Wohooo... *regangkan jari-jari tangan* *putar punggung ke kanan dan kiri* Saya siap bercerita!!
Liburan kali ini saya habiskan untuk ber-backpacker ria bersama teman-teman yang tidak biasa. Yup, teman-teman yang ikut kali ini beberapa sebelumnya belum pernah pergi nggembel keluar kota bersama saya ditambah lagi diantara kami sama sekali belum ada yang pernah datang ke tempat ini. tempat apakah itu?? Jeng..jeng..jeng!
Guess where?
yaaakk....banyak sekali daftar tempat baru yang saya ingin kunjungi. Pulau Sempu adalah salah satu wacana yang ditelurkan oleh Wipti, dimana ia tau tempat tersebut dari kakaknya. Jelas masih terngiang dia bercerita beberapa tahun lalu, saat masih sma yang jelas, tentang tempat ini dan aku masih nggak ngeh dimana dan isinya apa. Setelah sekian lamanya, aku banyak mendapat info tentang tempat ini dan aku memutuskan memasukkannya kedalam deretan 'tempat yang harus dikunjungi'. Berawal dari keinginan kami yang enggan lagi menjadikan mimpi-mimpi ini menjadi isapan jempol belaka, aku, wipti, dan acid bertekad untuk tetap berangkat ke Pulau Sempu liburan kali ini, gimana caranya harus berangkat! Seharusnya rencananya kami pergi ke Karimun Jawa, tapi karena masalah bajet dan soal lain, kami menundanya dahulu.
Hari ke hari kami mulai mengumpulkan massa dan terus berrembug untuk membahas ini dan itu, hingga kami sepakati ada 8 orang yag akan berangkat pada tanggal 3 hingga 6 Juli (rencana awal yang ternyata meleset). Berangkat dari Stasiun Lempuyangan pukul 23:15 (ngaret berjam-jam) dengan kereta Gaya Baru Malam, tiket tanpa tempat duduk, dan kami siap menuju Surabaya. Kami terpisah di kereta, lima personel lain masuk ke gerbong barang, aku, aura, dan acid harus rela empet-empetan di gerbong ekonomi yang teramat laknat itu -_____- Dengan segala polah tingkah penumpang ekonomi malam itu aku kembali berjibaku dengan kejamnya dunia perkeretapian, seperti biasa. Pukul setengah 5 pagi kami sudah sampai di Stasiun Gubeng. Beli tiket KA Panataran tujuan Malang yang berangkat pukul 7:40, lalu sholat, sarapan, dan tiduran nggembel di peron. Lagi-lagi kami kembali berijbaku di kejamnya dunia perkertaapian, aku dan Topan terpaksa empet-empetan di toilet kereta dimana carierku bertengger disamping lobang kakus -___- dan disana aku bisa merasakan bagaimana oksigen kualitas ori itu susah didapatkan! Pukul 11 siang kami tiba di Stasiun Malang Baru. Aku dan Acid segera menuju reservasi tiket, dan wth! Tiket Malabar habis terjual sampai tgl 10 dan tidak ada lagi kereta tujuan Jogja yang tersedia sampai tanggal segitu -____- Kamipun segera berunding dan memutuskan pulang menggunakan bus. Kemudian kami segera mencari angkot ke Terminal Gadang (awalnya), namun pada akhirnya kami memutuskan untuk mencarter angkot yang tujuannya langsung ke Sendang Biru, dengan harga yang lebih mahal dibanding harus berganti angkot 3 kali. Setelah menempuh perjalanan sekitar 2 jam dan melewati jalan yang tidak jauh beda seperti naik roller coaster..akhirnya kami sampai di Sendang Biru. Aku, Wipti, dan Acid mulai spaneng, mencari dimana koordinator kapal dan dimana kami harus meminta ijin untuk masuk ke kawasan Sempu, yang sebenarnya adalah kawasan konservasi -FYI: ini adalah bagian sakral dari trip kami, sepik-sepik sama pengelola konservasi dan mblunder to the max- Pada akhirnya kami diberi ijin, dan jalan semakin terbuka saat kami bertemu seorang ibu yang berjiwa petualang bersama seorang putranya sudah mendapat ijin menyebrang dan beliau mengajak kami untuk eprgi bersama. Pasalnya beliau diharuskan menggunakan guide dimana biayanya tidak sedikit. Akhrinya kami memutuskan untuk berangkat siang itu juga, dimana kemungkinan terburuk berdasarkan rencana kami akan berangkat hari berikutnya mengingat waktu kami tidak banyak.
selangkah ke seberaaaangg^^
teman baru: Bu Nur dan putranya (lupa namanya)
quote: "...Pasalnya beliau diharuskan menggunakan guide dimana biayanya tidak sedikit."
ReplyDeletemau ke Sempuu niyh...
bole tanya2 dooong:
itu waktu "sepik-sepik" sama petugas jadinya abis berapa...?
:P