Hi guysss... Apa yang bisa kamu lakukan selama 5 jam di Surabaya? Iya, apa??
Oke aku akan menceritakan ulang perjalanan gembel bersama seorang teman bernama Gelap. Sebenarnya kita lebih kurang 8 jam di Surabaya, namun dalam waktu 5 jam saja, kita sudah berada di 4 tempat! heeheh... Jadi gini ceritanya, beberapa minggu lalu aku, Gelap, dan Tedy gabung di trip Baluran-Ijen bareng temen-temen dari Backpacker Indonesia. Naaah, karena meeting point-nya berlangsung jam 9 malam dan kereta kami sudah sampai di Surabaya pukul 14.30 siang, maka aku dan Gelap memutuskan buat city seeing duluan. Nah lho Tedy kemana??? Alkisah si Tedy ini ketinggalan kereta broooo....alhasil dia ngejar kita naik bus! hahahaha!
1. Monkasel
Begitu sampai di Surabaya, aku dan Gelap langsung mencari mangsa alias ngisi perut dulu. Berlabuhlah lidah kami pada RM Nasi Padang di dekat stasiun Gubeng. Kami sempat mencari destinasi wisata terdekat dari Gubeng, dan pilihan jatuh pada Monumen Kapal Selam a.k.a Monkasel. Kita jalannya cukup muter jauh ternyata, karena kami berjalan dari pintu belakang stasiun, *eh, itu depan apa belakang stasiunnya ya?*
Setelah bermodal GPS dan prinsip Sesat bertanya malu di jalan, sampailah kami di Monkasel. Fyi: Surabaya keras! Padat kendaraan, jalanan rame, dan susah nyebrang!! Bahaya lebih tepatnya, karena belum ada fasilitas yang nyaman buat nyebrang via jalan kaki.
Surabaya adalah kota metropolitan kedua setelah Jakarta. So, jangan heran...kalau banyak gedung tinggi dan Mall disini. Sayangnya, kawasan metropolis ini diimbangi dengan keberadaan area kumuh di pinggiran rel kereta api dan tata pemukiman yang semrawut.
Surabaya adalah kota metropolitan kedua setelah Jakarta. So, jangan heran...kalau banyak gedung tinggi dan Mall disini. Sayangnya, kawasan metropolis ini diimbangi dengan keberadaan area kumuh di pinggiran rel kereta api dan tata pemukiman yang semrawut.
Monumen Kapal Selam. Umbul-umbulnya gengges be'eng alias ganggu banget! |
Nah, Monkasel terletak di pinggiran sungai kali mas, tidak jauh dari stasiun Gubeng. Masuk Monkasel kami dipunut HTM sebesar 5000, sudah ada guide yang menyambut kami di pintu masuk kapal, sayangnya teteh guide ini nggak memandu kami sampai badan kapal bagian belakang. huft bet deh -_-
Kapal Selam ini dibeli dari Rusia tahun 1962, yang berfungsi untuk menyerang musuh dan melakukan pengawasan. Kapal ini dilengkapi dengan torpedo di bagian haluan, ada juga ruang untuk awak kapal, kapten, yang tentunya ada dapur, ruang makan, dan sanitasinya. Fyi: Monkasel merupakan monumen kapal selam terbesar di kawasan Asia loh! Ternyata nggak cuma monumen, disini juga ada live music dan kolam renangnya juga... tau deh dimana :3 Selesai potret-potret nggak jelas, kami bingung nih mau kemana, tadinya aku pengen ke House of Sampoerna atau Patung Buddha 4 wajah namun ternyata tempatnya jauh, ada di deket pantai sana...tau deh pantainya dimana. Opsi kedua adalah ke Masjid Cheng Ho yang ternyata nggak gitu jauh kalau ditempuh dengan angkot.
ini tempat tidur awak kapal, di depannya berjejer foto-foto kapten kapal |
menyenangkan punya televisi, lihat dunia yang berwarna-warni |
penampakan ruangan dalam kapal |
2. Masjid Cheng Ho
Sekitar pukul 4 sore, jadilah kita berjalan sekitar 100 meter di persimpangan lampu merah buat nyari angkot. Cukup dengan 2500 kamu sudah di antar kedepan Hitech Mall untuk kemudian jalan kaki lagi masuk kompleks perumahan dimana Masjid Cheng Ho berada. Yap! Ternyata masjid ini berdiri diantara pemukiman penduduk! Di masjid ini ada gedung serbaguna, taman kanak-kanak, lapangan basket dan tentunya masjid. Masjid Cheng Ho adalah masjid pertama di dunia yang menggunakan nama Laksamana Zheng He atau Cheng Ho, yaitu seorang pelaut China yang juga seorang muslim. Atas dedikasi Cheng Ho yang telah berlayar hingga ke Kepulauan Nusantara, maka masyarakat Surabaya mendirikan Masjid ini sebagai ''monumen''nya. Nah disinilah saya sempatkan buat mandi! Karena saat itu sepi, jadi akuberkesempatan emas buat milih kamar mandi, hehhee..aku pun pilih kamar mandi yang paling pinggir, niatnya sih biar biar nggak gengges aja kalau di tengah. Eh, ternyata begitu kelar mandi, sudah banyak pengunjung berdatangan, ada ibu-ibu yang nyeletuk "itu kamar mandi laki-laki, tapi yang keluar cewek?" e bodo amat deh! Ternyata ada label 'laki-laki' di atas pintu yang nggak saya baca. huahahahaha, untungnya juga ga ada pria yang nungguin aku depan pintu. Disini juga aku sempatkan nge-charge batere hape. Beberapa kali kami melakukan kesalahan, seperti Gelap seharusnya tidak boleh memasuki ruang perempuan, begitu juga aku, jadilah kami dilihat aneh oleh pengunjung lain. Si Gelap ternyata janjian dengan temannya disini. Ceritanya kita mau diajak nongkrong gitu, nungguin waktu meeting poin yang masih beberapa jam itu. Namun, temannya ini bertiga dan hanya membawa dua motor. Gelap dan temannya menentukan destinasi dan akhirnya Taman Budaya lah yang mereka tawarkan.
seperti di Taiwan |
3. Taman Budaya Surabaya
Tujuan kami berikutnya adalah nongkrong di Taman Budaya atau di halaman Departemen Kebudayaan dan Pariwisata Kota Surabaya. Jadilah sekitar jam 5 kami cabut dari Masjid Cheng Ho. 'Teman-teman-Gelap' ini cenglu (bonceng telu/bonceng bertiga) sedangkan aku berdua dengan Gelap.
Eng ing eng....trio temennya Gelap ini ternyata membuat kami layaknya koboy di jalan! Aku dan seorang teman Gelap nggak pake helm saat itu padahal kami melewati jalan raya dan juga lampu merah. Alhasil, dibawalah kami melewati gang sempit diantara pemukiman warga yang mengharuskan kami mematikan mesin motor dan mendorongnya! hell! Saya yang membawa dua ransel, depan dan belakang agak kerepotan dan menjadi pandangan tiap warga. eeww... Jadi nih, di gang ini ada banyak warga yang nongkrong di depan rumahnya, ada warung, kos-kosan, bapak-bapak ngobrol, yang bikin syok ada emak-emak yang cuma kembenan doang pake' sarung... oke it's a wow! Pokoknya rame deh, kaya' kampung-kampung di tivi gitu...banyak yang nongkrong depan rumah. Setelah menempuh beberapa puluh meter sampailah kita diujung gang, dan mulai ngegas motor. Di perjalanan ini kita sempat bertemu dengan mbak-mbak tanpa helm berbaju jala-jala yang menerawnag dan alhasil dalemannya keliatan...oke skip. Sesampainya di Taman Budaya, kita istirahat sambil ngobrol ngalor ngidul sembari menunggu kedatangan Tedy yang ternyata doi musti naik bis lagi setelah dari terminal. Disini ada pendopo yang disediakan untuk kebutuhan publik, seperti latihan menari bagi anak-anak, seperti yang saat itu kami lihat, lumayan daripada lumanyun dihalaman kantor ini aku bisa nyelonjorin kaki dan badan yang butuh kasur, bantul, guling, dan belaian ini. Tempatnya hampir sama dengan Taman Budaya di Jogja, ada public space-nya gitu.
Taman Budaya di malam hari |
4. Surabaya Town Square
Sekitar maghrib, jam 18.30, Tedy mengabarkan kalau sudah turun dari bus. Kami pun tancap gas menuju Sutos a.k.a Surabaya Town Square. Sutos adalah mall termegah kedua setelah Grand Indonesia yang saya datangi hehehe.... Tempatnya gede, kaya' PVJ tapi beneran gede. Ada yang outdoor gitu cafe, dan bar-nya kayak di Bali. Yang jelas ini kawasan orang elit, badan-badanku mulai menunjukkan sinyal-sinyal yang nggak biasa... Untungnya ada menu 10ribuan di Wendy's! hahaha teuteup! Meeting point kami dan rombongan Baluran-Ijen memang di Sutos, maka kami putuskan berlabuh disini dan dalam 2 jam kami akan bertemu. Tedy ternyata masih harus berjalan dari tempat dia diturunkan dari bus dan sekitar pukul 8 kami bertemu. Aku dan Gelap cs. menunggu doi di Wendy's. Beberapa saat kemudian kami bertemu dengan Tedy dan memutuskan berbelanja sedikit kebutuhan di supermarket dekat mall. Eh, sialnya meeting kami diundur beberapa jam karena ada rombongan dari kota lain mendapat masalah di jalan. Kami pun sukses dibikin mati gaya, tepar, dan ngantuk polllll! Bayangin saat itu adalah waktu terlama saya tidur di Mall, eh nongkrong di Mall. dari jam 7 malam hingga setengah 12!! Nah, karena fasilitas 24 jam inilah, Sutos dijadikan meeting point kami, hahaha!
gemerlap Sutos |
Nah, begitulah 5 jam saya di Surabaya. Dari jam 3 sore sampai jam 8 malam, dari Stasiun Gubeng sampai Surabaya Town Square... Tadinya masih pengen jalan, tapi apa daya kondisi fisik udah KO duluan... Tapi inilah perjalanan! Cheerss!!!
No comments:
Post a Comment