sebuah danau di dekat Maurits Huis, Den Haag (2011) |
Kutipan di atas berasal dari buku Erikson yang bertitel Identitas dan Siklus Hidup Manusia. Entah di halaman dan paragraf ke berapa tapi sekilas kutipan tersebut cukup mengena. Kalau ditinjau dari arti yang ditulis, bunyinya gini: aku terus hidup karena diriku sendiri. 'Tul nggak? Semua masalah yang bikin kita bisa bertahan sampai detik ini ya karena kita sendiri yang mengendalikannya. Tapi mungkin ada juga 'campur tangan' dari orang lain, seperti pilihan-pilihan yang mereka tawarkan saat kita berada dalam masalah. Ucapan atau nasihat-nasihat oranglain ini yang kemudian kita jadikan bahan pertimbangan dalam menyelesaikan masalah. Aku jadi ingat diskusi di kelas Bahasa Belanda dengan dosen favorit saya, Bu Vini. Beliau waktu itu sharing ke kita gimana cara dirinya dalam menyelesaikan masalah saat dia dihadapkan dengan pilihan-pilihan yang membingungkan dan bahkan komentar dari orang terdekatnya tidak membantu. Maka dia berkata bahwa sebetulnya kita sering lalai. Kenapa? Saat kita curhat atau bercerita kemana-mana, menanyakan bagaimana sebaiknya langkah yang dipilih kepada beberapa orang, kita seringkali mengambang dibuatnya: tidak tahu mana solusi yang terbaik untuk diambil. Beliau bilang kalau saat terbaik adalah saat dirinya mengurung diri di kamar dan merefleksikan semuanya, karena solusi terbaik atas masalah kita hanya datang dari pikiran dan keputusan kita sendiri.
Aku mengamini. Berbagai solusi yang ditawarkan oranglain belum tentu sesuai dengan solusi yang kita inginkan. Karena yang tau gimana baiknya hidup kita ya diri sendiri. Seringkali aku menemui teman yang kalau dapat masalah curhat kemana-mana, mengumpat sana-sini, merasa dirinya yang paling sengsara di dunia ini. Padahal, let's see: banyak orang di luar sana yang bahkan nggak tahu harus makan apa nanti siang, banyak orang kesuulitan air bersih, banyak orang bahkan nggak ngeluh saat desa mereka belum dialiri listrik 24 jam! Hello? Banyak orang dengan problemnya masing-masing. I appreciate how they face it. Tetapi rasa-rasanya kok berlebihan juga ya pake' acara mengumbar 'kesengsaraannya' yang nggak seberapa itu ke khalayak umum dan nggak satu saran pun bahkan ia dengar. Hmm... Let it go with the wind , biarkan semua makhluk berproses dengan masalahnya masing-masing!
Let us survive, Universe! :))
Let us survive, Universe! :))
No comments:
Post a Comment