Ini adalah cerita trip lanjutan selepas dari Taman Nasional
Baluran, masih dengan rombongan yang sama.
Kami lepas pergi dari Baluran
sekitar pukul setengah 7 malam dan berkendara kembali dengan elf sekitar 8
jam!Yang normalnya kalo ditempuh dari jalur situbondo (Baluran) - Bondowoso (Ijen) hanya 4 jam, katanya. Kita
sempat nyasar, ban bocor, dan ganti ban... belum lagi niat kita untuk mengejar
blue fire kembali gagal, setelah jadwal di hari pertama kami susun ulang dan menomorduakan
kawah ijen karena ingin mengejar blue fire-nya yang muncul di tengah malam.
Sampai di Ijen kira-kira pukul 4 pagi. Setelah melalui beberapa pintu
retribusi, dan mengisi perut yang kosong, serta bongkar muatan :P kami pun
mulai nanjak. Kawah Ijen sendiri memiliki ketinggian 2368 meter, dengan kedalaman
kawah 200 meter. di dekat kawahnya ini ada sumber belerang yang setiap saat
mengeluarkan kepulan asap yang kalo kita hirup lama-lama ga bagus buat
pernapasan kita.
Cuaca masih gelap dan mulai mendingin. Maka jaketpun terus
melekat di badan kami, juga senter di masing-masing kepala. Kami mulai nanjak
bersama dengan para penambang belerang yang sudah siap dengan keranjang mereka
dibahu mereka. Selama perjalanan yang terus menanjak, kami terus diikuti oleh
salah seorang penambang yang terus bersama kami hingga di kawah belerang. Ya,
mungkin dia sekalian menawarkan jasa, karena penghasilan seorang penambang
tidaklah besar. Saat kami bertemu
pengkolan sebelum spanduk himbauan penghentian pendakian, ada sebuah warung
kopi yang juga tempat dimana para penambang melepas lelah dan memamerkan souvenir
dari belerang. Sebetulnya jalur pendakian untuk mencapai kawah masih ditutup,
namun tetap saja para pengunjung terus melakukan perjalanan hingga destinasi
utama. Tidak memakan waktu lama untuk sampai ke kawahnya, sekitar 1,5 jam,
untuk para traveller yang terbiasa nanjak ya.
|
view along the way... cured my longing upon mountain :') |
|
itu lupa namanya gunung apa, ada di sebelahnya gunung Ijen ini |
Sepanjang perjalanan nanti kamu akan disuguhkan pemandangan keren dari gunung sebelahnya (ahh lupa namanya!) Uniknya, di kawasan ini kamu akan menemui banyak turis asing yang melancong. woow! Dari yang couple, keluarga, sampai yang solo traveler! Tapi memang keren lho! Warna kawahnya mampu menyihir kekaguman seluruh pengunjung, juga kombinasi warna kuning dari pegunungan belerang yang berada di dekat kawah.
|
struggling for a cent |
|
brimstone craft |
Sialnya, kamera dan minuman saya berada di tasnya Tedy, dan mereka berada jauh dibelakang..akhirnya saya cuma mati gaya diajak & mengajak foto teman-teman yang berjalan bersama saya -_-
Tak puas berada di atas kawah, kami memutuskan untuk turun kebawah mendekati kawah, tadinya udah malas dan takut karena beberapakali arah angin membawa kepulan asap belerang kearah kami yang kemudian membuat mata perih dan nafas tersengal-sengal karena baunya. Di dekat kawah ini para penambang nggak semuanya pakai masker! Dan dengan roso (kuat) mereka memanggul rupiah demi rupiah dari sumber belerang ke tempat pengepul. Hmm....yang begini nih yang sering kali kita renungkan tiap kali traveling...jadi berasa kan tiap peser rupiah yang kita miliki itu berharga banget!
|
mooie Ijen :) |
|
tot ziens, vrienden van reizen! |
yang disebelahnya namanya gunung raung, nama puncaknya Puncak Sejati.. diberi nama Puncak Sejati karena tidak semua orang bisa mencapai puncak gunung itu, harus pake tali2an ala mapala gitu2 deh, salah injek batu, terjun ke jurang.. serem ya :p
ReplyDelete