Pages

25 January, 2013

Hari ke-14: Get lost in Girijati

          Beberapa waktu lalu, seusai lunch di sebuah resto angkringan, aku dan pacar secara spontan dan nekat memutuskan untuk jalan-jalan ke sebuah tempat yang sebenarnya aku sendiri nggak tau dimana tempatnya (nah looohh). Posisi uang kami saat itu mepet banget: aku cuma punya 5000, tapi ternyata ada 1000 di saku, sedangkan pacar tidaklah membawa dompet namun mengantongi uang sejumlah 12000. Secara pengalaman kita sering bikin wacana jalan-jalan, tapi nggak pernah kejadian, maka hari itu pun ide gila muncul. Gimana kalau siang itu juga kita jalan ke air terjun yang ada di Girijati? Nggak peduli berapapun uang atau perbekalan yang dibawa. Kamipun sepakat. Tadinya saya ngusulin pulang aja dulu, ganti motor yang bensinnya penuhan gitu, secara waktu itu motorku bensinnya alakadar aja. Pacar menolak. Akhirnya kami memutuskan pergi dari angkringan sekitar pukul 2 siang. Nama Girijati muncul karena waktu itu aku sempat baca tulisan Bekabuluh mengenai tempat-tempat terpencil di Jogja yang punya spot menarik namun jarang tersentuh publik luas. Gobloknya, aku cuma ngasal nge-bookmark tanpa baca full artikelnya, dimana lokasinya, apa aja obyeknya, dan seberapa jauh tempatnya. Aku bilang aja ke doi kalo di Girijati itu ada air terjunnya, sesuai dari foto yang aku lihat di artikelnya Bekabuluh.

22 January, 2013

Hari ke-13: Menang (lagi)!

Nah, setelah sekian kali mencoba berbagai peruntungan, akhirnya pada kesempatan kuis terakhir ini saya menang (lagi)! Yah, meskipun sebagai penerima hadiah hiburan sih, keak keak :P
Jadi, kuis ini diadakan oleh BKKBN bekerjasama dengan Aliansi Remaja Independen beserta gue tau [dot] com, dimana mereka-mereka ini concern betul dengan persoalan remaja, kesehatan reproduksi, dan HIV & AIDS. Kita harus menjawab pertanyaan yang mereka berikan (multiple choices) dan lebih baik lagi jika kita jawab berulang-ulang sehingga kesempatan menang lebih besar. Nah, sayangnya aku hanya mencoba kuis beberapa kali sehingga belum berhasil mendapatkan hadiah utama seperti, mp3, flashdisk, moodem, hingga Ipad. Hadiah hiburannya sendiri terdiri dari goody bag, beberapa fact sheet soal kesehatan reproduksi, hiv & aids, tembakau, dan kehamilan tidak diinginkan, ada post card, kalender, notes, dan stiker :)
Thanks gue tau atas hadiah hiburan yang kini sudah sampai di tangan mulus aku! hahahahak

17 January, 2013

Hari ke-12: welkom vakantie!

Hidup itu pilihan.
Memilih antara: ngumpulin tegas telat atau dikumpul seadanya tapi tepat waktu. huuuf
 Dan hari ini aku milih buat menyelesaikan semuanya. Setelah panik mencari pinjaman flashdisk, berpindah-pindah rental komputer untuk print tugas. ya, meskipun terlambat dan harus melobi assisten jurusan Antropologi. Aku tertolong berkat Gloria. Teman semata kuliah yang juga terlambat mengumpulkan tugas. Buat dirinya ini kali ketiga dia terlambat mengumpulkan tugas paper. Terimakasih Gloria, Terimakasih Tuhan, yang masih mengasihaniku.God bless Universe!

somewhere around the tea farm in Karanganyar, Central Java


hari terakhir ujian, teoriku habis (yay!) Hartelijk welkom, vakantie!
xoxo


*Aaahh...kartu perpustakaan saya masih ditahan. Belum bayar denda. delapan ribu. huuh.


14 January, 2013

Hari ke-11: Regret

    Akumulasi kejadian dalam dua hari ini membawa banyak penyelasan, pun pelajaran bagi kami berdua.  Banyak peristiwa yang telah kami alami dan [masih] kuyakini sebagai bagian dari sebuah proses  belajar. Aku menghargai itu. Penyesalan dibuat untuk menyentil kita bagaimana belajar dari setiap kekeliruan dan tidak lagi mengulanginya. Jadi teringat tweet di timeline tadi malam,
  
Kau tahu kekuatan paling menghancurkan di alam semesta? | nuklir? | penyesalan 

Syukur, kami berdua tidak pernah larut dalam penyesalan. Ya, semenjak kejadian dua hari kemarin. Aku senang melihat dia menggebu-nggebu melupakan peristiwa yang baru saja terjadi . Tentu saja peristiwa yang bikin kami bad mood dan berjumpa pada penyesalan. Semalam, sesaat sebelum mataku terpejam aku berdoa dalam pesan singkatku.


   
    Tuhan, lindungi orang-orang yang kukasihi malam ini, besok, lusa dan seterusnya. Beri mereka kesehatan, bahagia, dan mudahkan semua persoalannya, amin. Karena aku sayang mereka, Tuhan.


Bedankt voor alles, voor jouw geduld, gelach, en lesje. Ik hoop dat we nog blijven leren. Je bent de enige die altijd me 'glimlach' maakt :')
                                           

12 January, 2013

Hari ke-10: I am what Survives of Me

sebuah danau di dekat Maurits Huis, Den Haag (2011)
            Kutipan di atas berasal dari buku Erikson yang bertitel Identitas dan Siklus Hidup Manusia. Entah di halaman dan paragraf ke berapa tapi sekilas kutipan tersebut cukup mengena. Kalau ditinjau dari arti yang ditulis, bunyinya gini: aku terus hidup karena diriku sendiri. 'Tul nggak? Semua masalah yang bikin kita bisa bertahan sampai detik ini ya karena kita sendiri yang mengendalikannya. Tapi mungkin ada juga 'campur tangan' dari orang lain, seperti pilihan-pilihan yang mereka tawarkan saat kita berada dalam masalah. Ucapan atau nasihat-nasihat oranglain ini yang kemudian kita jadikan bahan pertimbangan dalam menyelesaikan masalah. Aku jadi ingat diskusi di kelas Bahasa Belanda dengan dosen favorit saya, Bu Vini. Beliau waktu itu sharing ke kita gimana cara dirinya dalam menyelesaikan masalah saat dia dihadapkan dengan pilihan-pilihan yang membingungkan dan bahkan komentar dari orang terdekatnya tidak membantu. Maka dia berkata bahwa sebetulnya kita sering lalai. Kenapa? Saat kita curhat atau bercerita kemana-mana, menanyakan bagaimana sebaiknya langkah yang dipilih kepada beberapa orang, kita seringkali mengambang dibuatnya: tidak tahu mana solusi yang terbaik untuk diambil. Beliau bilang kalau saat terbaik adalah saat dirinya mengurung diri di kamar dan merefleksikan semuanya, karena solusi terbaik atas masalah kita hanya datang dari pikiran dan keputusan kita sendiri. 
           Aku mengamini. Berbagai solusi yang ditawarkan oranglain belum tentu sesuai dengan solusi yang kita inginkan. Karena yang tau gimana baiknya hidup kita ya diri sendiri. Seringkali aku menemui teman yang kalau dapat masalah curhat kemana-mana, mengumpat sana-sini, merasa dirinya yang paling sengsara di dunia ini. Padahal, let's see: banyak orang di luar sana yang bahkan nggak tahu harus makan apa nanti siang, banyak orang kesuulitan air bersih, banyak orang bahkan nggak ngeluh saat desa mereka belum dialiri listrik 24 jam! Hello? Banyak orang dengan problemnya masing-masing. I appreciate how they face it. Tetapi rasa-rasanya kok berlebihan juga ya pake' acara mengumbar 'kesengsaraannya' yang nggak seberapa itu ke khalayak umum dan nggak satu saran pun bahkan ia dengar. Hmm... Let it go with the wind , biarkan semua makhluk berproses dengan masalahnya masing-masing!  

Let us survive, Universe! :))

10 January, 2013

Hari ke-9: Melumat Jeram Sungai Elo

   Sudah kesekian kalinya aku datang ke tempat ini. Ya, hanya untuk bersenang-senang melumat jeram sungai ini. Dalam berbagai kondisi berbeda, saat panas terik, hujan, bahkan saat jeram tidak begitu besar. Sungai Elo. Berada di dalam teritori bernama Magelang dan selalu kutempuh dengan sepeda motor jika aku kesini, hanya dengan waktu tidak lebih dari 1 jam. Aku pertama kali ke tempat ini saat SMA Kelas dua, bertepatan dengan libur lebaran. Aktivitas mengarungi jeram atau rafting baru pertama kali dilakukan oleh Organisasi Pecinta Alam di sekolah kami saat itu. Kemudian dalam beberapa tahun setelahnya, kegiatan tersebut mulai dilakukan rutin tiap tahun. Lima tahun kemudian, aku bersama orang-orang yang berbeda kembali ke tempat ini. Ya bersama kelompok KKN (Kuliah Kerja Nyata) -ku. Kebetulan salah satu dari teman kami ada yang menjadi guide di sini, doi anak mapala gitu deeeh. Jadilah saat itu kali keempat aku datang kesana. Bermacam paket yang ditawarkan dengan harga yang variasi pula tentunya, tapi kalau jamanku dulu jelas lebih murah hehe karena dapat dukungan dana dari sekolah dan masih di subsidi oleh biaya pendaftaran teman-teman diluar pengurus organisasi keak keak keak xD Waktu tempuh rafting berlangsung selama 2,5 sampai 3 jam dengan jarak perjalanan 12 kilometer. Kawasan basecamp kami sendiri berada di belakang kawasan Candi Mendut.

Rafting pertama kali (2007)
Rafting terakhir (2012)

My boat-mates

breaking time


Ciaooo!

09 January, 2013

hari ke-8: Manusia Lulus Pertama

Ya, manusia yang lulus pertama kali di angkatan aku adalah Tamy. Kita sebenernya baru deket di beberapa semester terakhir ini aja. Itu juga karena waktu itu kita suka jalan & nongkrong bareng. Naaahh, for your information nih, si Tamy, yang nggak pernah nyantumin nama depannya di manapun kecuali di akte (baca: Siti), adalah mahasiswi yang hanya menyelesaikan masa studi-nya selama 3,5 tahun! Mabok nggak tuh! Jadi beberapa hari lalu doi baru aja pendadaran dan saat itu sebagai classmate dengan tingkat loyalitas tinggi, aku ikut hadir disana...berbondong-bondong temen yang lain juga ikutan. Angkatan kita sebetulnya udah nggak masuk golongan abg lagi alias udah masuk di tahun terakhir jadi ya susah juga buat kumpul-kumpul selain di moment pendadaran kayak gini hahaha.
Nah, Tamy ini ngangkat judul Perempuan-perempuan dalam Kehidupan Sosial Tentara Kolonial di Jawa Tahun 1830-1942. Secara garis besar doi nulis soal perempuan yang memiliki hubungan spesial dengan para tentara kolonial seperti Nyai, Sarina(h), dan lain-lain. Doi emang udah niat banget lulus cepet dan serius banget ngerjain tema ini dari semester sebelumnya. Proficiat deh buat dirimu! Niat, semangat, dan Usaha mampu membuktikannya! Horeee...
Terus jangan tanya saya udah sampai mana dan ngapain aja... yang jelas masih banyak yang pengen aku capai dan nikmati di kampus ini seperti: pinjem bacaan fiksi di perpus yang nggak ada sangkut pautnya sama studi. Tapi itu yang bikin kepikiran. Di tahun terakhir ini aku ngerasa masih banyak ilmu yang belum aku dapet, selain emang akunya jarang baca buku -__- Ternyata tiga tahun itu cepet dan nggak berasa...mungkin bagi kamu yang hidupnya kupu-kupu ya..alias kuliah-pulang-kuliah-pulang. Saya sih let it flow aja, meski bayangan tagihan spp dan uang bop selalu membayangi tiap semesternya. Wish the best aja yah...semoga everything's gonna be alright dan semua makhluk di semesta ini masih bisa bahagia! yeee!

doi sama dosen pembimbing

ini sama Kepala Jurusan kami yang stay young..
half of classmates

Hari ke-7: Officially Sendirian

Saya dengan kedua kakak laki-laki saya memang tidak dekat. Tidak sedekat akar dengan tanah. Juga tidak sedekat embun dengan daunnya. Tidak pula sejauh Jogja dengan Magelang. Eh apa sih. Pokoknya kami nggak deket! Jadi udah beberapa tahun terakhir ini aku nggak begitu deket sama kakak keduaku, karena dulu kita sempet berantem gitu. Simpel. Pukul-pukulan bantal gitu terus aku ultimatum kalo nggak bakal ngajak dia ngobrol lagi. Beneran deh. Sampe sekarang kita bicara kalo lagi butuh, "kunci motor dimana? Ibu dimana? Tolong bukain pintu. Dah mam lumz? Leh KnAL ga9? Ciyus? EneL4n?" ah skip skip. Nah terus tanggal 1 kemaren kakakku itu dapat kerjaan ke Kalimantan. Padahal diantara kita bertiga dia doang yang nggak pernah pergi-pergi alias jalan-jalan, piknik, atau traveling, beda banget sama kakak pertamaku yang hampir-hampir jarang dirumah. Nah, memang beberapa bulan lalu kakakku ini masukin lamaran ke perusahaan yang dibantu oleh sepupuku yang sebelumnya juga udah kerja di Kalimantan, tapi baru kemarin ini permintaannya mendapat balasan. Dari kabar tanggal 1 itu mengharuskan dia sudah ada di Kalimantan tanggal 3 Januari. Panik gak tuh. Mana waktu itu doi belum pulang dari tahun baruan. Jadilah dia berangkat tanggal 2 dari Jogja dan tanggal 3 pagi hari sudah harus ke Bandara Juanda, Surabaya.
Oke, I'm officially the only kid in the house. Kakak pertamaku meskipun masih pulang kerumah tapi ya gitu...berasa tamu hotel atau anak kos: pulang ke rumah cuma kalo lagi butuh aja. Butuh tidur, butuh makan, butuh mandi juga jarang, pokoknya gitulah berasa sibuk banget di luar, tau deh ngapain aja di luar. Jadilah aku ini sendiri di rumah hanya dengan pipi mimi Terus terus udah deh... sepi aja gitu... saya juga lagi fokus sama kerjaan saya: ngerjain paper UAS, tidur, mantengin timeline, makan, update blog buat @30haribercerita, boker, nyimak newsfeed facebook, tidur, rapat, tidur, sms-an, makan, bla bla bla...

 just enjoy your day and keep annoying! bah!

06 January, 2013

Hari ke-6: The Power of Dreams

above the sky of Rotterdam

dream
believe
make it happen
-agnes monica.

Aku terinspirasi banget sama kutipannya Agens Monica diatas, saat ia berpidato dalam Global Youth Forum di Bali bulan Desember lalu. Event tersebut merupakan forum remaja internasional yang mengusung  anak muda sebagai agen perubahan yang suaranya patut didengar. Agnes dianggap sebagai sosok anak muda yang sukses meraih mimpi dan apa yang ia cita-citakan dengan berbagai usaha dan prestasi.
Kata-kata dalam kutipan Agnes sangat menyetil sanubari, jiwa, raga dan haribaanku *haisy*. Tapi ini serius. Saat orang lain meremehkan bahkan mencemooh apa yang sedang kita kejar, sebetulnya hal itu jadi cambuk yang semakin mendorongan kita untuk terus berlari, mengejar mimpi! Bukannya terus berpikir lagi apakah kita yakin atau tidak, atau bahkan kembali 'tertidur'.
Di akhir pidatonya Agnes bilang ''Miracles are called miracles because there are one, not believe''. It concluded bahwa percayalah pada mimpi. Mereka menyebut sesuatu itu keajaiban karena mereka nggak percaya itu bisa terjadi. Begitu juga saat kamu berhasil meraih mimpimu, yang orang lain nggak nyangka kamu bisa dapetin itu, padahal kamu bisa. See? Not afraid to dream, believe, and make it happen!


I just believe in the power of dreams. ciao!

Hari ke-5: The Pyramid of Austerlitz

     Saudara-saudaraku yang diberkati semesta,
Dalam kesempatan ini aku akan kembali mendongeng, *hayah*

       Ini sebetulnya satu dari beberapa perjalanan yang aku lakukan -sendirian- saat di Belanda. Ya, sebetulnya jalan-jalan sendirian udah nggak asing ya buat aku, sejak di Jogja. Kadang ada asik dan nggak asiknya, kalo dibilang 'aneh' sih bodo amat! Sedihnya nggak ada yang motoin, tapi terberkatilah ada teknologi bernama tripod mini! Nggak asiknya, kadang ngerasa bahwa kutipan 'Happiness only real when shared' memang benar adanya. Suka berharap andai saja aku menikmati kesenangan ini bersama dengan orang-orang terkasihku. Hmm tapi nggak setiap saat mereka ada buat kita, nggak setiap saat juga bisa selalu melakukan hal-hal menyenangkan bersama kita.
        Oke next, kembali ke soal jalan-jalan sendirian di daerah kecil bernama Zeist. Fyi: Zeist adalah kotamadya dimana diselenggarakannya Dutch summercourse 2011. Saat itu di kelas dosenku bilang kalau ada tempat wisata bernama Piramida Austerlitz yang nggak jauh dari Woudschoten. Berbekal peta dari panitia aku iseng main sendirian kesana naik sepeda, setelah menolak ajakan teman yang mau jalan-jalan ke pusat kota Utrecht. Piramida Austerlitz sendiri berada 6 km dari kota Zeist, tepatnya di Woudenberg di pinggir jalan Zeisterweg. Nggak perlu waktu lama jika dari Woudschoten yah 30 menit mungkin atau bahkan nggak nyampe, itu kalau naik sepeda. 

04 January, 2013

Hari ke-4: Enjoying Leiden, The City of History

            Watch out: It'd be a long-long-post! 

       Suatu saat kami cukup bingung untuk memutuskan mau kemana weekend kali itu. Hal pertama yang krusial adalah soal budget. Yah, karena budget untuk transport (selain bersepeda) disini cukup merogoh kocek kami dalam-dalam. Volendam. sempat terbersit di pikiran kami. Kota wisata yang sangat populer, dimana disana kamu bisa melihat perkampungan Belanda kuno, mengunjungi pabrik clog atau klompen, pembuatan keju, dan yang pasti foto dengan pakaian tradisional Belanda seperti yang kondang dilakukan oleh para turis-turis jika melancong kesini. Namun karena hanya akan foto studio (tujuan utama) dan lokasi yang cukup jauh dari penginapan (Utrecht), maka kami urungkan niat tersebut. Ada juga temen yang mau ke Friesland, tapi kami sama sekali nggak tertarik. Akhirnya pilihan kami jatuhkan ke Leiden, yang meskipun dipikir-pikir lagi, ongkos transportnya ya lumayan. Untuk sekali jalan naik kereta dari stasiun Driebergen (Zeist) ke Leiden Centraal kita butuh 10 euro, kalo PP ya jadi 20 euro -_- Alasan kami pilih ke Leiden, karena selain kota bersejarah, disana juga terkenal dengan universitasnya yang terkemuka (fyi: Universiteit Leiden adalah universitas  tertua di Belanda dan banyak alumni jurusan Sejarah melanjutkan sekolah disini, kampus impian mahasiswa lah), alasan lain sih pengen city tour aja. Disini sebenarnya juga ada KITLV atau Institut yang menyimpan dokumen/koleksi untuk kajian Kepulauan Karibia dan Asia Tenggara, termasuk Indonesia! Sayangnya hari itu hari Minggu dan tentu saja libur :( Setelah kami atur rencana, kami pun berangkat besok paginya lebih kurang jam 9 atau 10 (lupa) Kami berangkat menggunakan minibus yang disediakan oleh panitia summercourse menuju stasiun Driebergen (stasiun terdekat dari Woudschouten, tempat tinggal kami). Perjalanan memakan waktu lebih kurang satu jam dengan cuaca yang cukup dingin namun tidak begitu basah.
Driebergen Station, Zeist, Utrecht.
suasana didalam kereta kelas ekonomi yang sangat nyaman

03 January, 2013

Hari ke-3: Calzone Express

          Halohaaaa...... wisata kuliner yang aku dan pacar terakhir lakukan adalah icip-icip ke Calzone Express. Apa itu Calzone? Calzone atau folded pizza adalah pizza setengah lingkaran yang kemudian di lipat dan dipilin pinggirnya, yah sebentuk pastel gitu dan gedenya setengah piring. Calzone Express ini terletak di daerah Demanagan Baru atau di sepanjang jalan Cendrawasih, tepatnya selatan TK Olifant. Menu yang ditawarkan disini ada beef smoked, tuna, chicken teriyaki, beef barbeque, dan lain-lain, minumnya sendiri ada orange/strawberru fusion, cappucino, lemon squash, dan juga minuman kemasan. Harga untuk calzone sendiri berkisar 12-15 ribu, sedangkan seluruh minuman dibanderol 8ribu rupiah. Sialnya malam itu tuna dan beef barbequenya habis, Jadi, aku pesen cheesy tomato yang berisi jamur dan pacar memesan smoked beef. Untuk rasa punyaku, lumayan enak, tomat, daun basilnya kerasa, eh itu rasa basil bukan ya? kejunya mozarellanya meleleh gitu waktu kita sobek, tapi sayang isiannya nggak merata, jadi cuma di tengah aja, di sisi pinggirnya kurang banyak, hehee.. Punya pacar enak juga dan yang jelas kenyang! Worth it lah ya! Untuk minumnya pacar pesen Orange fusion, enyak! Sedangkan aku ice cappucino.



Ternyata nih kokinya sendiri adalah teman lama saya, hehehe kaget juga waktu mau pulang ketemu dia, soalnya waktu masak doi pakai masker gitu, mwihihi x)
 Rate: 4/5

02 January, 2013

Hari ke-2: Bakso Gebrag

     Hallo selamat Dua Januari :) Mungkin akhir-akhir ini saya akan terlihat lebih sering posting, bahkan sehari satu kali. Kenapa? Hal ini dikarenakan saya terlibat dalam proyek '30 Hari Bercerita' yang mewajibkan pesertanya untuk menulis atau bercerita setiap harinya selama satu bulan alias 30 hari. Nah di hari pertama yang seharusnya jatuh pada tanggal 1 kemarin, saya udah bolos nggak nulis nih, makanya sekarang saya harus menebusnya. Kali ini saya akan mengulas jalan-jalan kuliner saya bersama pacar di sebuah kedai bola daging alias Bakso yang bernama Bakso Gebrag.



     Bakso Gebrag ini berada persih di sebelah timur butik Monic yang berada di daerah utara Flamboyan, Gejayan. Hampir sama dengan Soto Gebrag, ciri khas disini kalau pesanan udah datang mejanya digebrag. Harganya sendiri variatif, range 10-15ribu. Jenis baksonya pun bermacam-macam, ada bakso tomat (bakso yang dimasukkan dalam tomat), bakso halus, bakso urat, dan bakso tahu (tahu yang didalamnya ada baksonya dan itu cabe doang isinya! huhahhh!). Aku pesen bakso komplit dan air putih aja. Untuk rasanya sih standard, bakso tahunya lumayan lah, daripada lunyinyir hehehe Minuman andalan disini ada es tomat dan ada juga buras yang ditawarkan untuk menemani baksonya. Burasnya seharga 1000 aja per kemasan *halah* Karena masih baru jadi pelayanannya cukup maksimal, setelah bayar pun saya ditanyai komentar soal service, hidangan, dan sarannya. Rate: 3/5