Bagi seseorang yang akan
melakukan perjalanan wisata, anggaran pengeluaran tentulah menjadi hal yang
sangat krusial khususnya bagi mereka yang berpegang teguh pada prinsip low budget traveling. Setiap kali habis
bepergian saya selalu ditanya, “budget kesana habis berapa?” “Wah murah ya!”
“Ih, kok mahal!” Nah, sebenarnya seberapa besar budget yang kita anggarkan
untuk sebuah perjalanan itu bergantung pada gaya hidup seseorang. Misalnya
tidak semua orang yang melakukan traveling akan membeli souvenir atau oleh-oleh,
atau tidak semua orang senang mencicipi makanan khas suatu daerah tujuan. Masing-masing
orang punya caranya sendiri untuk mengatur pengeluaran agar tidak over budget. Yang paling umum dilakukan
misalnya dengan memesan tiket perjalanan saat masa promo sehingga biaya
pengeluaran bisa ditekan. Saat ini sudah banyak maskapai penerbangan yang
menawarkan low budget air cost. Untuk
perjalanan terakhir saya kemarin misalnya, saat diluncurkannya Thai Lion Air, maskapai tersebut
memberikan tiket promo yang lumayan murah. Saya dan dua orang teman adalah beberapa dari orang yang beruntung mendapatkan tiket Jakarta-Bangkok
hanya dengan 285,000 rupiah saja. Nah, apalagi pengeluaran yang bisa kamu tekan
saat dalam perjalanan? Berikut langkah-langkah yang bisa kamu coba.
1. Membawa
bekal sendiri
Saat berencana melakukan
perjalanan yang cukup lama, membawa logistic dari rumah memang sangat
bermanfaat. Selain bisa dimakan sewaktu-waktu saat lapar, tentunya ini bisa
menekan biaya pengeluaran untuk makan. Saat wisata kuliner, harus dipertimbangkan juga makanan apa yang benar-benar ingin dicicipi, toh tidak semua makanan akan kita coba -kalau masih ingin menghemat budget. Nah,
makanan apa saja yang praktis dibawa saat dalam perjalanan? Abon, roti tawar,
susu kental manis, cup mie instan, adalah sederet makanan yang bisa
mengenyangkan perut saat di perjalanan sekaligus menghemat makan siang atau
sarapan. Jangan lupa untuk selalu bawa botol minum. Biasanya di Negara-negara
maju, mereka memiliki keran yang airnya bisa langsung diminum, seperti di
bandara Changi, anda bisa mengisi botol air minum dari keran disana dan tentunya
gratis! Begitu juga saat di Wat Pho, Bangkok, mereka memberikan refill air sepuasnya.
2. Gunakan
public transport
Dimana-mana yang namanya
transportasi massal milik pemerintah biasanya memiliki tarif jauh lebih
murah dari transportasi lain. Misalnya saja beberapa bus umum di Bangkok
memasang tariff 6,5 bath ( 1 bath= 400 rupiah), atau bus di Ho chi minh
bertarif 5000 Dong (2000vnd = 1000 rupiah) lebih enak lagi kalau yang tarifnya
sesuai jarak perjalanan seperti di Indonesia, yang tariff angkotnya bervariasi
mulai dari 2000 sampai 4000 rupiah. Tentu saja ada harga yang dibayar dari tariff murah
ini, seperti tingkat kenyamanan dan fasilitasnya tentu berbeda dibandingkan kalau kita
memilih naik taksi. Kalaupun ingin menggunakan taksi atau transportasi sejenis (bajaj, tuk-tuk), patungan
dengan beberapa pejalan tentunya dapat menghemat pengeluaran. Untuk orang yang
suka bergerak, menyewa sepeda bisa jadi pilihan menarik, selain harganya murah
dan sepeda bisa jadi alternative pilihan untuk pergi ke lokasi-lokasi yang
dekat dengan penginapan kita.
3. Cari
penginapan murah
Saat ini sudah banyak bermunculan hostel atau dorm yang berdiri di tiap lokasi wisata, di Jogja kini
sudah hada backpacker hostel atau Edotel yang menyediakan dorm dengan harga mulai 50,000 sampai
75,000 rupiah. Selain itu juga banyak situs yang memberikan bermacam pilihan hotel sesuai dengan
budget yang dikehendaki, misalnya saja Agoda, Hostelworld, dan lain-lain. Mengikuti forum backpacker
atau forum sejenis bisa jadi menjadi alternatif untuk mencari hostel mana yang benar-benar menawarkan
harga murah, meskipun berada di kawasan sekalipun.
4. Manfaatkan
bus malam
Pergi di malam hari saat akan berpindah destinasi atau ke kota lain akan menghapus pengeluaran kita untuk menyewa hotel. Jangan lupa untuk mempertimbangkan harga dengan fasilitas yang di dapat, meskipun harga bus murah tetapi kalau kursinya nggak nyaman malah bikin kita kesakitan dan nggak bisa tidur.
5. Going with locals!
Bergaul dengan warga lokal akan memberikan banyak manfaat bagi seorang pejalan. Selain bisa tahu budaya sehari-hari masyarakat setempat, kita juga bisa menghemat pengeluaran untuk biaya penginapan. Tengoklah forum Couchsurfing, dimana kamu bisa ''nebeng'' tinggal atau sekedar hang out bareng warga lokal. Selain itu keuntungan lain ialah mereka bisa membantu menawar harga dalam bahasa lokal saat kalian berhadapan dengan pedagang suvenir di daerah setempat.
6. Do Explore!
Sama seperti belanja, untuk menemukan penawaran yang murah kita memang harus eksplor ke banyak tempat. Dari tempat makan, sewa kendaraan, penginapan, dan lain-lain. Biasanya tempat yang paling mudah dijangkau sama turis harganya bisa lebih mahal dari yang lebih jauh. Misalnya saat di Ayuthaya, tempat sewa sepeda paling dekat dengan jalan raya alias paling mudah terjangkau wisatawan, menawarkan sewa sepeda seharga 40bath, sedangkan di tempat lain hanya berjarak sekitar 50 meter ada yang memasang harga 20bath saja. Saat keadaan memaksa kita untuk makan di bandara yang notabene harganya jauh lebih mahal, kita harus mengeksplore betul-betul tempat mana yang menawarkan harga makanan yang setidaknya meskipun mahal, namun tetap worth it untuk dinikmati syukur-syukur bikin kenyang. Saat di Changi I'nal Airport, Burger King mau tidak mau jadi pilihan makan siang, 6$ harus kita relakan untuk sebuah burger saja tanpa minum. Malamnya, kita coba cari di foodcourt lain, masih di tempat yang sama, ternyata ada gerai makanan asia yang dengan harga kurang dari 6$ saja kita sudah bisa makan kenyang: satu mangkok mie yang tidak sedikit plus kopi. Tapi kan kenyang relatif ya? hihihi
Sama seperti belanja, untuk menemukan penawaran yang murah kita memang harus eksplor ke banyak tempat. Dari tempat makan, sewa kendaraan, penginapan, dan lain-lain. Biasanya tempat yang paling mudah dijangkau sama turis harganya bisa lebih mahal dari yang lebih jauh. Misalnya saat di Ayuthaya, tempat sewa sepeda paling dekat dengan jalan raya alias paling mudah terjangkau wisatawan, menawarkan sewa sepeda seharga 40bath, sedangkan di tempat lain hanya berjarak sekitar 50 meter ada yang memasang harga 20bath saja. Saat keadaan memaksa kita untuk makan di bandara yang notabene harganya jauh lebih mahal, kita harus mengeksplore betul-betul tempat mana yang menawarkan harga makanan yang setidaknya meskipun mahal, namun tetap worth it untuk dinikmati syukur-syukur bikin kenyang. Saat di Changi I'nal Airport, Burger King mau tidak mau jadi pilihan makan siang, 6$ harus kita relakan untuk sebuah burger saja tanpa minum. Malamnya, kita coba cari di foodcourt lain, masih di tempat yang sama, ternyata ada gerai makanan asia yang dengan harga kurang dari 6$ saja kita sudah bisa makan kenyang: satu mangkok mie yang tidak sedikit plus kopi. Tapi kan kenyang relatif ya? hihihi
Ini cara saya menghemat pengeluaran selama perjalanan, bagaimana dengan kamu? Let's share your thought! Oiya, apakah setiap perjalanan dengan dana yang terbatas kita (masih) harus beli oleh-oleh? Di postingan berikutnya saya akan mencoba mengulas hal apa saja yang jadi pertimbangan saat akan beli oleh-oleh meskipun dana kita minim.
Aurevoir!
No comments:
Post a Comment