
akan ditanya soal skripsi kamu. Deng deng deng!</span></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12.0pt;">‘Udah
lulus?’</span></b></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12.0pt;">‘hehe.. belum sis, masih sibuk skripsian aja’</span></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12.0pt;">‘Wah,
nulis tentang apa skripsinya?’</span></b></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12.0pt;">‘Aku nulis tentang perkembangan industri
batik di Serawak dari abad V masehi sampai awal abad XX, kak.’</span></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;">
<b><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12.0pt;">‘Pakai metode kualitatif apa kuantitatif?
Trus ambil sampelnya berapa? ’</span></b></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12.0pt;">‘___________’</span></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12.0pt;">Nggak jarang kita harus menjelaskan panjang
lebar tentang bagaimana metodologi sejarah itu. Yang membedakan sejarah dengan
disiplin ilmu lain adalah adanya pembatasan ruang (spasial) dan temporal
(waktu) dalam penulisan sejarah, selain sama-sama menggunakan studi literatur. Jadi
di sini kamu bisa nulis tentang sejarah apapun asal spasial atau terotori yang
kamu pilih itu punya keunikan dari daerah lainnya, dan dibatasi dalam rentang
waktu tertentu. Sesederhana itu aja kok :’)</span></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12.0pt;">Buat anak sejarah yang lain, mohon koreksinya
kalau ada poin-poin saya yang salah atau bisa ditambahkan juga
fenomena-fenomena menarik lainnya yang kamu temui selama jadi mahasiswa
sejarah! </span></div>
<div class="MsoNoSpacing">
<br /></div>
<div class="MsoNoSpacing">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12.0pt;"><i>Ciao a tutti!</i> </span></div>
TANTRI SWASTIKAhttp://www.blogger.com/profile/02965836100429829496noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-7430496498212227713.post-27219999210257892872014-10-11T07:02:00.002+07:002014-10-16T10:06:17.540+07:00One Step Forward?<!--[if gte mso 9]><xml>
<w:WordDocument>
<w:View>Normal</w:View>
<w:Zoom>0</w:Zoom>
<w:TrackMoves/>
<w:TrackFormatting/>
<w:PunctuationKerning/>
<w:ValidateAgainstSchemas/>
<w:SaveIfXMLInvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid>
<w:IgnoreMixedContent>false</w:IgnoreMixedContent>
<w:AlwaysShowPlaceholderText>false</w:AlwaysShowPlaceholderText>
<w:DoNotPromoteQF/>
<w:LidThemeOther>EN-US</w:LidThemeOther>
<w:LidThemeAsian>X-NONE</w:LidThemeAsian>
<w:LidThemeComplexScript>X-NONE</w:LidThemeComplexScript>
<w:Compatibility>
<w:BreakWrappedTables/>
<w:SnapToGridInCell/>
<w:WrapTextWithPunct/>
<w:UseAsianBreakRules/>
<w:DontGrowAutofit/>
<w:SplitPgBreakAndParaMark/>
<w:DontVertAlignCellWithSp/>
<w:DontBreakConstrainedForcedTables/>
<w:DontVertAlignInTxbx/>
<w:Word11KerningPairs/>
<w:CachedColBalance/>
</w:Compatibility>
<w:BrowserLevel>MicrosoftInternetExplorer4</w:BrowserLevel>
<m:mathPr>
<m:mathFont m:val="Cambria Math"/>
<m:brkBin m:val="before"/>
<m:brkBinSub m:val="--"/>
<m:smallFrac m:val="off"/>
<m:dispDef/>
<m:lMargin m:val="0"/>
<m:rMargin m:val="0"/>
<m:defJc m:val="centerGroup"/>
<m:wrapIndent m:val="1440"/>
<m:intLim m:val="subSup"/>
<m:naryLim m:val="undOvr"/>
</m:mathPr></w:WordDocument>
</xml><![endif]--><br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<!--[if gte mso 9]><xml>
<w:LatentStyles DefLockedState="false" DefUnhideWhenUsed="true"
DefSemiHidden="true" DefQFormat="false" DefPriority="99"
LatentStyleCount="267">
<w:LsdException Locked="false" Priority="0" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Normal"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="heading 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 7"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 8"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 9"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 7"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 8"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 9"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="35" QFormat="true" Name="caption"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="10" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Title"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="1" Name="Default Paragraph Font"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="11" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtitle"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="22" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Strong"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="20" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Emphasis"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="59" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Table Grid"/>
<w:LsdException Locked="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Placeholder Text"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="1" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="No Spacing"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Revision"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="34" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="List Paragraph"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="29" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Quote"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="30" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Quote"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="19" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtle Emphasis"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="21" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Emphasis"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="31" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtle Reference"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="32" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Reference"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="33" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Book Title"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="37" Name="Bibliography"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" QFormat="true" Name="TOC Heading"/>
</w:LatentStyles>
</xml><![endif]--><!--[if gte mso 10]>
<style>
/* Style Definitions */
table.MsoNormalTable
{mso-style-name:"Table Normal";
mso-tstyle-rowband-size:0;
mso-tstyle-colband-size:0;
mso-style-noshow:yes;
mso-style-priority:99;
mso-style-qformat:yes;
mso-style-parent:"";
mso-padding-alt:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt;
mso-para-margin-top:0cm;
mso-para-margin-right:0cm;
mso-para-margin-bottom:0cm;
mso-para-margin-left:136.05pt;
mso-para-margin-bottom:.0001pt;
text-align:justify;
text-indent:-134.65pt;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:11.0pt;
font-family:"Calibri","sans-serif";
mso-ascii-font-family:Calibri;
mso-ascii-theme-font:minor-latin;
mso-fareast-font-family:"Times New Roman";
mso-fareast-theme-font:minor-fareast;
mso-hansi-font-family:Calibri;
mso-hansi-theme-font:minor-latin;
mso-bidi-font-family:"Times New Roman";
mso-bidi-theme-font:minor-bidi;}
</style>
<![endif]-->
<br />
<div class="MsoNoSpacing">
Hi, peeps!</div>
<div class="MsoNoSpacing">
Waaakk udah lama nggak ngeblog.</div>
<div class="MsoNoSpacing">
Biar kelihatan sok sibuk dengan dunia factual gitu?
Hahahha</div>
<div class="MsoNoSpacing">
Kabar gembira bagi kita semua…! Kini aku udah bersiap
menyandang gelar sarjana, Alhamdulillah</div>
<div class="MsoNoSpacing">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://jambur.com/wp-content/uploads/2014/05/sarjana.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="http://jambur.com/wp-content/uploads/2014/05/sarjana.jpg" height="200" width="400" /></a></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="text-align: center;">
<br /></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="margin-left: 0cm; text-align: justify; text-indent: 1.4pt;">
Jumat minggu
lalu, tepatnya 3 Oktober aku baru saja mengikuti pendadaran, guna mendapatkan
gelar sarjana 1 jurusan ilmu sejarah. Antara puas nggak puas dan percaya nggak
percaya. Nggak puas karena ngerasa nggak maksimal ngerjainnya, puas karena
akhirnya bisa menyelesaikan akhir masa studiku, lalu nggak percaya kalau aku
bisa menaklukan diri sendiri buat menuntaskan tugas Negara.</div>
<div class="MsoNoSpacing" style="margin-left: 0cm; text-align: justify; text-indent: 1.4pt;">
Tapi meski belum
apa-apa alias belum resmi diwisuda, kegalauan baru melanda benak ini *tsah tsah
tsah* Mengingat gerbang pertarungan dalam lembaran hidupku baru saja dibuka.
Yap. Mencari pekerjaan. Dulu aku pernah punya kepinginan, kalau suatu saat </div>
<div class="MsoNoSpacing" style="margin-left: 0cm; text-indent: 1.4pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="margin-left: 0cm; text-indent: 1.4pt;">
<span style="font-size: large;"><b>“aku pingin kerjaan yang mencariku lebih
dahulu bukan aku yang harus mencari-carinya.”</b></span></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="margin-left: 0cm; text-indent: 1.4pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="margin-left: 0cm; text-align: justify; text-indent: 1.4pt;">
<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Alhamdulillah, keinginan tersebut setidaknya
pernah terlaksana, meskipun itu ‘’cuma’’ poin keciiiilll yang belum bisa
kubanggakan karena aku berhenti mengerjakannya di tengah jalan. Sayang sekali.</div>
<div class="MsoNoSpacing" style="margin-left: 0cm; text-align: justify; text-indent: 1.4pt;">
Sejak masa-masa
pengerjaan skripsiku, sebenarnya aku cukup <i style="mso-bidi-font-style: normal;">excited</i>
dengan banyak hal yang ingin kukerjakan begitu selesai kuliah. </div>
<div class="MsoNoSpacing" style="margin-left: 0cm; text-indent: 1.4pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="margin-left: 0cm; text-indent: 1.4pt;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;">Belajar bahasa belanda lagi, belajar <i style="mso-bidi-font-style: normal;">writing in English</i>, kembali menulis
cerita pendek, </b></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="margin-left: 0cm; text-indent: 1.4pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="margin-left: 0cm; text-align: justify; text-indent: 1.4pt;">
pokoknya masih
pengen belajar dan menghasilkan karya. Tetapi di satu sisi ada hal lain yang
ingin dikejar, <i style="mso-bidi-font-style: normal;">income</i>. Siapa sih yang
mau nganggur habis kuliah?? Terlebih lagi kebutuhan jalan-jalan sudah menunggu lama
untuk dipenuhi. Lantas mau kerja apa dong? Hihihi saya pun masih bingung. Sama
seperti pacar, <b style="mso-bidi-font-weight: normal;">kami belum tertarik untuk
menjadi pegawai pengabdi Negara</b>, atau bekerja di Bank, dimana bukan jurusan
yang kami pelajari di bangku kuliah tetapi banyak diminati oleh rekan-rekan
kami. Kalau ditanya pengennya dapet duit dari mana ya saya pengennya <i style="mso-bidi-font-style: normal;">makaryo </i>di bidang jurnalistik, tulis
menulis atau di NGO dengan isu-isu yang saya <i style="mso-bidi-font-style: normal;">concern</i>. </div>
<div class="MsoNoSpacing" style="margin-left: 0cm; text-align: justify; text-indent: 1.4pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="margin-left: 0cm; text-align: justify; text-indent: 1.4pt;">
Di sisi satunya
lagi, tawaran untuk melanjutkan studi ke jenjang magister cukup menarik, dengan
alasan saya sih masih pengen belajar banyak hal terutama di area studi Asia
Tenggara, baik itu sejarah, persoalan sosial, atau budayanya. <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Interesting</i>! Tapi yang jelas saya belum
mau lanjut studi magister dengan biaya sendiri apalagi orangtua dan
satu-satunya jalan ya <b style="mso-bidi-font-weight: normal;">mencari beasiswa!</b></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="margin-left: 0cm; text-indent: 1.4pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="margin-left: 0cm; text-indent: 1.4pt;">
<i style="mso-bidi-font-style: normal;">Well, I will let you know soon.</i></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="margin-left: 0cm; text-indent: 1.4pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="margin-left: 0cm; text-indent: 1.4pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="margin-left: 0cm; text-indent: 1.4pt;">
*Kuss kuss*</div>
TANTRI SWASTIKAhttp://www.blogger.com/profile/02965836100429829496noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-7430496498212227713.post-66765872054512153262014-08-28T20:05:00.002+07:002014-08-28T20:05:26.597+07:00Biar Jadi 'Orang'Sebuah artikel bikinan media online dengan segmentasi pembaca anak muda, cukup bikin aku geli malam ini. Judulnya <a href="http://www.provoke-online.com/index.php/special/2784-13-cara-biar-lo-jadi-kayak-orang" target="_blank">"13 Cara Biar Lo Jadi Kayak 'Orang'"</a><br />
<br />
<div style="text-align: justify;">
Bagaimana tidak? Artikel itu memuat beberapa ciri perilaku manusia yang biasa dilakukan agar kelihatan seperti 'orang'. Diantara sejumlah ciri perilaku tersebut antara lain: </div>
<div style="text-align: justify;">
1. mengunggah foto kaki saat traveling di pantai,</div>
<div style="text-align: justify;">
2. foto makanan yang akan kita makan dan mengunggahnya di sosmed, </div>
<div style="text-align: justify;">
3. suka olahraga (dari lari, pilates, yoga, dan muangthai), </div>
<div style="text-align: justify;">
4. hobi traveling, </div>
<div style="text-align: justify;">
5. gemar wisata kuliner, </div>
<div style="text-align: justify;">
6. bermain ukulele, dan </div>
<div style="text-align: justify;">
7. berambut pendek (bagi cewek), serta </div>
<div style="text-align: justify;">
memelihara kucing masuk list perilaku-perilaku tersebut. </div>
<div style="text-align: justify;">
(Tiga catatan yang terakhir tadi jujur aku baru tau dan agak kaget)</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Pada intinya perilaku-perilaku tersebut adalah apa yang sering dilakukan oleh para <i>hipster </i>atau ya kira-kira sekumpulan orang yang punya hobi atau gemar melakukan hal-hal yang lagi ngeheits masa kini. Ini berdasarkan kata artikel tersebut lho. Komentar aku cuma satu: <b>geli</b>. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Aku nggak terlalu ngikutin <i>trending topic</i> saat ini, sampai-sampai aku baru tau kalo berambut pendek jadi ciri-ciri biar jadi 'orang', karena aku sendirinya sudah lama berambut pendek dan nggak tau harus berkata apa soal opini itu. Ditambah lagi memelihara kucing dianggap sebagai perilaku yang menandakan seseorang telah jadi 'orang' hahahaha karena aku salah satu dari golongan ini, meskipun sekarang kucingku sudah jadi kucing liar.</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://www.provoke-online.com/images/All_Articles/special/cara_biar_jadi_kayak_orang/hipster_-_komik_-.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="http://www.provoke-online.com/images/All_Articles/special/cara_biar_jadi_kayak_orang/hipster_-_komik_-.jpg" height="232" width="320" /></a></div>
<div style="text-align: justify;">
Membaca artikel ini bikin aku keingetan sama obrolan bareng pacar belum lama ini. Tetiba doi ngomongin soal deskripsi dirinya yang nggak pernah terseret arus untuk mengikuti gaya yang lagi ngetrend atau membeli barang-barang/aksesoris yang lagi ngehits. Semua yang ia gunakan dan ia beli adalah berdasarkan kenyamanan dan kebutuhan dirinya. <i>I'm totally agree with him. </i></div>
<div style="text-align: justify;">
Sama halnya di ujung artikel tersebut, tulisanku kali ini cuma mau klarifikasi kok kalo kami bukanlah kelompok yang demikian? kelompok yang berusaha keras buat jadi 'orang'! hahahahahaha</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<i>"Hipster itu tuh semacem gaya hidup yang selalu pengin menjadi beda dari
orang kebanyakan. Nah, tapi istilah hipster tuh dianggap sebagai ejekan.
Maka dari pada itulah, untuk jadi kayak orang yang mencoba menjadi beda
tapi dengan cara yang sama itu, lo harus risih kalau ada yang bilang lo
hipster. Tiap ada yang ngejek lo hipster lo harus jawab, "nggak kok,
ini gue apa adanya kaliii."</i></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Tapi kalau dipikir-pikir, pada intinya aku termasuk dalam sekumpulan manusia-manusia ini. Ini berdasarkan kriteria perilaku aku yang sesuai dengan daftar-daftar dalam artikel tersebut: berambut pendek, melakukan olahraga (seperti lari, yoga, namun untungnya berenang tidak termasuk dalam list tersebut), memelihara kucing, dan traveling. Mau aku nyangkal apa juga orang yang percaya artikel itu bakalan mengklaim kalau aku termasuk dalam sekumpulan orang-orang ini.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Oh, dunia, hidup kok makin dibikin ribet ya...</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<i>Ciao!</i></div>
<div style="text-align: justify;">
<i><br /></i></div>
TANTRI SWASTIKAhttp://www.blogger.com/profile/02965836100429829496noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7430496498212227713.post-80463401068232108072014-08-28T03:59:00.001+07:002014-08-28T03:59:07.363+07:00Making MoneyHai, pals!<br />
<br />
Seminggu terakhir kemarin saya sedang disibukkan dengan segala kerempongan dan prekentengan dalam rangka berjualan di stand Pasar Kangen Jogja 2014. Ini kali pertama saya jualan makanan hasil olahan sendiri dan harus melayani pembeli yang cukup membludak.<br />
<div style="text-align: justify;">
'<i>Cari duit itu gak gampang'</i>, adalah hal yang selalu terngiang di kepala saat harus menjual sebuah produk demi satu tujuan: menyejahterakan isi dompet. Sebenarnya ini bukanlah kali pertama saya berjualan. Riwayat berdagang saya dimulai semenjak SD kelas 4 dimana saya mulai menjajakan aksesoris milik tetangga nenek saya, mulai dari bros, peniti jilbab, tuding alquran, sampai tasbih. Jazakillah ya ukhti :) Buat anak seumuran saya waktu itu punya duit hasil jualan sendiri, seberapapun pendapatnya pastilah sudah senang. Beberapa tahun kemudian semasa SMA saya ikut teman jualan pin dan stiker yang saat itu lagi nge-heits di kalangan remaja (sampe sekarang dagangannya masih saya bawa hehehe...) Oiya selain itu di rumah saya punya warung, jadi berurusan dengan hal-hal berbau niaga sebetulnya sudah tidak asing lagi, meskipun kerap kali saya tidak terampil atau cekatan saat melayani customer. Menginjak masa perkuliahan, saya tertarik buat jualan kamera plastik, kamera yang terbuat dari plastik dan masih menggunakan film negatif untuk mengambil gambar. Lagi-lagi benda tersebut lagi nge-heits pada jamannya ketika kamera lomo dan kawan-kawannya menjajah pasar anak muda. Keuntungannya sangatlah lumayan, karena saya menjadi reseller dan supplier saya masih memasang harga yang sangat rendah. Namun lama kelamaan -mungkin- supplier saya sadar bahwa ''barang ini makin nge-heits dan saya harus mengoptimalkan keuntungan''. Jadilah harga jual reseller dinaikin hampir setengah persen sehingga saya juga males ambil barang.</div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://travelmatekamu.com/wp-content/uploads/2014/08/Pasar_Kangen_3.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="http://travelmatekamu.com/wp-content/uploads/2014/08/Pasar_Kangen_3.jpg" height="182" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">sumber: <a href="http://travelmatekamu.com/2014/08/12/rasakan-nuansa-jogja-tempo-dulu-di-pasar-kangen-jogja-2014/" target="_blank">tralalaaa</a></td></tr>
</tbody></table>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Memasuki masa akhir-akhir kuliah, yang seharusnya lekas berakhir, saya kembali melihat peluang untuk berjualan baju-baju 2nd hand yang merupakan dagangan seorang teman. Sebut saja Juwita, dia dan teman-temannya membentuk sebuah kongsi dagang yang menjual baju-baju 2nd namun seiring dengan kesibukan mereka, maka kongsi dagang ini sudah tidak ada lagi aktif berjualan. Maka saat ada event garage sale saya coba menghubungi teman saya ini dan hasilnya saya diijinkan menjual kembali barang-barang mereka. Terhitung sudah 3 kali saya menjual barang mereka di event semacam itu. Keuntungannya lumayan, pengalaman dan rekan baru pun saya peroleh.</div>
<div style="text-align: justify;">
Hal yang mungkin banyak mahasiswa lakukan saat di bangku perkuliahan mereka adalah berjualan untuk mencari pendanaan sebuah event atau program. Sering kita melihat di perempatan anak-anak muda menjual bunga, atau ngamen di tempat-tempat makan pinggir jalan. Biasanya mereka sedang mencari dana untuk membiayai KKN, makrab (malam keakraban untuk mahasiswa baru), atau fund raising buat pensi mereka. Kalau saya waktu itu sempat ngalamin yang namanya ngamen di sepanjang jalan kaliurang (sebelah barat GSP), kemudian jualan makan dan minum saat pendaftaraan ulang mahasiswa baru, sampai mau bikin trip keliling jogja naik sepeda tapi akhirnya gagal. Tujuannya macem-macem, ada yang buat dana KKN atau bikin acara buat maba. Susahnya nyari duit versi jualan ginian itu, capek dan nggak gampang nyari customer yang datang ke kita, karena kita model jualannya jemput bola alias keliling datengin orang satu-satu buat njajain barang kita. Nah hal ini cukup berbeda dengan event yang saya ikutin kemarin.</div>
<div style="text-align: justify;">
Nah event yang terakhir saya ikutin kemarin ini adalah event tahunan yang dengan mudah dibanjiri pengunjung. Namanya Pasar Kangen. Banyak penjual yang menjajakan barang-barang jadul, makanan dan minuman jadul, majalah bekas, kerajinan tangan, dan lain-lain. Selain letaknya di tengah kota dan dekat dengan tempat wisata maka faktor ini menjadi pengaruh yang signifikan terhadap ramainya pengunjung setiap hari terutama weekend. Bedanya dengan jualan-jualan saya periode sebelumnya, jualan di Pasar Kangen, ga usah rempong-rempong nyari pembeli karena dengan sendirinya mereka datang ke venue, beda dengan model jualan ngamen atau jemput bola.</div>
<div style="text-align: justify;">
Apa yang kita jual? Saya dan seorang teman, sebut saja Linggar, berjualan es jamu, Sate Keong, sate usus, sate telor, ceker mercon, dan spicy wing. Awalnya kita harus melalui perdebatan panjang hanya untuk memutuskan barang apa yang akan kita jual. Dari mau jualan roti cane, mendoan bakar, es setup, dan lain-lain. Mendekati hari H, saya kepikiran buat jualan sate keong dan teman saya mengusulkan ceker mercon, kebetulan dia bisa masaknya. Event ini berjalan selama 1 minggu, jadi cukup sangat menyita waktu saya apalagi 'me time' saya :(</div>
<div style="text-align: justify;">
Hari pertama dan kedua temen saya yang memasak ceker mercon, mulai tidak kuat lagi maka kami berbagi beban mau tidak mau, bisa tidak bisa saya harus mencoba memasak! Sebenarnya bukan soal berani atau malas memasaknya, tetapi kali ini porsi yang disuguhkan dalam skala besar dan harus layak jual! Sehari-hari masak nggak enak pun tetep dilahap juga. Sialnya lagi, kompor saya yang nyala cuma satu doang, padahal saya harus memasak berkilo-kilo sayap dan ceker ayam (padahal cuma 2 kilo aja!) Hasilnya tidak begitu buruk. Ceker dan sayap kita tetep ada yang beli dan mereka malah reorder lagi alias suka! Meski banyak yang bilang juga terlalu pedas sampai bibir mereka moncor-moncor hehehehe</div>
<div style="text-align: justify;">
Kerempongan demi kerempongan pun berdatangan, dari tiap pagi saya harus sudah belanja di pasar, siang hari mulai masak, mulai bikin packaging alias pincuk, sampai pada sore hingga petang hari mulai berjualan. Banyaknya customer yang datang ke stand kita cukup bikin rempong, karena kita hanya bertenaga 2 orang dan harus melayani segala macam pembeli dari yang annoying sampai yang nyenengin hehehehe tapi semua itu jadi pelajaran yang berharga banget! Gimana kita harus ngapalin order masing-masing pembeli, mencari mereka yang tiba-tiba menghilang saat pesanan sudah jadi, ceker dan sate yang seringkali jatuh dari panggangan, kesel juga kalo inget semua itu tapi sangat beruntung bisa mengalami itu semua.. cieee cieee cieee Untungnya nggak lumayan lagi! Tapi yang jelas bikin nggak manyun! hahahahaha Oiya, malahan beberapa kali customer kami udah ada yang nanyain dimana warung kita biasa buka, padahal ini adalah debut pertama kami berjualan makanan hehehehe... Saya heran juga ada beberapa customer bahkan banyak dari mereka yang tidak hanya jajan ke tempat kami satu atau dua kali saja tetapi hampir tiap hari bahkan beli dalam skala yang tidak kecil, misal beli buat dibawa pulang sampai 5 porsi, sampai saya hapal 'dia lagi dia lagi yang dateng' tapi dalam arti postifi, alias seneng banegt! Karena mereka telah mempercayakan kesejahteraan lidah dan perut pada kami! hahahahaha</div>
<div style="text-align: justify;">
Dari semua pengalaman di atas, hal yang paling tidak bisa dihindari adalah percekcokan rumah tangga dengan rekan bisnis kita. Jadi persiapkan mental, rohani, dan jasmani kalian sehingga pada waktunya kalian berjualan semua hal yang enak dan tidak mengenakkan dari partner kita bisa diatasi. Ingat, jangan sampai <i>walkout </i>ya! hehehehe </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Oke, sekian dulu pengalaman kali ini semoga memberi pencerahan bagi kita semua.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<i>Grazie belle!</i></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
TANTRI SWASTIKAhttp://www.blogger.com/profile/02965836100429829496noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7430496498212227713.post-8270942946245943162014-08-03T09:14:00.000+07:002019-01-28T21:48:49.108+07:00Tempat Berenang di Jogja! Kemampuan yang patut saya banggakan selama setahun terakhir ini adalah berenang. Kenapa harus ''bangga''? Ya, setelah saya tahu ternyata banyak juga yang belum bisa berenang. *no offense<br />
<div style="text-align: justify;">
Tekad buat berenang muncul seiring dengan kecintaan saya akan laut, pantai, dan kolam. Butuh tekad kuat buat belajar berenang. Ternyata tekad kuat dan percaya akan kemampuan sendiri bikin kita cepat bisa belajar lho. <i>I experienced it.</i> hehe nggak sampai sebulan, yah, hanya 2-3 kali nyebur kolam alhamdulillah bisa berenang, tak lain berkat bantuan dan dorongan para sahabat :)</div>
<br />
Kali ini saya mau bagi-bagi info tempat berenang di Jogjakarta. <i>Sharing is caring, r8?</i><br />
Sebenarnya kalau mau informasi lengkap bisa tengok di<a href="http://allabout-swimming.blogspot.com/2009/05/info-kolam-renang-yogyakarta.html" target="_blank">sini </a>. Tetapi saya mau <i>share </i>sedikit review dari kolam-kolam yang pernah saya coba saja. <i>Enjoy</i>!<br />
<br />
<b>1. Kolam Tirta Sari Hotel Brongto</b><br />
Lokasi: Hotel Brongto<br />
HTM: Pelajar 7000 (bonus Teh Botol)<br />
Open: jam 6 am - 6 pm<br />
<div style="text-align: justify;">
Di sinilah saya pertama kali belajar berenang ditemani Aura. Yang nggak enak dari tempat ini, kalau weekend atau weekdays (sore hari) bakal banyak anak-anak kecil yang berenang sehingga cukup padat dan <i>riweuh </i>apalagi kalau banyak orang dewasa juga yang lagi renang. Timing yang tepat ya pagi hari karena suasananya masih sepi. Terdiri dari dua kolam anak dan dewasa meskipun ukurannya tidak terlalu besar namun yang menarik minat banyak orang barangkali harganya yang murah meskipun terletak di dalam hotel. Di sini juga disediakan penyewaan pelampung bagi mereka yang belum bisa berenang. </div>
<br />
<b>2. Salsabiela</b><br />
Lokasi: SD Budi Mulia, Seturan<b>, </b>Depok, Sleman<br />
HTM: Pelajar 8000<br />
Open: dari pagi s.d. jam 8 malam<br />
Kolam renang yang dirancang memang untuk kegiatan berenang massal, karena untuk pelajaran berenang bagi murid-murid SD BM, sehingga memiliki kolam yang cukup luas hingga kedalaman 1,75 meter. Di sini disewakan baju berenang, kacamata, dan pelampung, jadi memang lokasi yang tempat bagi mereka yang masih belajar berenang atau belum punya peralatan renang.<br />
<br />
<b>3. The Club House Casa Grande</b><br />
Lokasi: Perum Casa Grande, Ringroad Utara<br />
HTM: 15000<br />
Open: dari pagi sampai malam (jam 8 mungkin ya)<br />
<div style="text-align: justify;">
The Club House merupakan kompleks gym yang diperuntukkan bagi penduduk Casa Grande dan publik. Selain ada gym di sini juga disediakan kolam renang. Kolam yang dikelilingi pepohonan membuat suasana rindang dan sejuk meskipun seringkali dedaunan dan rantingnya berjatuhan mengotori kolam. Ada dua kolam renang, untuk dewasa dan anak-anak. Di sini sepertinya tidak disewakan peralatan renang namun ada cafetaria yang siap mengisi perut yang kosong selepas berenang. Untuk mencari lokasi Club House tidaklah sulit, dari gerbang perumahan langsung masuk saja lurus mengikuti jalan utama sampai menemukan persimpangan, di situlah Club House berada. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjtOTC49cMyWoC5PplR7rsG00KKTWwotDenrF17Nv86CUta9trtXQIJlcqmeVO4qATkv-9Kmfeb49-kr9JI8QuxF2DuwKHw-h5Jyb7I8JruuvqXuUR65phQ5FcuQagpG38n016B9K7dmnA/s1600/S__16334925.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjtOTC49cMyWoC5PplR7rsG00KKTWwotDenrF17Nv86CUta9trtXQIJlcqmeVO4qATkv-9Kmfeb49-kr9JI8QuxF2DuwKHw-h5Jyb7I8JruuvqXuUR65phQ5FcuQagpG38n016B9K7dmnA/s1600/S__16334925.jpg" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">rooftop pool at The Cube</td></tr>
</tbody></table>
<b>4. The Sahid Rich Hotel</b><br />
Lokasi: Hotel Rich Sahid, Jalan Magelang<br />
HTM: Member Only<br />
Hanya karena seorang teman yang menjadi member, saya bisa berenang di sini. Pertama kalinya saya berenang di ketinggian gedung. Tempatnya nyaman dan kolamnya cukup luas.<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhRzFoabY3Sd-vJwzxVyKnSTCDiC_DaTc9BPhMAV2JoRxyUN6eS6SHN1YzRQAETsdSSDDnDm-BJwwW5khCBzpbde5a7v5Nmex643GYJ2pO5Vh8fvS_1RVOkf5xvddy1SNxHpTWBgUEEPfg/s1600/e6907a802afb11e3837022000a1fa4bb_7.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhRzFoabY3Sd-vJwzxVyKnSTCDiC_DaTc9BPhMAV2JoRxyUN6eS6SHN1YzRQAETsdSSDDnDm-BJwwW5khCBzpbde5a7v5Nmex643GYJ2pO5Vh8fvS_1RVOkf5xvddy1SNxHpTWBgUEEPfg/s1600/e6907a802afb11e3837022000a1fa4bb_7.jpg" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">The Rich Sahid</td></tr>
</tbody></table>
<b>5. Depok Sport Centre (DSC)</b><br />
Lokasi: Sebelah Superindo Seturan<br />
HTM: 15000<br />
<div style="text-align: justify;">
Selain memiliki kolam yang cukup luas, ada 2 kolam (indoor dan outdoor), di DSC kamu juga bisa menikmati olahraga lain seperti beladiri, badminton, dan gabung di klub-klub tersebut. Untuk kolam renang outdoor ukurannya lebih luas dibanding yang indoor. Bagi yang nggak mau kepanasan renang di siang hari, bisa mencoba indoor pool di DSC meskipun saat itu saya rasakan airnya lebih dingin! brrr </div>
<br />
<b>6. Hotel Jambuluwuk Malioboro</b><br />
Lokasi: Hotel Jambuluwuk Jogjakarta<br />
HTM: Member 175000 /bln (coorporate 5 persons. Include swimming, gym, aerobic, yogalates, & sauna)<br />
<div style="text-align: justify;">
Baru nyobain gabung jadi member satu bulan selama puasa kemarin. Menurut saya harga coorporate member yang ditawarkan cukup murah dengan fasilitas yang lumayan disamping bonus diskon spa buat member yang mendaftarkan diri di atas 3 bulan. Kolam renangnya cukup sejuk dengan dikelilingi pepohonan yang membuat rindang sehingga tidak begitu panas jika renang di pagi hari. </div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgOAEqgUYvf16TbGb0Gey-bECMMp-GUzJm76MhUNt6mkIYimyYdH_4DRBSbmlvH53Sc555P6KinDRr5HjAUp4kwiFuQe32gaDBJQ9e2lconrLq3klof7MwHKgPsQFpMBT8zo5JmBkwrmVo/s1600/b9e73b38b30311e2a9d522000a1fb17d_7.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgOAEqgUYvf16TbGb0Gey-bECMMp-GUzJm76MhUNt6mkIYimyYdH_4DRBSbmlvH53Sc555P6KinDRr5HjAUp4kwiFuQe32gaDBJQ9e2lconrLq3klof7MwHKgPsQFpMBT8zo5JmBkwrmVo/s1600/b9e73b38b30311e2a9d522000a1fb17d_7.jpg" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Hotel Brongto pool</td></tr>
</tbody></table>
<br />
<b>7. Infinity Pool a la The Cube Hotel</b><br />
Lokasi: The Cube Hotel, Jalan Parangtritis, Yogyakarta<br />
HTM: 30000 (include towel & soft drink)<br />
<div style="text-align: justify;">
Hotel ini mencantumkan label ''infinity swimming pool'' sebagai salah satu fasilitas yang di tawarkan. Meskipun pemandangan di atas kolam tidak semenarik infinity pool ''sesungguhnya'' dengan suguhan pemandangan laut atau pantai. Selain itu kolamnya juga tidak luas, tetapi untuk ukuran kota Jogjakarta, pool di Cube Hotel bisa menjadi alternatif bagi mereka yang hobi hunting kolam renang. Dari sini anda bisa melihat suasana kota Jogja dengan pemukiman yang cukup padat dengan belum banyaknya gedung-gedung tinggi seperti di Ibukota.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Untuk referensi berikutnya, kolam renang di Rumah Budaya Tembi sedang menunggu untuk dicoba. See you there soon! And dont forget to let me know where is your favorite pool?<br />
<br /></div>
<br />TANTRI SWASTIKAhttp://www.blogger.com/profile/02965836100429829496noreply@blogger.com7tag:blogger.com,1999:blog-7430496498212227713.post-52364378250675155892014-08-02T00:02:00.001+07:002014-08-02T00:11:33.009+07:00Catatan 23<div style="text-align: justify;">
Hasrat untuk menulis tidak bisa dibendung lagi, padahal entah mau menulis soal apa. Oiya, bagaimana kalau menulis soal hal-hal yang berkaitan dengan pergantian usia kita, seperti ritual para penulis pada umumnya, para blogger setidaknya, yang sering membuat catatan atau posting di usia baru mereka. Tepat satu hari setelah hari raya Idul Fitri, usia saya bertambah satu tahun lagi, 23. Bukanlah usia yang tidak lagi muda juga belum juga tua. Anyway, Alhamdulillah, masih diberi usia sampai detik ini. Harapannya sih semoga bisa mencapai hal-hal baik dan bermanfaat bagi diri sendiri dan sekitar. Anyway, bicara mengenai usia baru pastilah bicara tentang pencapaian-pencapaian yang sudah kita buat sampai pada detik kita menghirup nafas saat ini. Kalau saya sih, tentu belum cukup puas dengan perjalanan saya, namanya juga manusia. Nggak akan pernah puas. But literally, saya memang belum melakukan 'apa-apa' sejauh ini, kecuali -masih- berusaha menuntaskan tugas akademis terakhir saya. Semoga lekas selesai ya. Amin.Tahun ini saya juga tidak melakukan banyak pekerjaan yang menghasilkan materi namun setidaknya saya punya pertemanan baru dan pengalaman. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Selain hal-hal yang kurang memuaskan itu, untunglah ada hal-hal baru yang bisa saya capai, meskipun tidak besar. Setidaknya membuat saya bahagia dan tetap bersyukur. Saya masih bisa melakukan perjalanan, ke tempat-tempat baru, melihat keindahan alam dan budaya negeri orang dan negeri sendiri. Patut disyukuri. Sisanya, saya masih bersyukur, masih memiliki keinginan dan keberanian untuk menulis. Mungkin itu semua masih berupa 'hal-hal kecil' namun paling tidak saya masih bisa bersyukur dan bahagia dapat melakukannya. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Hal lain yang patut disyukuri ialah didampingi oleh orang-orang baik di sekitar meski saya kadang saya luput untuk bersyukur atas kehadiran mereka. Salah satunya, pacar saya. Yang tetap sabar dan terus menenangkan saya saat kegelisahan dan kekhawatiran melanda. <i>Grazie, ti amo per sempre sara. </i>Tentunya teman-teman dekat saya, yang meskipun sudah tersebar di kota lain dan beberapa yang tinggal di Jogja, masih bisa meluangkan waktu hanya untuk saling bertemu. <i>Those are priceless!</i> </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Banyak hal-hal baru yang saya lakukan satu tahun sebelum menjelang usia 23. Saya kembali rutin <i>workout</i>, gabung di klub <i>gym </i>dengan teman SMA yang tidak diduga sebelumnya, kembali berenang meski kadangkala sendirian, dan mencoba yoga dan zumba dengan para sahabat. Harapannya aktivitas ini akan menjadi gaya hidup, tidak hanya sementara saja seperti sebelum-sebelumnya hehehehe... Oiya, saya kembali terlibat dalam aktivitas <i>volunteering</i>, meskipun baru sesekali waktu, saya ikutan program <i>Save Turtle</i>. Yup, sudah lama saya ingin bergabung di organisasi atau aktivitas penyelamatan lingkungan seperti itu. Semoga berlanjut dan mendapat manfaat. Amin.</div>
<br />
<br />
Semoga di usia saya yang baru ini saya banyak mencapai hal-hal bermakna lainnya yang bisa terus saya syukuri dan saya senangi. Amin. <br />
<br />TANTRI SWASTIKAhttp://www.blogger.com/profile/02965836100429829496noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7430496498212227713.post-4459237122568387982014-07-28T00:08:00.001+07:002014-08-11T10:39:01.054+07:00Film-film tentang Perjalanan<div style="text-align: justify;">
<i> I want to talk about my current habits these days, old matters but I quite enjoy it rite now. Yep yep. I can watch movie online all day and back to my childhood habit, reading comic. I can spend a whole day by watching 2-3 movies then continue by reading comics. Until this day I can say that I have watched 10 movies, since about 3-4 days ago</i>. Yup, semenjak waktu yang cukup luang sembari menunggu libur lebaran berakhir dan bertemu dosen pembimbing, maka menonton film menjadi aktivitas pilihan untuk mengisi waktu luang. Accidentally I got curious about an Indonesian movie called 99 Cahaya Di Atas Langit Eropa, 99 Lights above The Sky of Europe, since it's broadcasted many times in the tv. This movie talks about the journey of its author and her partner while they lived for 3 years in Vienna, Austria. The main issue that caught my attention is about the author's journey through some places in Europe where the Islamic history left. There I said, I love those movies that tell about journey, stranger on the road, new places, etc. Since I saw this movie then I looked for another movie which has common issue: journey. Tadinya sempat googling film-film apa yang bertemakan tentang perjalanan atau traveling, tapi beberapa sudah pernah saya tonton seperti Into The Wild, 270 hours, Life of Pi, dan lain-lain. Selain itu film lain yang direkomendasikan tidak begitu menarik bagi saya, saya ingin yang ada drama dan ringan ceritanya. Ya yang saya suka aja, biasanya berdasarkan dari desain poster atau sinopsisnya. First of all, I'd like to say deeply sorry because I can't afford to buy the real dvd of these movies or rent them, fyi: I only can see it through online streaming. Here I list numbers of those movies bellow. Let's check them out! </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<b>1. 99 Cahaya di Langit Eropa party 1 dan 2</b><br />
<div style="text-align: justify;">
Yang saya suka dari film ini adalah benturan-benturan budaya yang pada awalnya membuat tokoh utama, Hanum, merasa tidak kerasan tinggal di negeri orang, namun pada akhirnya berkat ''pengajaran-pengajaran'' yang didapatkan dari suami dan sahabatnya, Fatma, membuat Hanum betah tinggal di Eropa bahkan mampu mendapatkan pekerjaan yang ia idamkan. Menurut saya, film ini mengajarkan bagaimana perbedaan bukanlah halangan untuk tetap melanjutkan hidup sesuai dengan keyakinan dan nilai-nilai kemanusiaan kita. </div>
Setting: Vienna, Paris, Cordoba, dan Istanbul.<br />
<br />
<b>2. Laura dan Marsha</b><br />
<div style="text-align: justify;">
Randomly saya menemukan judul film ini dari googling 'film-film terbaik Indonesia'. Dramanya sih kurang suka tapi kisah perjalanan atau petualangan kedua sahabat, Laura dan Marsha, yang berbeda karakter ini cukup menarik. Seperti kebanyakan cerita soal persahabatan, klimaksnya ada pada konflik 2 tokoh yang ternyata memiliki tujuan masing-masing dalam perjalanan yang sama. Selain itu disini juga digambarkan bagaimana mereka harus survive di negara orang meskipun keduanya tidak lagi melanjutkan perjalanan akibat konflik tersebut.</div>
Setting: Amsterdam, Bruhl (Jerman), Innsbruck (Austria), Verona, dan Venezia.<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://cdn.klimg.com/kapanlagi.com/p/teaser-poster-laura-marsha-jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="http://cdn.klimg.com/kapanlagi.com/p/teaser-poster-laura-marsha-jpg" height="400" width="271" /></a></div>
<div style="text-align: center;">
source: <a href="http://cdn.klimg.com/kapanlagi.com/p/teaser-poster-laura-marsha-jpg" target="_blank">disini</a></div>
<b>3. Letters to Juliet</b><br />
<div style="text-align: justify;">
Saya baru lihat film ini tadi pagi. Main idea dari ceritanya sih kalo saya simpulkan serupa sama cerita-cerita ftv di Indo gitu. Cowok yang nyebelin, Charlie, yang pada akhirnya jatuh cinta sama tokoh utama, Sophie, karena terlibat dalam sebuah perjalanan mencari cinta sejati nenek Charlie. Yang saya suka sih setting lokasinya, gambaran perkebunan anggur, gang-gang kecil di kota Verona, dan gestur bahasa Italianya! :) Konflik film ini yaitu tentang perjalanan yang ditempuh untuk mendapatkan kebahagiaan dan cinta sejati dan bukan hidup bersama kesenangan semu atau palsu *tsah tsah tsah* </div>
Setting: Italy (Verona, Sienna), New York.<br />
<br />
<b>4. The Family</b><br />
<div style="text-align: justify;">
Tokoh utama dari film ini lah yang membuat saya tertarik melihatnya, Robert De Niro, yang gak kalah hot dengan George Clooney. Sebelumnya saya melihat Taxi Driver, versi mudanya Robert, kalau yang disini dia berperan sebagai seorang mafia yang kemudian harus hidup nomaden bersama keluarganya karena berada dalam program perlindungan saksi. Ending ceritanya bikin kecewa, tidak sesuai ekspektaksi. Saya kira Robert akan berhadapan langsung dengan musuh yang mengintainya, ternyata tidak dan hanya berakhir dengan scene perkelahian yang tidak lama dan cukup sederhana. Tetapi yang menarik yaitu adanya perbedaan tradisi yang harus dihadapi keluarga Robert dimana di Perancis tidak mudah mendapatkan selai kacang seperti di Amerika dan bagaimana menghadapi stereorip yang diberikan orang Perancis terhadap Yankee.</div>
Setting: Perancis (Normandy)<br />
<br />
<b>5. How I Live Now</b><br />
<div style="text-align: justify;">
Film ini berjalan dengan alur yang lambat tetapi yang saya senangi hanya bagian awal-awal saja dimana romantisme Eddie dan Daisy, yang dingin dan jutek, mulai tercipta. Daisy yang tidak memiliki rasa percaya diri, introvert, dan tidak ingin keluar dari zona nyaman akhirnya dapat mengubah hal-hal buruk tersebut semenjak kehadiran sosok Eddie dan keterlibatannya dalam perang yang sedang terjadi di Inggris. Daisy berasal dari Amerika yang kemudian menghabiskan liburan musim panasnya di Inggris. Disana ia tinggal bersama sepupu mereka dan mengisi waktu luang dengan berenang, bermain, mancing, dan aktivitas alam lainnya yang sangat tidak disenangi oleh Daisy. Saat Daisy mulai menikmati hari-harinya bersama Eddie, tiba-tiba konflik terjadi di negara mereka. Daisy dan adik perempuan Eddie harus berpisah dengan Eddie. Eddie berpesan pada Daisy agar dirinya berjanji untuk kembali.</div>
<div style="text-align: justify;">
Setting: di suatu pedesaan dan hutan di Inggris.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://www.saoirseronan.info/wp-content/uploads/2013/06/how-i-live-now-1016643_539425456119052_403284210_n.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="http://www.saoirseronan.info/wp-content/uploads/2013/06/how-i-live-now-1016643_539425456119052_403284210_n.jpg" height="265" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">sumber: <a href="http://www.saoirseronan.info/wp-content/uploads/2013/06/how-i-live-now-1016643_539425456119052_403284210_n.jpg" target="_blank">disini</a></td></tr>
</tbody></table>
<div style="text-align: justify;">
<b>6. Tiga Hari Untuk Selamanya</b><br />
Film garapan ini bercerita tentang seorang perempuan, Ambar, bersama sepupunya, Yusuf, yang diluar rencana melakukan perjalanan Jakarta - Jogja menggunakan mobil. Jogjakarta menjadi tujuan perjalanan mereka karena mereka harus mengikuti prosesi pernikahan kakak Ambar. Yusuf pada awalnya memang diberikan tugas untuk mengantarkan peralatan makanan untuk prosesi midodareni, namun Ambar yang terlambat bangun dan ditinggalkan oleh keluarganya meminta untuk pergi ke Jogja bersama Yusuf. Waktu yang ditargetkan satu hari perjalanan molor menjadi tiga hari karena Ambar yang ingin <i>melipir </i>ke Bandung. Tak hanya itu saja mereka harus menghadapi konflik-konflik dalam perjalanan mereka yang pada akhirnya menjadi proses pendawasaan bagi Ambar. Film ini menarik untuk diikuti karena kejutan-kejutan kecil yang tidak diduga dalam beberapa adegan seperti saat mereka secara tiba-tiba 'kehilangan' mobil mereka saat menginap di rumah penduduk. Selain itu di sela-sela obrolan tokoh utama seringkali tersisipkan hal-hal berbau seksualitas dan juga pembicaraan tentang masa depan.<br />
<br />
Well, masih banyak film-film lain yang belum saya temukan dan tonton semoga dengan segera bisa dinikmati ya! Dont forget to enjoy your summer holiday and let me know your suggestion about journey-themed-movie! </div>
<div style="text-align: justify;">
<i>Ciao!</i></div>
TANTRI SWASTIKAhttp://www.blogger.com/profile/02965836100429829496noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7430496498212227713.post-3219055467878840862014-07-08T06:31:00.002+07:002014-08-23T09:12:10.021+07:00Mangrove Barros: Alternatif Wisata Alam dan Edukasi<div style="text-align: justify;">
Yogyakarta bisa dikatakan tidak akan pernah kehabisan tempat menarik untuk dikunjungi. Terletak duapuluh lima kilometer selatan Kota Yogyakarta, tepatnya di Dusun Barros, Kecamatan Kretek, Bantul, Anda bisa menikmati keindahan alam yang mungkin belum banyak diketahui oleh banyak orang. Memang bukan tempat wisata populer yang ramai dikunjungi seperti Pantai Parangtritis atau Pantai Depok. Ya, di Barros Anda akan menjumpai lokasi konservasi mangrove yang berdampingan dengan muara Sungai Opak, yaitu sungai yang menampung aliran sungai-sungai kecil dari wilayah Yogyakarta bagian timur. Selain dapat dicapai melalui jalur darat, lokasi mangrove Barros ini dapat ditempuh dengan melintasi muara Sungai Opak. Berangkat dari Pantai Samas Anda bisa menggunakan kapal nelayan yang khusus dipesan untuk perjalanan ke Barros. Jadi selain mengunjungi Barros, Anda juga dapat mampir ke beberapa pantai yang berada di sekitarnya seperti Pantai Gua Cemara, Pantai Pelangi, Pantai Baru Pandansimo, dan Pantai Samas.</div>
<div style="text-align: center;">
</div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjIZ28TSzGKxAQkhZqsbZI2gtA5db6lfCWsYLC9bpCssKiktZPZmUCFYxE_QbYkzfJyQN5nHaElfjkZYkbxSnTxuqwdQwlq7J74uFNGDC0Roz2d-ZWBqxjCYCiNczN4kY-8Zl1xDFASdR8/s1600/DSC00554.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjIZ28TSzGKxAQkhZqsbZI2gtA5db6lfCWsYLC9bpCssKiktZPZmUCFYxE_QbYkzfJyQN5nHaElfjkZYkbxSnTxuqwdQwlq7J74uFNGDC0Roz2d-ZWBqxjCYCiNczN4kY-8Zl1xDFASdR8/s1600/DSC00554.JPG" height="225" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">mangrove yang baru ditanam</td></tr>
</tbody></table>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg2Gy800QHiXQSDxsITcddzrNcvLmUc8sA36KhjSrIOTZb-xDpcGjUfyKAQB4GaMdefQ7PSd0ixR0ZUwySYpgaICHInuL0XLouz9llMll7Cuym9uclC_MPmNeBOm5t1nH4genmAKXNalvk/s1600/DSC00557.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg2Gy800QHiXQSDxsITcddzrNcvLmUc8sA36KhjSrIOTZb-xDpcGjUfyKAQB4GaMdefQ7PSd0ixR0ZUwySYpgaICHInuL0XLouz9llMll7Cuym9uclC_MPmNeBOm5t1nH4genmAKXNalvk/s1600/DSC00557.JPG" height="225" width="400" /></a></div>
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhp12lMvke8X4PId8mbtyBnp2f7Cc90sbHxfpSCs7WX5vLHpU6JvQ0lvHvF6YVXdWEruasD04FfnlSZ08WGbvZmA9pNLD-ffe187yrM89e9ZhtnVjDlRuTCcmhQTWJbB8x82PAqUPBNbC8/s1600/DSC00564.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhp12lMvke8X4PId8mbtyBnp2f7Cc90sbHxfpSCs7WX5vLHpU6JvQ0lvHvF6YVXdWEruasD04FfnlSZ08WGbvZmA9pNLD-ffe187yrM89e9ZhtnVjDlRuTCcmhQTWJbB8x82PAqUPBNbC8/s1600/DSC00564.JPG" height="225" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">area outbond</td></tr>
</tbody></table>
<div style="text-align: justify;">
Mangrove yang ditanam di Barros ini merupakan mangrove buatan yang penanamannya dimulai tahun 2003 oleh Keluarga Pemuda Pemudi Barros (KP2B) didukung lembaga swadaya masyarakat RELUNG dan juga mahasiswa Fakultas Kehutanan UGM. Secara mandiri konservasi mangrove kemudian dikelola oleh KP2B dibawah divisi konservasi. Penanaman mangrove sempat terhenti namun dilanjurkan lagi setelah terjadi gempa bumi pada 27 Mei 2006. Selain menahan abrasi, mangrove juga berfungsi sebagai penghalang angin atau <i>wind barrier </i>dan mencegah terjadinya intrusi air laut. Kegiatan KP2B ini meliputi penanaman dan pemanfaatan mangrove sebagai objek wisata alam, wisata pertanian, wisata perikanan, dan outbond sehingga lokasi ini seringkali dikunjungi oleh murid-murid taman kanak-kanak hingga sekolah menengah sebagai wisata edukasi. Tidak hanya berkunjung para wisatawan juga mendapat kesempatan untuk ikut melakukan penanaman mangrove. Bagi mereka yang hobi memancing Barros adalah tempat yang tepat untuk menyalurkan kegemaran mereka. Kata guide rombongan kami, Mas Dwi, di muara Sungai Opak di Barros ini memang menjadi <i>spot </i>memancing favorit. Jika Anda mengunjungi muara Sungai Opak ini pada pagi hari maka Anda akan berjumpa dengan nelayan yang sedang melaut.</div>
<div style="text-align: justify;">
Ada empat jenis mangrove yang dibudidayakan disini yaitu jenis rizopora, brueguera, avicenia, dan nipah. Jenis mangrove yang paling banyak adalah mangrove avicenia dengan persentase 60 persen, sedangkan yang paling sedikit yaitu mangrove nipah dengan persentase sebesar 10 persen. Selain mangrove disini juga dibudidayakan kepiting dalam keramba dan itik mangrove. Ada 48 spesies yang mengisi ekosistem di mangrove Barros sehingga kita dihimbau untuk tidak membuat kebisingan agar tidak mengganggu ekosistem yang ada. Selain disuguhi pemandangan yang indah, padang rumput, dan angin laut yang bertiup kencang, jangan kaget jika Anda juga akan menjumpai banyak sampah di area mangrove ini. Hal ini dikarenakan sampah-sampah tersebut merupakan sampah yang dibuang oleh masyarakat Yogyakarta yang terbawa arus laut. Jadi, tolong pikir ulang ya kalau mau buang sampah di laut karena masih ada ekosistem yang seharusnya bisa kita lindungi. </div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj8o-1PE83gJ-Ov_dyBzRq8sTh-Cnk1CXUZNYyxZYAhSIoasSYLmb2BrD2NAmsEQuLJb2ZVVCb5pGqvebJVWDNAvBibveWn0N_izLVE10Dx0anz6G6lHw_xRwfT3TJcFp-sSXAen14otW0/s1600/DSC00562.JPG" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj8o-1PE83gJ-Ov_dyBzRq8sTh-Cnk1CXUZNYyxZYAhSIoasSYLmb2BrD2NAmsEQuLJb2ZVVCb5pGqvebJVWDNAvBibveWn0N_izLVE10Dx0anz6G6lHw_xRwfT3TJcFp-sSXAen14otW0/s1600/DSC00562.JPG" height="225" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">muara Sungai Opak</td></tr>
</tbody></table>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhTNCjl2xPXuxyTJbUthXNL7CGbkInVs5l2DA7J2zcMgPiCqAzzCDdBPxPV8RVtUW2s8EFgPrRU6ap3FedMVuPRtefMMydkeC7ALcxhu7V4syLDQKStQm8U_g21EeHyOf6eQU3wm1d4haM/s1600/DSC00550.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhTNCjl2xPXuxyTJbUthXNL7CGbkInVs5l2DA7J2zcMgPiCqAzzCDdBPxPV8RVtUW2s8EFgPrRU6ap3FedMVuPRtefMMydkeC7ALcxhu7V4syLDQKStQm8U_g21EeHyOf6eQU3wm1d4haM/s1600/DSC00550.JPG" height="225" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Africa for awhile </td></tr>
</tbody></table>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiixOIQEOdo0HIbnyrboPcsKZ6PZk0GI82n_3BnziXhQSvTvh7i37lCLJfMWRD-0bpk1cS1gf2hqPfqUL7xvRv3pZxMJJnQalzixs8_kZh7TxT1vMrc5qlJiUctXKQ4l8VNQOUVAHuvvy4/s1600/DSC00552.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiixOIQEOdo0HIbnyrboPcsKZ6PZk0GI82n_3BnziXhQSvTvh7i37lCLJfMWRD-0bpk1cS1gf2hqPfqUL7xvRv3pZxMJJnQalzixs8_kZh7TxT1vMrc5qlJiUctXKQ4l8VNQOUVAHuvvy4/s1600/DSC00552.JPG" height="225" width="400" /></a></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
TANTRI SWASTIKAhttp://www.blogger.com/profile/02965836100429829496noreply@blogger.com0