Pages

30 September, 2012

Beragam Bersama


Beberapa waktu lalu saya habis kuliah antropologi, tentang kajian anak dan remaja gitu. Kebetulan tiap minggu ada buku2 yang harus direview gitu. Positif banget nih! Pikir saya, karena mau nggak mau tiap minggu kita dipaksa buat baca buku dan otomatis pengetahuan kita akan terupdate *tsaaah* Jadi kuliah tadi membahas soal bukunya Margaret Mead, Coming of Age in Samoa. Saya tidak akan membahas panjang lebar soal buku itu. Yang pasti arah pembicaraan di kelas tadi sampai pada pola perilaku seksual anak-anak Samoa yang pernah memiliki pengalaman homoseksual. Kemudian dosen menjelaskan mengenai perbedaan antara orientasi, perilaku, dan soal identitas(seksual). Bahwa saat berbicara soal homoseksual itu akan muncul perbedaan maksud, apakah itu bicara soal orientasinya atau perilakunya, karena apa yang terjadi di Samoa misalnya, remaja memang mengaku pernah berperilaku homoseksual, tapi orientasinya tidak, karena kemudian mereka menikahi lawan jenisnya. Nahhh kemudian saya teringat pada milist yang saya ikuti dan pernah membahas soal orientasi seksual. Disana disebutkan bahwa seorang heteroseksual mungkin juga memiliki kecenderungan menjadi homoseksual, namun hanya beberapa persen saja. Intinya disebutkan kalo dalam diri seseorang itu bisa jadi tidak 100% heteroseksual, karena akan ada ketertarikan kepada sesama jenisnya meski hanya 1%. Saya kemudian berpikir tentang kecenderungan orientasi tersebut pada diri saya. Beberapa waktu lalu juga saya berdiskusi dengan partner mengenai hal ini, and yes, I'm not 100% hetero I said.

Saya nggak akan panjang lebar bicara soal ini, kembali kepada kuliah pagi tadi kemudian disimpulkan bahwa orientasi seksual tersebut akan memunculkan pernyataan mengenai siapakah diri kita sebenarnya, atau secara sederhananya adalah pernyataan soal identitas. Yang terjadi di masyarakat kita adalah kelompok hetero adalah kelompok yang dianggap "normal", kemudian ini menimbulkan kelompok minoritas yang dianggap tidak normal sehingga sulit bagi mereka untuk menyebutkan identitasnya secara terbuka.  Padahal jika kita melongok ke periode-periode sebelumnya apa yang dianggap saat ini tidak normal bisa jadi normal pada abad ke-18. Ini seperti apa yang saya temukan tadi siang dalam kata pengantar Ben Anderson dalam bukunya Dede Oetomo. Bahwa praktik homoseksual yang terjadi di Ponorogo misalnya, hubungan antara gemblak dan warok,  ini sudah lama terjadi dan bahkan jika fenomena tersebut dibawa ke Eropa pada abad ke-18  maka pelakunya akan dihukum gantung. Begitu juga di Amerika pada abad ke-20 masih mentabukan fenomena ini, sedangkan di Indonesia sebetulnya sudah lazim, seperti Raden Hayam Wuruk yang menurut kitab negarakertagama gemar menari dengan pakaian perempuan bahkan dia diberi gelar perempuan juga.
Parahnya, di negeri kita yang beragam (baik suku bangsa, agama, ras, dan termasuk juga orientasi seksual) ini, sedikit hal yang dianggap berbeda dan "tidak normal" bagi kelompok mayoritas akan diusik dengan kekerasan. Dammit! Anggap saja ini konsekuensi bagi kita, saat keberagaman tidak didukung dengan pola pikiran yang tidak terbuka, sehingga slogan "damai dalam keberagaman" menjadi mimpi bagi kita *semoga saja mimpi yang lekas jadi kenyataan*
Biasnya antara apa yang normal dan tidak normal ini -kacaunya- menjadi sebuah persoalan besar bagi masyarakat kita. Kita harus mengakui bahwa tidak banyak dari masyarakat kita yang belum dapat menerima keberagaman atau perbedaan yang mau tak mau memang hidup diantara kita. Parahnya lagi di negeri kita yang -ngakunya- beragam ini, jarang diberikan pendidikan multikulturalisme di bangku sekolah, setidaknya untuk memberikan pemahaman bagaimana toleransi antar warga negaranya itu teraplikasi, termasuk toleransi terhadap kelompok-kelompok minoritas.


xoxo

16 September, 2012

Hijab or jilbab or whatever you say


 hi bloggies!
hows your life so far? Mine is not bad :p
Hmm... kali ini aku akan ngobrol serius soal se-su-a-tu. ya se-ri-us *pasang muka ngeden*
Sebenernya udah lama mau nulis tentang ini Cuma dulu-dulu lagi nggak mood aja dan karena beberapap kali ngumpul sama gank ngges ngobrolin soal ini dan jadi ya kepikiran aja buat nulis ini di blog. Jadi mau nulis tentang apa sih gueee??
Yak. Satu halyang (dulu dan sempat) terlintas dalam pikiranku adalah tentang background kenapa aku berjilbab.
Sekarang2 ini emang lagi ngehits soal yang satu ini, yaitu golongan cewek2 berkerudung, dan ini pun masih terbagi-bagi kedalam beberapa “geng”. Sebut saja kelompok jilbabers di kalo yang di kampus aku model jilbabnya segede-gede jubah superman yang nutupin badan lebih besar dari tubuhnya dari ujung rambut sampai ujung sandal (bukan ujung kaki lagi) kelompok ini aku bilang. Kelompok lain adalah komunitas yang ngehits saat ini yaitu yang –kayaknya- punya sebutan sendiri buat “kerudung” alias hijabers. Itu tuh yang makek jilbabnya dihias-hias dan warna-warni. Enggak, saya nggak maksud nyela, komentar, atau berstatement apapun soal itu. 

12 September, 2012

Otak Tumpul

Beringsut adalah percakapan Feliks dan salah satu muridnya di SMP Satu Atap Meniy, Distrik Warmare, Manokwari. Saat itu adalah jam pergantian kelas dan Feliks akan mengajar pelajaran matematika dilihatnya seorang siswa keluar kelas meninggalkan pelajaran sambil membawa parang.

Feliks: Hei adik ko mau kemana he?
Siswa: Ahhh habis ini matematika.. Sa pu otak su tumpul. (Habis ini pelajaran matematika, saya punya           otak sudah tumpul)
Feliks: Lalu ko mau pergi kemana?
Siswa: Saya mau pergi ke kebun, petik nanas.
Feliks: Oh yasudah, kalo ada banyak boleh ko bagi buat kakak...kalo sedikit tak usah saja,

Akhirnya siswa itu pergi dan di hari berikutnya dia membawakan beberapa buah untuk Feliks dan kawan-kawan.

10 September, 2012

my 5th anniversary

hello all...!

Minggu sore ini saya dan sahabat2 satwa merayakan HUT 'kelompok belajar-bermain' kami yang diklaim sudah berjalan lima tahun, tepatnya sejak kita kelas satu SMA hehehee :)) Naaah kemarin kita kumpul-kumpul lagi di "il Mondo". Jumlah personelnya sih 15, unfortunately yang bisa dateng cuma 9 orang heheheh :p Lets check them out!

penne sharing: Bobot and Wipti


me and Unyit

Jujuk and Yumi


09 September, 2012

Jalan-jalan Soreeee

Hi, blo9!

Selamat hari minggu semuanyaahh!
kemarin, sabtu sore saya dan pacar mengunjungi pameran uang nusantara di gedung bank indonesia. pameran tutup jam 5 sore dan kita menjadi pengunjung terakhir yang datang pada pukul lima kurang se-per-em-pat B) Beringsut adalah koleksi yang berhasil kami jaring,

emas batangan seberat 13,5kg

08 September, 2012

Kedondong Biru

Here it goes again...

Pada sore hari di acara farewell tim KKN Unit 201a di Distrik Manokwari Utara. Terjadi sebuah percakapan iseng oleh Felliks dan Lia, seorang anak perempuan usia 9 tahun.

Felliks: Lia, ko taukah buah kedondong?
Lia: aa tara tau...
Felliks: Benar ko tara tau kedondong he?
Lia: ahh iya sa tau...
Felliks: Seperti apa bentuknya?
Lia: seperti telur ayam,
Felliks: apa warnanya?
Lia: *berpikir sejenak* biruu!!
Felliks dan saya: .____________.

Kitorang semua tinggal di hutan!

So here it goes...

Suatu hari saya dan teman pergilah berbelanja untuk kebutuhan sub-unit #KKN201a di Pasar Sanggeng, sebuah pasar di tengah Kota Manokwari, Papua Barat. Selain tidak ada kulkas untuk menyimpan makanan dalam waktu lama dan listrik menyala hanya -+ 5 jam maka kami putuskan untuk membeli logistik dengan dosis rendah alias dalam jumlah sedikit. Saat kami sampai di lapak mama (sebutan ibu oleh orang Papua) penjual kacang panjang, kami mulailah dengan tawar menawar harga dengan sedikit keberanian. FYI: semua dagangan yang jual disini tidak ada yang dijual kiloan, jadi para penjual telah mengemas mereka kedalam satuan kelompok sendiri, misal bayam dijual per ikat, telur dijual per kotak atau perbutir. Rata-rata harga per ikat sayuran adalah 5ribu.

saya: Mama, boleh kah beli sedikit saja? 
mama: aa.. tra bisa. Beli saja itu satu sudah...
teman: kami cuma butuh sedikit saja Mama..beli tiga ribu saja,
mama: iya ko beli itu satu ikat lalu kau taruh di kulkas.
teman: kami tidak ada kulkas mama..kami tinggal di hutan
mama: (dengan tegas dan lantang menjawab) Aaaahhh.... kitorang semua tinggal di hutan!
saya & teman: 0___________0 errr
Kemudian saya dan teman berjalan meninggalkan lapak. Tak lama kemudian...
mama: Yaaa sudah...ko ambil sudah itu...
Akhirnya kami berhasil mendapatkan satu ikat kacang panjang yang seharusnya dijual 5000, kami beli dengan harga 3000! :))

03 September, 2012

Mau es apa?

           Disuatu siang yang panas menyengat dan entah siapa yang terakhir menutup pintu neraka, seorang X sedang menikmati hari itu didepan teras rumahnya bersama seonggok Y. Mereka adalah duo gangster aka gagang senter, yang sudah cukup lama menjalin hubungan asmara.

         X: eh eh eh beli es yuk?
         Y: ya ayo, dimana?
         X: eh enaknya minum es apa yaaa? es jus? es teh?
 X & Y: hmmm *berpikir*
         Y: Naaah! Aku tau es apa!
         X: apa? apa? *antusias*
         Y: Kalo aku maunya.. es-u-en. (baca: sun)
         X: errrr -_____- *kemudian terkekeh dan menarik-narik leher Y*

02 September, 2012

Ayam Geprek Bu Rum

aiyayayaa aiyayaya...

Zalam zuper sahabat kulinerwan kulinerwati. Dalam postingan kali ini saya akan menlansir kabar sedap dari kawasan Demangan, Yogyakarta dimana referensi kuliner ini saya dapatkan dari seorang teman ketika kami berdiskusi kelompok mengenai tempat-makanan-rekomendet-di Jogja.Oke langsung saja say. Jadi, beberapa hari lalu saya dan pacar memutuskan untuk mencicipi Ayam Geprek yang cukup femes di daerah Kampus Sanata Dharma, Mrican. Dari jalan demangan itu anda masuk gang Rumah Makan Bungong Jeumpa, kemudian mentok dan ikuti pertigaan kearah utara lurus terus, di sudut jalan ada warung tenda yang paling rmaee naah disituu tekapenya. Kami sebagai nyubi yang amatir wajar dong kalo terjadi peristiwa salah-prosedur-dalam-mengorder. Jadi langkah-langkahnya untuk mengisi perut disini adalah, sebagai beringsut:
1. Setelah sampai ditujuan, letakkan kendaraan anda dan tata dengan rapi di sebelah warung. Ingat, motor tidak harus menghadap ke kiblat. Yang penting tertata rapi dan tidak mengganggu pejalan kaki apalagi penjualnya.
2. Berjalanlah menuju tempat nasi yang telah disediakan yaitu berada disebelah selatan mas-mas yang ngulek sambel. Setelah meraih piring nasi yang terbuat dari anyaman bambu dan berlapiskan kertas nasi, ambil nasi sesuai kebutuhan isi perut, jangan lupa pilih sayur dan lauknya, yaitu ada tahu, tempe, dan tentu saja ayam krispinya. FYI: Ayam diletakkan terpisah dari piring nasi yaa.
3. Sodorkan ayam tadi ke mamang-pengulek-sambel, kemudian anda akan ditanya berapa jumlah cabe yang mau dimakan. Setelah cabe diulek, kemudian ayam yang kamu pilih tadi digeprek deh di cobeknya. Makanan siap disantlap!
4. Proses pembayaran dilakukan kepada ibu-ibu pemilik warung yang ada disitu.
5. Dua porsi nasi, dua ayam plus sambalnya, dan dua es teh dibandrol dengan harga 17 ribuu. It's reachable, isn't t?


Usai saya dan pacar memesan 2 ayam, 1 tempe dan 1 tahu, kami memilih 17 cabe untuk 2 ayam tersebut. Well, well, well, sudah nyubi, amatir, songong pula! Kami pun cuma bisa megap-megap dengan mata berair, dan peluh dimana-mana. Alhasil 2 gelas es teh tawar, segelas es jeruk, dan es teh adalah harga yang harus kami bayar -____- errrr....

salam nyam nyam dan kecup di balik poni,
xoxo