Entah mengapa mood untuk bercerita itu selalu datang tak tepat waktu dan sepertinya harus segera dilakukan, kalau tidak kisah perjalanan bertahun-tahun lalu bisa menguap begitu saja. Seperti cerita perjalanan berikut yang sebetulnya sudah terjadi (hampir) tiga tahun lalu!
Mood saya terbawa hingga ke satu episode dimana masa kursus di Woudschoten berakhir dan mengharuskan saya dan teman-teman melanjutkan perjalanan ke tujuannya masing-masing. Teman-teman saya dari UI melanjutkan tur Eropa mereka ke Paris, Roma, dan Venezia. Kemudian teman lainnya melanjutkan persinggahan ke sanak saudara atau kerabat. Saya yang cekak uang saku ini akan melanjutkan perjalanan ke Gent, Belgia! Kenapa? Disana ada teman saya kursus semasa di Jakarta, bernama Bayu, yang juga ikutan summer course di Gent. Dia tinggal di asrama mahasiswa disana bersama tiga rekan lainnya yang berasal dari UI dan Surabaya. Dengan tergopoh-gopoh, kami, saya dan tiga teman lainnya naik kereta dari Utrecht Centraal Station menuju Amsterdam Centraal. Di dalam kereta ternyata kami harus berdiri berdesak-desakan dan menjaga keseimbangan agar tidak jatuh tiap kali kereta mengerem atau melaju ditambah lagi barang bawaan kami yang cukup menyita tempat sehingga sulit untuk mengatur ruang.
Sampai di Amsterdam Centraal. Solo trip dimulai! Ini pertama kalinya saya jalan sendirian. di Negara orang. Yang saya tuju pertama adalah loket penitipan barang. Setelah mengecek, ternyata dikenakan biaya sewa dan saya lupa ada alasan lain yang menyebabkan saya tidak jadi menitipkan kopor saya. Akhirnya saya beli tiket tujuan Gent, yang uh, ternyata saya nggak dihitung tiket pelaar, padahal lebih murah apalagi waktu itu ada tiket promo khusus summer! Setelah bertanya ke petugas, saya harus transit dimana, dan akan sampai di tujuan jam berapa saya langsung bergegas ke peron. Saya sempat diberikan catatan, untuk memperjelas maksud petugas tersebut, karena memang saya mulai bingung dan tidak dapat menangkap penjelasannya.
Graveensteen |
Perjalanan dimulai. Kereta telah melaju. Hingga saat itu saya lupa sampai dimana, dan sudah lewat dari jam satu siang, waktu dimana seharusnya saya ganti kereta. Saya tanyakan pada petugas dimana saya harus turun. Ternyata tujuan Gent, sudah kebablasan, doeng! Akhirnya saya diturunkan di stasiun berikutnya. Disana saya dioper ke kereta berikutnya tanpa perlu beli tiket lagi. Setelah sekian jam, akhirnya jam 3 sore saya sampai di Gent dengan cuaca yang tidak bersahabat. Karena hujan saya dianjurkan naik taksi oleh Bayu karena ia sepertinya akan terlambat dan hanya bersepeda. Saya ragu karena takut taksi akan mahal. Jadilah saya memutuskan naik bus, setelah kebingungan saya harus kemana, saya bertanya kepada petugas dan dengan baik hati saya diberikan peta! Untuk menuju halte. Tapi kata Bayu bus akan segera berakhir jam beroperasinya. Bodohnya saya membaca peta membuat saya tersesat dan muter-muter di kompleks perumahan belakang stasiun. Hingga akhirnya.... kesialan itu datang. Ban kopor saya lepas! Karena tidak mampu menahan beban yang berlebihan. Kopor (pinjaman) saya kecil dan tidak kuat lagi menahan beban ditambah berjalan diatas jalan yang tidak selalu rata. Kayaknya sih ini rodanya kepanasan gitu jadi memuai dan lepas dari rangkanya. Buruknya ;agi saat itu hujan! Jadilah saya teronggok di pinggir jalan sendirian, menunggu kabar dari Bayu setelah kuceritakan bagaimana keadaan saya. Saya ingat betul saat itu menunggu di sebelah restauran Asia sembari ditemani hujan. Di saat-saat kesulitan seperti ini, saya kemudian teringat rumah, ibu, ayah, dan kakak. Huuuuhuu *drama pun dimulai. Nampaknya Bayu mulai kesal begitu ia datang menemui saya. hehehe Bayu datang bersama temannya dan kami berjalan kembali ke stasiun untuk mendapatkan taksi. Perasaan bersalah mengahntui saya.
Tiba di Home Boudewijn. Ini adalah asrama mahasiswa Gent. Disini saya kemudian numpang menginap selama tiga malam bersama peserta summer course lainnya.
Kamar di Asrama Homeboudewijn, Gent |
Nah, ngapain aja saya di hari berikutnya di Gent?
No comments:
Post a Comment