It seems I don’t believe
in friendship anymore
Berawal dari satu rahasia si A
yang diceritakan kepada si B. Kemudian si A menyumpah B agar jangan ada
oranglain yang tahu ceritanya. Lain halnya dengan si B merasa rahasia A perlu diketahui si C,
karena mereka (A,B, dan C) berada dalam lingkaran relasi yang sama yang artinya
wajar untuk saling mengetahui cerita satu sama lain. Di sisi lain kegatelan
untuk rumpik jadi penyebabnya, akhirnya rahasia
itu sampai juga ke telinga si C. Sebelum B menceritakan rahasia si A kepada si C, si B pun
sempat menyampaikan prolog, dengan sadar betul ia berkata bahwa
Sebenarnya ini rahasia si A dan hanya aku saja yang boleh tahu, tapi aku
merasa kamu juga perlu tahu karena kita sama-sama bersahabata, tapi ini buat
kita saja ya.
Si C tidak masalah. Namun sempat
ia heran mengapa hal macam itu dilakukan si B.
Bagaimana mungkin si B mengkhianati kepercayaan si A untuk menjaga
rahasianya, apa ini yang dinamakan persahabatan? Karena merasa peduli sehingga rahasia
si A perlu menjadi konsumsi bersama juga? Saling mengumbar cerita yang
seharusnya mejadi konsumsi satu person saja? Tidak menutup kemungkinan kalau
suatu saat aku menceritakan rahasiaku pada si B, pastilah si B akan melakukan
hal serupa, menceritakannya pada si A.
Semenjak itu si C sadar untuk tidak pernah
lagi mengumbar cerita atau rahasia pada siapapun, sekalipun sahabatnya.
Apa ini
relasi yang dinamakan persahabatan? Aku
yakin tidak semua orang seperti si B, tapi sepertinya juga tidak banyak.
Kebiasaan untuk berbicara keburukan
atau ketidaksukaan terhadap orang lain secara langsung bukan menjadi hal yang
lazim untuk kita. Ini mengakibatkan sering kita membicarakan kelemahan
seseorang dibelakang. Bahkan itu terjadi juga saat sahabat A menyatakan
keburukan sahabat B kepada sahabat C. Si C lagi-lagi heran.
Memalukan. Menurutku kamu boleh membicarakan keburukan siapa saja asal
itu bukan orang dalam lingkaran persahabatan kita. Kamu ingin membunuh karakter
sahabatmu sendiri di depan oranglain -meskipun itu juga sahabatnya-? Kalau tidak suka kenapa kamu tidak berbicara langsung
dengannya? Kamu tegur dia jika kamu tidak suka dan beri pengertian toh masalah selesai. Memang tidak pernah
semudah itu. Tapi aku hanya risih dan tidak nyaman saat keburukan si B kamu
adukan kepadaku.
Dua hal tersebut
menjadi titik balik bagi si C dalam memandang sebuah relasi yang selama ini
dikultuskan sebagai sesuatu yang diagungkan dan sekarang hanya mejadi mitos belaka
baginya.
Teruntuk seluruh sahabat di semesta raya!